Keesokan harinya...
"Ni, mau basketan tidak?" ajak Greg. Dia membangunkan adiknya yang masih tertidur itu. Tapi Niall tidak mau bangun. "Hei, mau basketan tidak? Oh, aku tau, kamu tidak mau basketan ya. Sayang lho, padahal hari ini ada banyak makanan disediakan di lapangan," kata Greg berbohong. Begitu mendengar kata 'makanan', Niall labgsung tersentak bangun, "Apa? Makanan? Mana? Dimana?" "Di lapangan. Ayo cepatlah, mau basketan tidak?" Greg menggerutu. "Oh ya, aku mau. Tunggu dulu ya kak!" Niall pergi untuk berganti baju.
Tidak perlu waktu lama untuk menunggu Niall berganti baju. Dalam sekejap saja baju tidurnya sudah berubah menjadi kaos olahraga, celananya juga, yang khusus untuk basket. Greg dan Niall juga tidak lupa memakai sepatu khusus basket, supaya lebih nyaman. Sepatu Niall mereknya adidas, kalau Greg nike. Tapi tentu itu bukan masalah. Di bayangan Niall sudah ada makanan banyak setelah dia sampai di lapangan nanti.
Setelah berpamit pada Bobby Horan dan Maura Gallagher, Niall dan Greg pergi ke lapangan. "Niall, ingat, jangan cari makanan disana. Tidak ada makanan disana. Kalau kau pergi kesana kemari mencari makanan, kau akan disangka orang gila," kata Greg sambil menyetir mobil. "Hah? Bukannya tadi kakak bilang ada banyak makanan disana?" tanya Niall. Greg tertawa. "Aku hanya menggunakan kata - kata itu untuk membangunkanmu. Habis dari tadi aku ajak kamu basketan tapi kamu malah tidur terus," lanjutnya. Niall menjilat bibirnya dengan kesal.
Di lapangan...
"Kak, apa benar kita bisa main disini?" tanya Niall. "Ya bisa dong. Kenapa tidak?" jawab Greg. "Lihatlah kak, ada orang yang memakai lapangannya. Orangnya banyak sekali, memenuhi lapangan," kata Niall. Greg terkejut. Dia menoleh. Benar yang dikatakan Niall. Sepertinya sebuah tim basket sedang berlatih, pikir Greg. Tapi mana mungkin mereka berlatih pada hari Sabtu pagi seperti ini? Biasanya Greg bermain disitu juga tidak ada tim itu. Paling hanya beebrapa orang tetangga Greg yang bermain disitu juga. Apa mungkin mereka sedang mebdekati pertandingan, sehingga perlu banyak latihan? Mungkin. Tapi tim apa itu? Tidak ada klub olahraga yang mungkin berlatih disitu. Greg benar - benar bingung.
"Jadi bagaimana kak? Apa kita bisa main?" tanya Niall lagi. "Entahlah, sebaiknya kita bertanya dulu pada seorang diantara mereka. Kita tanyakan siapa mereka, sedang apa mereka disitu, dan terakhir apakah kita bisa memakai lapangan itu untuk bermain," jawab Greg.
Mereka pun berjalan menuju lapangan. Greg menghampiri seorang lelaki yang duduk di pinggir lapangan. Dia berkata, "Permisi." Orang itu menoleh. "Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan. "Mm... begini. Apa anda tau siapa yang sedang memakai lapangan ini?" tanya Greg. "Ya, saya tau. Ini adalah tim Golden State Warriors atau biasa disebut Warriors saja. Memangnya ada apa, anak muda?" tanya orang itu lagi. "Darimana bapak tau ini adalah tim Warriors?" Greg bertanya lagi. "Saya tau, karena saya pelatihnya. Kenapa? Kau ingin memakai lapangan ini, anak muda?" kata orang itu. "Oh, bapak pelatihnya? Ee, iya. Aku dan adikku ini ingin memakai lapangan ini untuk bermain," kata Greg sopan juga. "Mm... tapi saya tidak tau apakah anda bisa memakai lapangan ini atau tidak. Coba kudiskusikan dulu dengan pelatih satunya, itu yang disitu. Bagaimana?" tanyanya.
Greg melirik Niall. Niall pun mengangguk dan Greg juga mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Horan and Mr Curry
Hayran Kurguboth Niall Horan and Stephen Curry fanfic Niall Horan hanyalah anak kuliahan biasa yang suka juga bermain basket. biarpun suka dia tidak terlalu hebat memainkannya. dia belum pernah diajak masuk tim basket sekolah sejak SD sampai SMA. tapi suatu har...