8. Apprehensive

31.3K 615 12
                                    

Allison POV

Aku dan Sarah sedang berjalan melewati lorong sekolah yang sudah sepi karena sudah lewat waktu pulang. Kami ada tugas yang harus diselesaikan, jadilah pulang sore-sore seperti ini.

Rencananya kami akan menyusun rencana untuk merencanakan rencana menarik perhatian Harry.

Lha, ini kenapa aku bingung sendiri dengan kata-kata rencana?

Lupakan yang tadi itu.
Intinya kami akan membicarakan sesuatu tentang Harry.

"Sar?"

"Yeah?"

"Pamanmu itu suka makanan apa?" Tanyaku membuka obrolan.

"Entahlah, yang jelas ia suka alkohol pastinya" jawab Sarah dengan nada sarkas.

"Tapi kan yang aku tanya tadi makanan, bukan minuman"

"Ughh terserah kau saja" ucap Sarah sambil memutar bola matanya jengah.

Tunggu.

Tapi aku kan benar.

Au ah.

"Um, Sar?"

"Apa?"

"Jadi pamanmu itu suka makanan apa?" Tanyaku lagi yang merasa belum puas dengan jawabannya tadi.

"Aku tak tahu ya ampun kau ini"

"Hehe, maaf. Kalau begitu bagaimana dengan hobinya?" Tanyaku lagi penasaran.

"Berjudi, menghisap ganja, mabuk-mabukan, dan yeah hal lain yang sejenis" jawab Sarah sambil memutar bola matanya malas.

Aku tak terkaget-kaget mendengar jawaban Sarah, ia memang sedikit sentimentil jika kami sedang membicarakan Harry, sepertinya ia menyimpan suatu kekesalan pada pamannya itu.

"Hmm, apakah seperti itu? Setahuku ia memang kasar, tapi kurasa ia tak seburuk itu" jawabku sedikit membela.

"Kau tak tahu apa-apa tentangnya, Al"

"Tak tahu bagaimana! Aku sudah menjadi fans-nya sejak aku baru lahir! Bayangkan itu!" Jawabku tak sepenuhnya melebih-lebihkan, karena memang benar aku sudah dijejalkan musik-musik mereka semenjak aku masih dalam kandungan, begitu cerita almarhum ibuku.

"Uh, sudah kubilang padamu kan, Harry tak sebaik yang kau pikir! Atau mungkin kau yang terlalu bodoh menggemari lelaki berengsek macam pamanku itu" ucap Sarah dengan nada agak sedikit naik.

"Dia tak berengsek Sar!" Jawabku tak terima mendengar lelaki pujaanku semenjak aku masih bau kencur itu dihina, bahkan aku tak terlalu ambil pusing saat Sarah bilang aku bodoh tadi.

"Dia berengsek Sar, percayalah, dia berengsek! Aku tak mau kau kenapa-napa karenanya, dia itu tidak baik!" teriak Sarah padaku.

Sekarang Sarah mulai berbicara seperti seorang ibu yang menentang sebuah hubungan asmara anaknya.

"Ya ya terserah kau, yang jelas aku tetap kagum padanya, aku tetap mempunyai perasaan ini untuknya" jawabku tenang berusaha untuk tidak balik berteriak pada Sarah. Aku mengerti ia hanya tak mau kalau aku kenapa-napa.

"Yang jelas aku sudah memperingatkanmu"

"Ya baiklah, akan kuingat peringatanmu itu"

Kringgg.. kringg...

"Ah sebentar, mom meneleponku" potong Sarah tiba-tiba saat smartphone nya itu berbunyi.

Aku mengangguk dan mengamatinya yang sedang bertelepon itu.

"......"

"Aku sedang berjalan pulang,mom"

"......"

"Mom tak pulang? Mom ada acara?"

"....."

"Hah? Dia masuk rumah sakit? Tapi kenapa?"

"......."

"Baiklah mom, ada Ally yang menemaniku, mom tak usah khawatir dan terburu-buru pulang"

"....."

"Iya mom, bye"

Akhirnya Sarah selesai dengan kegiatan berteleponnya itu, aku tak sabar ingin bertanya siapa yang masuk rumah sakit.

"Al?" Tanyanya tiba-tiba tepat saat aku akan bertanya.

"Ya?"

"Tadi kata mom, Harry masuk rumah sakit" jelas Sarah dengan wajah biasa-biasa saja, tanpa rasa prihatin dan sedih sedikit pun.

Sementara aku, tertegun dan panik saat mendengarnya.

"Hah? Kenapa? Apa yang terjadi pada Harry?"

"Kata mom badannya hampir remuk"

"Remuk? Oh astaga! Apakah ia kecelakaan? Atau terjatuh? Atau kenapa?" Tanyaku panik.

"Entahlah, mom tak terlalu menjelaskannya tadi" jawab Sarah masih dengan nada santainya yang mulai mengganggu ini.

"Astaga bisakah kau berhenti berbicara santai? Pamanmu dirumah sakit dengan tubuh remuk dan kau masih tenang-tenang saja? Setidaknya tunjukkanlah sedikit rasa sedih" ucapku sedikit memarahinya.

"Lagipula aku tak peduli" jawabnya masih dengan santai.

"Ish! Jadi dimana ia sekarang Sar? Dirumah sakit mana?"

"Aku tak tahu, tadi aku kan tidak menanyakannya"

"Ah kau ini! Apa iya aku yang harus menelepon ibumu dan menanyakannya langsung kabar Harry? Itu tak mungkin Sar! Yang ada ibumu malah menanyai ku kenapa aku tahu tentang Harry" jawabku frustasi.

Pokoknya aku ingin bertemu Harry. Sangat ingin.
~~~~~

A/N:
Sesuai janji ya, dabel apdet buat hari ini.

All the love,

-Sya

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang