di hatiku

607 40 21
                                    

Klik bintang nya ea dear, aduch..
Ikeh ikeh kimoci buat kalian

Ohm's pov

Pagi ini aku ada janji dengan si Noh,
Untung saja kekasihku itu bukan orang yg kepo. Malam itu aku hanya mengatakan pada Mick, bahwa aku akan langsung mengajarinya secara praktek, daripada teori saja, pasti dia akan bingung hahaha... Aku merasa seperti "otak mesum" sekarang Ini.

****

Noh

"hai...Ohm.. Kamu sedang apa? kenapa senyum-senyum begitu? apa obat gilamu sudah habis?"

See..Baru saja aku mengatakanya, si Noh sudah muncul begitu saja di depanku.

"apa kamu bilang, hum? kalau kamu datang kesini hanya untuk mengejekku, lebih baik aku tutup kafe ku dan bercinta dengan Mick"

Noh

"hahaha... Ne..Ne..Ne... Apa kamu sedang mengancamku? ouh.. Seram sekali..(scaredface) tapi itu sama sekali tidak menakutiku. Aku bisa menyuruh Mick untuk kembali ke luar negri lagi."

"brengsek, memang ada perlu apa kamu mengajakku kencan? apa kamu sudah bosan dengan si rambut jamurmu itu?"

Noh

"sekalipun di dunia ini cuman ada kamu, aku lebih milih single daripada sama kamu >=<"

"hahaha.. Okey.. Okey.. itu menjijikan"

Noh mulai menceritakan tentang semua ketakutan yang dia rasakan tentang Phun. Dia juga menceritakan tentang mimpi-mimpinya di setiap malam yang terus menghantui nya itu. Aku ikut merasa sedih akan masalah yang Noh hadapi. Sebrengsek apapun Noh, tetap saja dia itu sahabatku, sahabat yang mampu memberiku semangat.

****

Noh's pov

Lumayan lama juga aku ngobrol dengan Ohm, aku terasa sedikit lega setelah meluapkan kegelisahan yang aku bendung selama ini. Tadi pak pos datang mengirim pesananku. sebuah pesanan yang aku khususkan untuk Phun. Bukan benda berharga , hanya kartu nama tapi bagiku ini sangat berharga sekali.

Ku buka bungkusan itu, semua beju Phun yang sedari tadi sudah aku letakkan di sofa aku ambil satu persatu dan dari satu persatu kantong baju itu aku masukan satu kartu nama.

Aku sangat kwatir jika suatu saat Phun benar-benar melupakan segalanya. Pipiku terasa basah, iya secara tak sadar aku menangis. Walau cobaan ini membebaniku tapi aku harus kuat, aku yakin Phun akan membaik. Kalaupun itu sedikit sekali kemungkinannya, aku tetap akan menanti keajaiban itu datang.

Semua baju telah selesai, ada satu kotak lagi di meja. Kotak itu lebih kecil, di dalamnya terdapat sebuah gelang. Ku ambil benda itu, kuraba setiap ukiran di permukaan gelang itu. "bagaimana caraku memberikan ini pada Phun, dia pasti akan mengira bahwa aku tidak mempercayainya. Dan itu pasti akan membuat Phun kehilangan percaya diri"

Phun

"Noh.."

Aku kaget, saking gugup nya ku sembunyikan kedua tanganku di belakan punggungku. Apakah Phun sempat melihatnya. Apa yang harus aku katakan, bagaimana aku harus menjelaskan.. Akh.. Phun mulai bertanya-tanya padaku tentang kelakuanku tadi.

Phun

"Noh...Kamu sedang menyembunyikan apa? pasti hadiah untukku kan"

"pede banget kamu, siapa juga yang mau ngasih kamu hadiah."

lovesick//takkan berubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang