15. Porn

54.8K 773 52
                                    

Ally yang terkaget-kaget saat melihat video yang Harry download itu hampir saja melempar handphonenya sesaat setelah suatu gambar tidak senonoh muncul.

Ya, yang Harry download adalah film porno.

'Ish kau ini apa-apaan sih Har, oh no! My virgin eye!' Ucapnya kesal pada Harry yang sekarang sedang senyum-senyum di ruangannya memikirkan bagaimana reaksi Ally ketika pertama kali melihat video yang ia download.

Kau ingat ketika Harry meminjam handphone Ally di rumah sakit itu? Harry memang sengaja mengunduhkan video tersebut, agar Ally bisa belajar dari situ maksudnya.

Hmm. Belajar.

Pembelajaran macam apa yang materinya tentang hal-hal yang seperti itu. Medianya video porno pula. Duh.

Tak lama kemudian bus yang Ally tunggu-tunggu datang juga. Ia langsung saja naik dan kebetulan busnya agak penuh.

"Ally!" Teriak seseorang dari bangku belakang bus, sontak Ally mencari-cari sumber suara itu.

Ah ternyata Max.

Max melambai-lambaikan tangannya menyuruh Ally duduk disana. Uh kesempatan bagus ini.

"Hi Max" sapa Ally sesaat setelah mendaratkan bokongnya di kursi samping Max yang kosong itu.

"Hi Al, kau darimana? Kok kita tadi tak bertemu ya disekolah?"

Lah.

Tunggu, apa ini sudah jam pulang sekolah? Bukannya belum ya? Atau sekolah bubar lebih awal?

"Aku habis menjenguk um itu, pamanku, ya pamanku, ia sedang sakit" bohong Ally tak tahu harus bilang apa. Kalau ia bilang Harry, nanti Max bingung siapa Harry, dan yang ada Ally harus menceritakan semuanya. Tidak-tidak! Ini tak boleh terjadi. Biar Harry tetap menjadi gebetan rahasia Ally.

"Oh begitu, semoga pamanmu cepat sembuh ya" jawab Max ramah.

"Iya terimakasih. Ngomong-ngomong, bukannya ini belum waktunya pulang ya?" Tanya Ally penasaran.

"Sekolah hari ini pulang cepat, sebenarnya setelah jam pelajaran pertama pun sekolah sudah dibubarkan, cuma aku pergi berkencan dulu dengan Heather, jadi aku baru pulang" cerita Max dengan tersenyum-senyum saat menyebut nama Heather.

Muka Ally memerah. Ally muak. Ally marah. Ally cemburu.

'Heather saja terus Heather. Sumpah demi apapun daritadi aku tidak menanyakan tentangnya. Kau mau berkencan dengannya kek, pulang bersamanya kek, menginap di rumahnya kek, terserah kau!' Teriak Ally di dalam hatinya yang kian retak setiap Max membicarakan si gadis blonde yang pasti mati diawal film horor.

"Dan kau tahu apa Al? Kita tadi... berciuman" sambung Max berbisik diakhir kalimatnya itu.

Ally makin geram saja.

'Kau tak tahu saja kalau hampir setiap lelaki yang dekat dengan Heather pasti pernah berciuman dengannya' ucap Ally lagi dalam hati.

"Oh astaga aku senang sekali hari ini bisa berduaan dengan Heather seperti tadi" ucap Max lagi-lagi membuat hati Ally semakin panas.

"Aku turut senang" jawab Ally dengan berat hati. Sangat berat.

Max hanya tersenyum mendengarnya.

Dan obrolan mereka terhenti disitu. Ally sudah capek hati mendengar ocehan Max tentang Heather. Hampir setiap ia bertemu dengan Max, pasti ia membicarakan kekasihnya itu.

Lalu Ally teringat. Ia memiliki Harry.

Max berciuman dengan Heather, Ally juga berciuman dengan Harry. Ha! Impas kan?

Tapi tunggu, Ally tidak memiliki Harry. Ia tidak punya status dan hubungan apa-apa dengannya. Sementara Max? Sudah jelas-jelas ia pacarnya Heather.

Oke, tidak jadi impasnya.

"Max aku duluan" ucap Ally yang sebentar lagi akan turun di halte depan dekat rumahnya.

"Iya, dah Ally!"

"Dah!"

Jadilah sekarang Ally duduk diam diatas kasurnya, ia kalut, bingung dengan perasaannya.

Disatu sisi ia jatuh cinta setengah mampus kepada Max, dan ia cemburu dengan Heather. Tapi disisi lain tiba-tiba ada Harry muncul dihidupnya, idolanya sejak ia masih berupa janin yang ternyata seorang manusia kampret nan menyebalkan.

Persetan dengan hati, biarkan semuanya mengalir, Ally masih muda, masih banyak yang bisa dilakukan daripada duduk di atas kasur sambil galau-galauan tak berguna. Jadilah manusia yang efisien, yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain, bukannya menghabiskan waktu dengan kegiatan tak berguna seperti ini.

Oke, cukup edisi bijak-bijaknya, back to topic.

Ally ingin tidur, persetan dengan kata-kata 'efisien' yang tadi disebut-sebut.

Ting!

Tiba-tiba suara notifikasi handphone Ally berbunyi.

From: +xxxxxx
Ally?

Ini siapa kira-kira? Ally tidak kenal dengan nomornya.

To: +xxxxxx
Ya Ally disini. Ini dengan siapa?

Ting!

Tak lama kemudian handphone Ally berbunyi lagi.

From: +xxxxxx
Aku Harry

Ah. Ternyata Harry.

From: Harry
Jadi bagaimana videonya? Sudah kau tonton?

Video? Video apa?

Ah!

Video porno sialan itu!

To: Harry
Kau itu apa-apaan sih, aku kaget saat melihatnya tau!

From: Harry
Hahaha, tapi kau suka kan?

Harry ternyata seorang fast-responder. Tidak seperti kebanyakan lelaki, membalas pesan kalau ada butuhnya saja.

To: Harry
Ish. Suka apanya. Aku cuma menonton sekitar 3 detik lalu langsung aku stop, untung saja handphone ku tidak sampai kubanting -_-

From: Harry
Tontonlah lagi, aku ingin kau belajar dari situ supaya nanti kau bisa membantuku seperti tadi.

Bantu? Hmm. Bantu.

To: Harry
Ya ya ya, akan kutonton lagi demi kau

Duh! Ally ini bodoh atau bagaimana? Mau-mau saja diperdaya oleh Harry.

From: Harry
Goodgirl ;) Make sure kau menonton semuanya.

Ahhh.!!! Pipi Ally langsung memerah, blushing, hanya karena Harry menyebutnya 'goodgirl' , ini merupakan suatu prestasi baginya, dipnggil begitu oleh Harry, ditambah emoji wink-nya itu.

Belum selesai Ally tersenyum-senyum sendiri, notif handphonenya berbunyi lagi.

From: Harry
Tak usah dibalas lagi, pulsaku habis, aku juga ingin tidur.

Cih. Dasar Harry, merusak momen saja. Lagipula kau terlalu percaya diri Har, kata siapa Ally mau membalas pesanmu lagi.

Setelah itu Ally menganga dilema, tidur atau menonton video itu dulu?

Demi Harry, Ally akhirnya memilih untuk menonton saja dulu.

Dipilihnya salah satu video dari sekian banyak video yang Harry download itu. Sepertinya kali ini videonya berbeda dengan video yang Ally putar di halte itu.

Dan...

*ba dum tss*

Ternyata filmnya dimulai dengan adegan....

"Harry? Seriously?"
~~~~~

A/N:
140+ vote for next chapter ya. Seenggaknya berilah sedikit apresiasi buat author yang sudah memeras otak ampe bego begini.

All the love,

-Sya

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang