17. Plan

44.9K 852 60
                                    

Dan disinilah Ally. Terduduk di bangkunya sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Ally terperangkap di dalam ruang kelas dengan guru sejarah yang sejak tadi menerangkan entah-apa-itu dan semua ucapannya itu bagai angin lalu bagi Ally. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Ha.

'Tahu begini lebih baik menemui Harry' Ally berbicara dalam hati.

'Oh iya aku bisa pura-pura sakit lalu izin ke unit kesehatan lalu aku bisa menyelinap pulang!' Usul si malaikat jahat di benak Ally.

'Tapi kemarin kan sudah bolos, sekarang kalau bohong seperti ini bisa-bisa nama baik sebagai salah satu murid teladan bisa tercoreng. Sabar Ally, sabar' ucap si malaikat kebaikan di benak Ally.

Ally menyerah dengan keadaan dan dengan amat sangat terpaksa ia harus tetap mengikuti jam pelajaran yang baru akan selesai satu jam setengah lagi.
~~~~~

"Ally?"

"Ah? Max?"

"Dasar tukang tidur"

"Hmmm.. dimana ini?" Tanya Ally sembari mengucek-ngucek kedua matanya yang dipenuhi belek itu.

"Kau di dalam ruang kelas Al" jawab Max.

"Hah? Yang lain mana? Terus kenapa kau ada disini? Kau kan harusnya di kelas sebelah" kata Ally lagi sekarang sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya.

"Ini sudah lebih 20 menit sejak bel pulang berbunyi Al, harusnya aku bertanya kenapa kau bisa-bisanya tidur disini"

"20 menit? Iyakah? Perasaan tadi aku baru saja tertidur saat pak botak menerangkan ten- oh astaga! Berarti aku sudah tidur lebih dari sejam yang lalu!" Pekik Ally saat menyadari ia sudah tidur dari tadi.

"Huh" Max mendengus sambil memutar kedua bola matanya.

"Oh terima kasih kau sudah membangunkanku, Max, bila tidak ada kau mungkin aku menginap seharian disini, hehe" ucap Ally sambil cengar-cengir.

"Iya iya, ya sudah kau pulang sana" kata Max tersenyum manis sambil mengacak-ngacak rambut Ally.

Dan Ally pun baper.
Pipi Ally merah merona, hatinya hangat, kupu-kupu beterbangan di perutnya.

"Max?" tiba-tiba suara seorang wanita mengganggu momen pembaperan itu.

Ha. Heather.

"Astaga kau kemana saja babe, aku mencarimu daritadi, kau ternyata ada disini" kata Heather mendekat dan berdiri tepat dihadapan Max, lalu menangkupkan tangannya di pipi Max, lalu menciumnya, dengan lidah juga.

Ew.

Entah Heather sengaja melakukannya di depan Ally, atau ia memang benar-benar tak melihat ada orang lain disana.

Ally langsung saja memalingkan wajahnya dan berlari keluar meninggalkan sepasang kekasih itu.

Ally ingin menangis saja rasanya, atau setidaknya ia ingin bertemu Harry saja.

"Stop Heather stop" ucap Max sesaat setelah Ally berlari keluar tadi.

"Kenapa?" Tanya Heather sambil berusaha kembali melumat bibir Max.

"Ayolah, kau tak lihat ada Ally tadi? Kau tak sepantasnya melakukan hal tadi dihadapannya"

"Melakukan hal apa? Seperti ini?" Tanyanya sambil menggelayut manja dan mengecup-ngecup ujung bibir Max.

"Oh ya ampun, ini disekolah Heather"

"Memangnya kenapa? Lagipula disini kan tak ada siapa-siapa, Ally juga sudah berlari keluar tadi. Jadi kita bisa melakukan apa saja bukan?" Goda Heather sambil jemarinya bermain-main di dada bidang Max.

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang