5. Someone (?)

46.3K 892 20
                                    

Allison POV

Uh sepertinya Harry memang berjodoh denganku, buktinya saja tadi tiba-tiba ia ada disamping diriku yang sedang tertidur. Ini hebat bung! Ini hebat!

Aku tak menyangka aku bisa melihat Harry saat aku bangun dari tidur siangku. Akhirnya keinginanku selama 17 tahun ini terpenuhi juga, bahkan ini lebih baik!

Tunggu, tapi kenapa penjelasan tentang keadaannya yang tak menggunakan celana itu agak tak masuk akal? Kan sudah tau kalau kamarku itu bukan kamar mandi, kenapa ia tak langsung menggunakan celananya? Ah persetan, yang penting aku bisa dekat dengannya!

Krett...

Tiba-tiba aku mendengar suara pintu depan terbuka.

Karena curiga aku mengendap-endap mengintip dari atas tangga untuk melihat siapa yang datang.

Karena tak melihat siapapun, perlahan-lahan aku menuruni tangga.

Dibawah tak ada siapa-siapa.

Angin mungkin?

Ah sudahlah, sepertinya itu tadi memang angin. Aku pun menutup pintunya dan memastikan kalau pintu itu tertutup rapat.

Drtt.. drrttt...

Suara apa lagi itu?!

Grr.. drrtt..

Oh sial. Perutku mulai meronta-ronta meminta diisi oleh makanan.

Ngomong-ngomong mom kemana ya? Untung saja ada sisa pancake tadi pagi diatas meja. Memang rezeki anak baik sepertinya. Hehe.

Tanpa berlama-lama aku mengambil garpu dan mulai menusukkan benda yang sudah dingin itu lalu memasukkannya ke dalam mulutku.

Sesuap...

Dua suap...

Pfftttt... Hmmpphh...!!

"Shhh.. diamlah" suara seseorang agak samar berbisik di telingaku. Sepertinya ia menggunakan sejenis penutup mulut atau masker, karena suaranya tak begitu jelas.

Dibekapnya mulutku yang masih berisi pancake ini. Aku tak bisa berbalik untuk melihat siapa orang ini.

Ditutupnya mataku dengan sebuah serbet di atas meja makan. Aku panik, aku tak mau diculik ya ampun! Aku masih ingin hidup!

Aku meronta-ronta berusaha melepaskan cengkeraman tangan orang yang sepertinya lelaki ini.

Tangannya sudah tak membekap mulutku, hanya saja sekarang ia mengikat pergelangan tanganku.

"Ah! Apa-apaan ini! Siapa kau? Lepaskan aku!"

"Shhh.. tenang saja, aku tak akan melukaimu" jawabnya dengan suara yang masih tak jelas.

"Lepaskan aku!"

"Tenanglah sayang, aku hanya ingin merasakanmu saja"

"Apa maksudmu! Lepaskan aku!"

"Shh.."

Kurasakan tangan dinginnya meraba tanganku, naik terus menyentuh bahuku hingga berhenti di lekukan leherku.

Aku hanya terdiam tak mengerti dengan apa yang dilakukannya.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirku.

Sesuatu itu mulai menghisap ujung-ujung mulutku. Itu bibirnya! Iya, bibir lelaki itu!

Dikecupnya bibirku, aku berusaha menghindar dan mengatup mulutku rapat-rapat.

Tangannya bergerak lagi, menuju kedua dadaku. Oh tidak! Tidak!

"Apa yang kau lakukan! Berhenti! Tidak!!"

"Shh.. aku tahu kau akan menikmati ini"

Tok.. tok.. tok..

Kudengar suara ketukan yang aku yakin berasal dari pintu depan. Oh syukurlah!

"Oh shit oh shit!" Kudengar lelaki ini mengumpat dan berhenti melakukan aksinya.

"Tolong!!!!" Teriakku agar siapapun yang mengetok itu menyadari kalau aku dalam bahaya.

Kudengar seseorang tadi membanting pintu dengan keras.

"Ally! Kau dimana!" Teriaknya, aku yakin itu Sarah.

"Oh fuck!" Kudengar lelaki itu mengumpat panik.

Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu agar bisa lolos.

"Aku di ruang makan!" Teriakku selagi lelaki itu panik.

"Ally..!!!"

Terdengar suara langkah yang sedang berlari.

"Ally astaga kau kenapa!" Hingga akhirnya kudengar suara Sarah di dekatku. Kurasa aku aman sekarang.

"Lepaskan Sar, tolong aku!"

"Iya iya baiklah"

Sarah membuka ikatan di mataku lalu membuka tali di pergelangan tanganku.

"Oh astaga, terima kasih Tuhan. Sar, kau datang disaat yang tepat" kataku sambil menghembuskan nafas lega.

"Coba jelaskan ada apa ini, kau kenapa bisa seperti ini Al?" Tanyanya masih dengan nada panik.

"Entahlah, tadi aku sedang makan lalu tiba-tiba ada yang membekapku dan mengikatku"

"Tunggu, kemana orang yang melakukan ini pergi?" Tanyanya.

"Oh sial! Ia sepertinya kabur!" Jawabku.

"Kau tahu siapa orangnya?"

"Tidak, aku tak melihatnya, suaranya juga tak jelas, aku tak bisa mengenalinya"

"Kemana dia kabur?"

"Aku tak tahu Sar, kau kan tahu mataku daritadi tertutup" kataku dengan wajah datar.

"Oh iya hehe, aku lupa" jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang ku yakin tak gatal itu.

"Sepertinya ia kabur lewat sana" kataku sambil menunjuk pintu belakang yang memang tersambung langsung dengan dapur dan ruang makan.

"Sepertinya sih begitu, jadi ini bagaimana? Kita lapor polisi saja atau?"

"Ah sudahlah, yang penting orangnya sudah pergi"

"Kau ini bagaimana sih, kau itu dalam bahaya, kenapa kau malah tenang-tenang saja seperti ini!"

"Entahlah, aku rasa tak ada yang perlu di khawatirkan. Pertama, jika orang tadi berniat menculikku, untuk apa juga? Meminta tebusan? Ayolah, orang tua ku bahkan tak kaya. Kedua, jika ia ingin melakukan 'hal buruk' padaku, tak ada untungnya! Aku cantik saja tidak, badanku biasa-biasa saja. Sudahlah Sar, tak usah khawatir"
Jelasku panjang lebar.

Kulihat Sarah yang hanya terdiam dengan mulut menganga mendengar ucapanku.

"Sarah? Kau masih disini? Air liurmu mulai menetes" kataku menyadarkan Sarah yang memang air liurnya mulai menetes.
~~~~~~

A/N:
Hayoloh Ally digituin ama siapa? :'v

Don't forget to vomments!

All the love,
-Sya

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang