14. Lunch

36.3K 771 77
                                    

"Aku ingin memakan dirimu saja" jawab Harry sambil menyeringai nakal.

"Maksudmu?" Tanya Ally melongo.

"Astaga, kemarilah" perintah Harry pada Ally.

Ally menurutinya dan melangkah mendekat ke arah Harry.

'Tapi, ini belum waktunya' pikir Harry.

"Aku sudah kenyang, tak perlu makan lagi" kata Harry tiba-tiba.

"Jadi buburnya tak akan kau makan?" Tanya Ally.

"Tidak" jawab Harry pasti.

"Buatku saja ya? Aku lapar dari pagi belum makan. Hehe"

"Kau belum makan apa-apa? Serius? Kau tak sarapan tadi?" Tanya Harry yang sepertinya mulai peduli dengan Ally ini.

Ally hanya mengangguk mengiyakan.

"Kau ini bagaimana sih, kau harus selalu sarapan, sarapan itu penting tau, harimu kedepannya itu ditentukan oleh sarapan. Kalau kau sarapan maka kau akan berenergi dan bertenaga untuk menjalani harimu, tapi kalau kau tak sarapan kau bisa-bisa lemas seharian, lalu kau jatuh sakit, dan akhir-akhirnya kau repot sendiri" jelas Harry panjang lebar tentang sarapan.

Mulai lagi nasihat-nasihat dari seorang Harry Styles. Sepertinya sekarang ia kesambet pakar gizi dan nutrisi yang biasa dipanggil ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan betapa pentingnya sarapan untuk konsentrasi belajar disekolah.

Aih.

"Ya ya, terima kasih penjelasannya, tapi bolehkah aku makan sekarang?" Ucap Ally gemas mendengar penjelasan Harry itu.

"Tentu saja"

Jadilah Ally yang memakan makan siang Harry itu.

"Kau tahu apa Har, buburnya enak lho, memang tampilannya saja yang kurang meyakinkan, tapi rasanya enak" ucap Ally lalu menyendokkan sesuap bubur kemulutnya. Dan bubur berwarna putih kental itu sebagian ada yang menempel di sudut bibir Ally.

'Shit' umpat Harry dalam hati melihat pemandangan itu. Otak mesumnya sudah berkelana kemana-mana hanya karena secuil bubur di bibir Ally yang kemerahan itu.

"Hawwy? Au eapa?" Ucap Ally tak jelas karena mulutnya penuh dengan bubur.

"Aku tak apa" jawab Harry yang ternyata mengerti kalau maksud dari Ally adalah 'kau kenapa'.

"Lalu kenapa kau memandangku seperti itu?" Lanjut Ally yang kali ini sudah menelan habis buburnya, Ally tersadar kalau disela-sela kegiatan mengisi perutnya itu daritadi Harry memandangnya aneh dengan sesekali jakunnya bergerak naik turun.

"Aku tak apa, Al. Sudahlah lanjutkan makannya, nanti buburnya menangis bila kau tak menghabiskannya"

"Hehe, iya iya, kau lucu deh kadang-kadang. Aku jadi tambah suka. Hehe" ucap Ally sambik cengar-cengir.

Sementara Harry yang mendengarnya hanya tersenyum lucu melihat tingkah Ally.

Semenjak ada Ally, sepertinya Harry jadi sering tersenyum. Entahlah, Harry bahagia mungkin.

Sementara Ally melanjutkan makannya dengan lahap, Harry masih saja menatap Ally yang sibuk dengan kegiatannya itu.

Ally berbeda dengan wanita-wanita lain. Ia makan dihadapan lelaki saja tak ada jaim-jaimnya, bagaimana kalau ia makan sendiri?

Tapi Harry menyukai hal ini, menjadi diri sendiri dan bertingkah bodoh sesukamu. Sudah polos, lucu, tak ada malu-nya lagi. Ha! Harry tersenyum-senyum lagi melihatnya.

ERRGGHHH....

Suara sendawa Ally mengagetkan Harry yang sedang memandanginya itu.

"BWAHAHAHAHA..!!" tawa Harry pecah mendengar suara sendawa Ally yang kerasnya minta ampun.

"Oh astaga" Ucap Ally langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sementara Harry masih tertawa terbahak-bahak di ranjangnya.

"Kau, uh, ya ampun, ha, haha, suara sendawa macam apa itu, pffttt.." kata Harry terpotong-potong sambil tertawa.

"Ish, jangan tertawa!"

"MPFTTT HAHAHAHA" bukannya berhenti Harry malah tambah keras tertawanya.

"Ih kau menyebalkan, ayolah berhenti, aku jadi malu nih" kata Ally sambil kesal lalu melipat tangannya di depan dada.

"Oh astaga, haha, kau ini wanita Al, sendawamu seperti suara paus biru yang sedang bercinta, haha" kata Harry meledek Ally.

"Memangnya kau pernah mendengar suara paus biru bercinta? Atau malah kau yang bercinta dengan paus biru?" Tanya Ally menohok.

"Tidak, hehe" jawab Harry lalu menghentikan tawanya.

Padahal Ally tak tahu pasti apa itu bercinta.

"Ish, aku pulang ah" kata Ally lalu bersiap-siap mengambil jaket dan tasnya.

Sebenarnya Ally sangat malu karena sendawanya tadi, ditambah ketawanya Harry itu membuat dia tambah malu. Ia jadi ingin pulang.

"Pulang? Kau serius tidak mau sampai sore disini?"

"Sepertinya tidak, aku harus mengerjakan PR untuk besok" jawab Ally dengan alasan yang dibuat-buat.

"Hmm, baiklah, pastikan kau membuka file download di handphone mu nanti setelah kau sampai ke rumah"

"Download? Kenapa? Aku kan tak mendownload apa-apa"

"Lihat saja nanti" jawab Harry lagi-lagi dengan seringai mencurigakannya.

"Oke, dah Harry" ucap Ally lalu ia keluar dari ruangan Harry.

"Yeah, dah" jawab Harry sambil menghela nafas kecewa karena Ally harus pulang sekarang.

Tunggu.

Kenapa Harry harus kecewa?

Tidak-tidak! Dia kan cuma anak kecil yang tak sengaja menolongmu tempo hari. Sudah itu saja, jangan dibawa perasaan.

Sementara itu Ally sedang menunggu bus di halte dekat rumah sakit, ia teringat akan file download yang Harry maksud.

Ally mengambil handphone-nya dari kantung celananya lalu membuka file downloadnya.

Ternyata Harry mendownload banyak video disitu. Video apa kira-kira?

'Video? Mencurigakan, jangan-jangan ini video yang kalau diputar isinya gambar-gambar menakutkan. Eh tapi masa sih ah' pikir Ally dalam hati.

Karena penasaran, akhirnya dengan ragu-ragu Ally memutar video itu dan...

*ba dum tss*

"HARRY..!!!!"
~~~~~

A/N:
Hayoloh video apa itu hayoo :3

130+ vote for next chapter. Ini yang part sebelumnya aja votenya gasampe 150, karena w baik yaudah update aja.

Ayolah kali ini sampe target atuh, masa sih dari 10 readers yg vote cuma 1. 😑😧

Beberapa chapter kedepan udah ready, tinggal tergantung dengan para silent reader yang sampai saat ini masih 'males' buat mencet tombol bintang bentaran doang.

All the love,

-Sya

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang