Despair

Prolog

"Are you crazy?"

"Yes, Mom. I'm already crazy. I'm crazy for living like this. Aku lelah. Tidakkah kau tahu Mom jika aku menderita?"

Camila meredam airmatanya yang berusaha keluar. Ia tidak ingin menunjukkan sisi terpuruknya pada Emily Reagan, Ibu kandungnya.

Sekian lama ia menunggu kesempatan untuk mengikuti audisi menyanyi di Universal Music Group, perusahaan musik ternama di Santa Monica. Tapi Emily berusaha menghalanginya dan ayah tirinya, George Reagan juga melakukan hal yang sama.

George bahkan mengancamnya tidak akan memberikan sepeserpun harta warisan, yang bahkan Camila sendiri tidak yakin akan keberadaannya.

Orangtuanya miskin. Dua tahun ia masuk dunia perkuliahan karena beasiswa dari Universitas bukan dari hasil jerih payah George. Lalu apa yang bisa dibanggakan ayah tirinya? Rumah kecil yang menyesakkan milik mereka di San Diego?

Hah! Camila mendesah. Dibayar berapapun ia tidak akan mau tinggal di tempat sempit yang jauh dari hiruk-pikuk kota itu.

Camila menyeret kopernya menjauh dari kamar tidur, tanpa meminta ijin atau bahkan memberi kata-kata terakhir ia bergegas keluar rumah.

Taksi yang dipesannya sudah menunggu. Dengan cekatan laki-laki tua pengemudi taksi membantunya menyimpan koper di bagasi.

"Cam, batalkan niatmu!" Sekali lagi Emily menghadang Camila ketika gadis itu hendak masuk ke dalam taksi.

"No, Mom. Maaf untuk semuanya." Camila melepas cengkeraman Emily di lengannya, "jangan merindukan aku."

Tanpa menunggu jawaban, Camila meninggalkan Emily dan menyuruh si lelaki tua untuk bergegas menghidupkan mesin. Camila melirik Emily sekilas, raut wajahnya mengeras melihat ibunya menyumpahinya.

Sumpah yang tidak pernah akan terjadi karena ia yakin hidupnya akan berubah dan bahagia selamanya.

*

Maaf untuk semuanya karena semua story yang aku posting aku delete. Ada hal yang nggak bisa aku ungkapin alasannya. Untuk epilog BPH masih dalam proses. Maaf untuk ketidaknyamanannya.

Happy reading!