*Thomas' POV*
Aku melemparkan diriku ke atas kasur. Hari sudah malam tapi aku bahkan sama sekali tidak lapar. Sudah seminggu aku berada di Verona. Dylan harus kembali ke LA karena pekerjaan sudah menunggunya sedangkan Kaya tinggal bersama Max dan Anne. Semakin aku sering bertemu Anne, semakin aku mengenal dirinya yang baru. Dia seperti seorang anak perempuan yang aku kenal 20 tahun yang lalu. Polos dan dipenuhi senyum yang indah. Sampai sekarang dia masih belum mengingatku tapi aku dan dia berteman seperti dulu lagi.
Ponselku berdering ketika aku baru saja memejamkan mataku. Aku mengeluh pelan lalu mengangkat telepon tersebut.
"Ya Thomas disini?"
"Thomas, bagaimana kabarmu? Aku baru saja mendapat kabar bahwa kau dan Ki Hong akan melakukan serangkain promosi ke Asia pada bulan Juni."
Itu suara managerku, Bill.
"Bill, aku tak tahu apakah aku bisa mengikuti tur itu karena aku sedang membuat keadaan lebih baik disini. Bagaimana jika aku menentukannya nanti?" tanyaku pada Bill.
"Baiklah, akan ku sampaikan. Berikan salamku pada Anne, aku sangat merindukannya!"
Bill menutup teleponnya. Dia tidak tahu Anne sudah melupakannya. Oh ini semua salahku.
Aku masih ingat ketika pertama kali aku mendengar Anne berada di Verona. Sore itu, aku sedang mengantar Ava membeli gaun barunya di sebuah butik di London. Ketika Ava sedang mencoba beberapa gaun, aku melihat seseorang yang sudah tak asing lagi. Mrs. Windsor berjalan masuk bersama dengan Daniel dan Victoire. Selama ini aku sudah mencoba menghubungi Anne tapi dia tidak pernah menjawabnya dan ibunya adalah kesempatan terbaikku.
"Mrs. Windsor! Ini aku Thomas," ucapku.
Mrs. Windsor menatapku dengan tatapan dingin. Wajah cantiknya yang ia turunkan pada Anne dan Victoire menatapku dengan tajam.
"Ah Mr. Sangster sudah lama tidak bertemu denganmu. Ada yang bisa kubantu?" tanyanya dalam aksen Prancis yang kental.
"Aku bertanya-tanya mengapa Anne tidak pernah mengangkat teleponku ataupun membalas pesanku. Aku tahu dia marah padaku dan aku juga marah padanya, tapi aku ingin meminta maaf."
Mrs. Windsor berdiri dengan kaku.
"Dia tidak berada disini, lebih baik kau tak usah membuang waktuku. Kau tak tahu apa yang telah kau perbuat,"
"Mrs. Windsor tolong. Aku benar-benar minta maaf atas apapun yang telah kuperbuat, aku sama sekali tidak tahu apa dampaknya untuk Anne tapi aku sangat menyesal. Tolonglah Mrs. Windsor, aku mencintainya."
Tatapan Mrs. Windsor melunak. Dia menatapku dengan lembut lalu air mata tiba-tiba mengalir dari matanya.
"Kau anak yang baik Thomas, aku selalu menyukaimu. Tapi yang telah kau perbuat sungguh di luar dugaanku. Aku tidak bisa menerima ataupun menolak permintaan maafmu, lebih baik kau temui Anne dan lihat keadaannya. Dia berada di Verona,"
Siang itu aku berjalan menuju rumah Anne. Jalanan Verona sekarang lenggang karena para turis sudah berkurang. Burung-burung berkicau riang di atas pohon dan atap rumah-rumah lama. Aku tahu alasannya mengapa Anne memilih Verona.
Aku mengetuk pintu rumah Anne lalu menunggu. Kaya membukakan pintu lalu menyapaku dengan riang."Halo Thomas! Aku tahu kau akan datang tapi Anne sedang tidak berada di rumah. Dia dari pagi hari sudah pergi dan menurut Max dia tidak akan kembali sebelum makan malam. Maafkan aku," ucap Kaya.
"Apa kau tahu kemana dia pergi?" tanyaku.
"Sayangnya aku dan Max tidak tahu. Dia selalu pergi sendirian, berusaha mengingat-ngingat apapun yang bisa dia ingat. Kurasa kau bisa mencarinya di tempat-tempat yang nyaman dan tenang di Verona."
"Baiklah terimakasih Kaya,"
Aku berlari kembali menuju jalanan Verona yang cukup ramai. Aku tak tahu kemana aku harus mencari Anne. Verona memang sebuah kota yang tidak terlalu besar tapi terdiri dari gang-gang dan jalan-jalan kecil yang entah mengarah kemana. Dan lagi aku tidak terlalu mahir berbahasa Italia.
Aku terus berjalan sepanjang jalan yang bahkan aku tidak tahu akan berujung dimana. Aku tiba di sebuah pelataran luas. Beberapa orang terlihat sedang menjajakan barang untuk dijual. Aku membaca tulisan besar di sebuah dinding. Piazza dei Signori.
Aku mencari Anne di tengah kerumunan orang. Tapi dia tidak tampak dimanapun. Aku kembali meniti jalan, mencari tempat yang cukup tenang untuknya berpikir. Aku mengenal jalanan kecil ini. Sebuah gerbang besar terbuka di sampingku. Aku masuk dan melihatnya.
Huft a short chapter again, sorry :(

YOU ARE READING
Amore ➡ Thomas Brodie Sangster (Book 2)
FanficHe lost her under the night sky. And he found her again in a beautiful city. Book 1: Complicated Book 2: Amore Anne's Story Completed