Mr Horan and Mr Curry

Chapter 2 : The Horans

Author POV

Greg menunggu Niall di teras rumahnya. Rupanya Greg juga sudah tidak sabar menunggu kedatangan adiknya itu. Sama seperti Niall, dia berharap juga mereka berdua bisa bermain dan bersenang - senang bersama setelah ini. Ini kan liburan, jadi pasti banyak yang bisa mereka lakukan bersama.

Greg juga tidak lupa menyusun rencana untuk Niall. Dia sudah berencana untuk mengajak adiknya bermain basket di lapangan dekat rumahnya. Dia sudah membayangkan akan betapa senangnya hati Niall kalau hal itu dilakukannya. Greg sudah menyusun semua acara yang disukai Niall, ayah dan ibunya untuk dilakukan bersama - sama. Tentu tak ketinggalan acara jalan - jalan keliling New York. Semua sudah disusun oleh Greg.

5 menit Greg duduk di teras...

Greg POV

"Hei! Greg! Apa kabarmu Greg?" terdengar suara Niall di telingaku. Aku langsung mendongak dan melihat keluargaku datang. Niall berlari ke arahku. Aku pun berlari ke arahnya, dan alhasil, kau tau kan, ya, aku dan Niall berpelukan erat. Niall mencium pipiku, dan aku melakukan hal yang sama.

"Greg, bagaimana kabarmu? Aku senang kau siap menyambut kami," kata Niall. Aku menjawab, "Aku baik - baik saja. Kalau kamu pasti baik kan? Aku tau Ni, kau ini selalu tampak bahagia. Aku juga senang menyambut kalian. Kau tau Ni? Ada sesuatu di rumahku sekarang." Niall tampak bingung. "Greg, bagaimana kabarmu?" "Ayah! Sudah lama kita tidak bertemu! Aku sayang ayah, dan juga ibu," aku berlari lagi menyambut ayah dan ibuku. Betapa senangnya bertemu mereka bertiga lagi.

"Yuk masuk," kataku mempersilahkan mereka bertiga masuk. "Apakah ada kabar baru nak?" tanya ayahku. "O ya, tentu saja! Ayah dan ibu mungkin bisa menerima ini," jawabku sambil menunjukkan apa yang ada di layar laptopku. Aku memang sedang main - main dengan laptop sebelum keluar ke teras tadi.

Ayah, ibu dan adikku melihat dengan cermat apa yang ada disitu. "Jadi, kau akan segera melamar Denise menjadi bagian dari keluarga kita?" tanya ayahku. "Benar sekali yah. Tadi aku sedang membuat undangannya. Ayah ingat kan, sudah berapa lama aku dan Denise berpacaran? Itu sudah lama sekali. Aku dan Denise juga sudah berdiskusi mengenai hal ini. Bagaimana menurut ayah?" jawabku. "Aku pikir itu bagus kalau kakak akan segera menikah dengan kak Denise," kata Niall dengan semangat. Ayahku tampak menoleh ke Niall dengan muka masam. Ya ampun, apakah ayah akan marah tentang rencanaku?

"Hmm... kalau acaranya begini, aku senang sekali Greg. Kau boleh menjalankan ini. Kami akan turut serta," kata ayahku. Aku pun tersenyum mendengar jawaban itu. Sekarang gantian ibuku yang berbicara, "Aku pikir bagus juga. Silakan saja laksanakan Greg." Rupanya semua keluargaku setuju. Aku senang sekali bisa melamar Denise, lalu tidak lama setelah itu aku akan menikah dengannya dan menghamilinya. Wow, senang sekali!

Niall POV

"Jadi, kakak mau lamaran besok Sabtu jam 4 sore?" tanyaku. Kulihat kakakku mengangguk cepat. "Waktu yang sangat tepat Greg, kalau menurutku," kata ayahku, "Lalu menurutmu kapan kalian akan menikah?" "Ah, kalau masalah itu belum kami pikirkan. Sepertinya 2 bulan lagi. Tidak lama lagi kan? Tentu saja setelah ini aku akan bicara lagi dengan Denise, jika dia sudah merupakan bagian dari keluarga kita," kata Greg. Ayah dan ibuku mengangguk. "Kak, sepertinya kakak harus cepat menyelesaikan undangan ini. Kita kan harus segera membagikannya. Kalau tidak, bisa - bisa banyak tamu undangan yang tidak bisa hadir karena pengumuman terlalu mendadak," kataku. Kakakku mengangguk, "Ya, kau benar sekali Ni, tumben pintar. Makanya, sekarang akan kuselesaikan membuat undangan ini. Akan kuhias sebagus mungkin."

Author POV

"Greg, kami mau makan dulu, ada makanan kan?" tanya Bobby, sang ayah. "Tentu saja ada yah, di meja makan," jawab Greg. "Bolehkah aku menemani kakak disini," pinta Niall. "Tentu boleh Ni." "Asyik! Bisa mencontek hasil kerja kakak nih!" "Eh enak aja! Kalau mau begitu kamu pergi saja!" "Ah iya iya, aku kan hanya bercanda kak."

Kepanjangankah?