part

5 0 0
                                    

Virgi'S POV

Dua hari yang lalu...

Aku merasa bosan dirumah,disini aku tinggal sendiri keluarga ku sudah pindah ke london. Aku memutuskan tidak ikut dengan mereka,mereka menanggapi itu seperti rasa syukur.
Setelah minum obat aku berjalan keluar rumah,dan aku melihat ada danau. Aku berjalan menuju danau dan melihat seorang perempuan yang sedang duduk mengelum permen tangkai dan memegang pulpen.

"Permisi.." aku mendekatinya. Dan setelah ku tunggu tidak ada jawaban.
"Hei kamu melamun ya?"tegur ku sekali lagi....
Setelah bertemu dan berbincang seharian dengan cewek kecil itu,ya aku menyebutnya cewek kecil.
Aku merasa senang,aku menyukai cewek dingin sepertinya.

*Flashback of*

Uuhuk...uhhuk..uhhukk
Aku menutup mulut ku dengan tangan,setelah aku membuka tangan ku.
"Aaaarght...darah lagi!"
Kepala ku mulai pusing lagi,badan ku panas lagi,aku butuh obat ku. Aku berbaring diatas tempat tidurku.

Memegang erat selimut,saat menahan rasa sakit yang sedang aku rasakan
"Aku benci hidup ku,aku benci keluarga ku,aku benci kau,aku benci kalian. Aaahh.keparat!" Teriak ku sekeras mungkin.
Badan ku mulai lemah. Setiap hari aku selalu begini. Aku sudah tidak tahan dengan rasa sakit ini. Aaargh.

Bruuuuk...virgi terjatuh dari tempat tidurnya. Ia pingsan.

Author POV

"Halo tuan martin. Ini saya bibi sumi. Eee...anu tuan den virgi tuan. Den virgin muntah darah lagi,dan sekarang masih pingsan tuan. Apa..."

Belun sempat wanita tua itu melanjutkan pembicaraannya,omongannya itu langsung dipotong laki-laki diseberang sana.

"Kasi obat saja bik. Atau telpon dokter. Saya tidak akan pulang sebelum dia sembuh. Dan saya minta tolong,bibi tetap menjaga dia. Sudah ya saya lagi dikantor"

Papa virgi pun menutup telpon. Bibi sumi hanya bisa diam dan dia merasa sangat sedih dengan keadaan anak majikannya itu.

Mereka terlalu takut dengan apa yang mereka hadapi,bahkan mutiara yang diberikan Tuhan pun mereka sia-siakan. Astarghfirullah.

Bibi sumi berbicara dalam hati,dan meneteskan air mata.

......

"Sudah siuman den?"

Bibi sumi berdiri disamping tempat tidur sambil meletakkan sarapan diatas meja.
Laki-laki itu hanya menggangguk lemah. Dia merasa badannya sekarang melebihi berat manusia normal,susah digerak kan,dan lemas.

"Kemarin saya telpon tuan martin,tuan bilang di....dii.."

Martin melihat bibi sumu dengan penasaran.
Bibi sumi melanjutkan

"Tuan martin tidak akan pulang sebelum aden sembuh. Maaf den saya harus berbicara seperti ini"

Lelaki itu masih diam. Hati nya terasa sakit seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Ia tidak habis pikir kenapa orang tuanya sangat tega membiarkan dia menghadapi ini sendiri. Dia ingin sekali meninju tembok,mendang benda apapun yang ada disekitar,teriak sekeras mungkin.
Tapi,badannya sangat lemah saat ini.
Dia hanya bisa menangis,mata dan sekitar pipinya terasa sangat panas .

Uuhkuk...uhuuuuk...uhuuuk

Tangan virgi penuh darah,ia mengambil obat dimeja lalu meminum obat. Karena disalah satu obat yang diberikan dokter terdapat obat tidur alhasil matanya terasa layu. Virgi tertidur seharian penuh.

Karena virgi selalu menjaga kesehatannya saat dia mulai sakit. Jadi jika penyakitnya kambuh dia hanya perlu 2 hari untuk memulihkan kembali tenaga.
Itupun karena penyakit yang dia hidap belum amat sangat parah. Tapi ya lumayan parah tapi tidak amat sangat parah. -_-

Beberapa hari ini aku tidak pernah melihat kecil keluar,terakhir kali waktu aku mengajaknya joging.
Sepertinya aku merindukan sifat dinginnya pada ku. Batin virgi.
Sambil memandang foto wanita yang dirindukannya itu dikamera.

Ada rasa bahagia.
Aku merindukan wanita itu. Aku merindukan senyum tipisnya.
Apa aku mencintainya?
Aaah tidak,aku tidak akan membiarkan diriku sendiri menyatakan cinta padanya.
Aku tidak mau melihat orang yang aku cintai tersakiti karena keberadaan ku.
Ayolah virgi tahan perasaan mu.
Kau harus sadar dengan keadaan kau yang sekarang.

Aku lalu beranjak dari tempat ku,mengambil kamera dan pergi ke taman rumah dibelakangan. Aku mendapati beberapa kupu-kupu yang sedang berterbangan ditaman ini. Mereke kelihatan bahagia sekali.
Tanpa berpikir panjang dia memotrt kupu-kupu itu.
Setelah melihat gambar,matanya tertuju pada salah satu kupu-kupu yang hinggap dibunga.

Matanya mendekati kupu-kupu itu.
"Hey ternyata salah satu dari sayapmu patah"
Virgi mengelus2 sayap rapuh kupu-kupu itu.
Mereka yang kukira bahagia,ternyata salah satu dari mereka malah sedang merasakan sakit.
Tapi kupu-kupu ini tampak kuat dan biasa saja.

Dia lalu melihat pantulan wajahnya dari kamera. Melihat betapa putih dan pucaknya wajah itu. Mata coklat dan alis yang tebal,sedikit menutupi kepucatan wajahnya.

Aku tidak pantas untuk dicintai. Aku tidak pantas untuk memiliki seseorang . Batin virgi.
Dadanya terasa sakit,sesak,berulang kali dia memandang keatas menahan agar air matanya tidak jatuh.
Tangannya gemetar. Menahan rasa panas yg memenuhi daerah mata dan pipi.

Aku bisa melewati ini. Virgi terus mengucapkan kalimat itu. Dikepalnya tangan yang lemas itu,

"Aaaaaaaaaaargggkkkk SIAL". Aku depresi karena penyakitku,depresi karena keluarga ku.

"Kenapa tidak bunuh saja aku langsung. Apasusahnya menusuk pisau dijantung ku. Kenapa pilihan kalian malah menjauhkan aku. Aku tidak pernah mau ditakdirnya seperti ini.ini bukan keinginan aku. Ini bukan salah ku. Kenapa aku,kenapa harus aku hah?" Virgi meraung2 dengan sendirinya. Melepas amarahnya.

Tampak bi sumi melihat dari kaca jendela dengan tetesa air mata. Sedih kasihan. Dan tak tega.
Ia sangat menyayangi anak majikannya itu,ya seperti anaknya sendiri. Malah yang terlihat seperti orang tua virgi itu bi sumi bukan mama dan papa virgi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

im freak but i like writingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang