"Kenapa kamu ingin menikahiku Earn..Aku ini pembawa sial, kenapa kita tidak seperti ini saja?" Pete tak mengindahkan lamaran ini. Semua sahabat nya termasuk ayah nya dan Earn sendiri pun tahu, alasan apa lagi selain kematian YUri, yang hingga kini masih menghantui pikiran Pete. Walaupun tak bisa di pungkiri, dalam hatinya pun, ia sendiri sangat ingin mengikat janji dengan kekasih tercintanya itu.
"Pete, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Bukankah segala sesuatu itu terjadi pasti ada alasan dari Tuhan untukmu, Entah itu baik entah itu buruk. Aku akan terus berusaha menjaga dan memastikan kalau semua akan baik-baik saja Pete." masih dengan posisi nya, Earn begitu setia meyakinkan orang yang sedang dilamarnya itu. Bahkan Earn tak perduli lagi dengan runtuhan gerimis yang sudah mengguyur rambutnya secara perlahan namun tanpa henti. Ayah Pete mulai tak sabar menunggu jawaban Pete. "hayooo... Kamu ini Pete, anak bodoh, kapan lagi kamu akan menemukan orang yang benar-benar mencintaimu dan mengorbankan apapun demi kamu seperti Earn. Sudah Earn bangunlah, berikan bunganya padaku Pete. Earn.. Pake kan cincin itu sekarang." sambil menyerahkan jemari putranya ke tangan Earn, ayah Pete tersenyum penuh antusias.
Earn mulai memasang cincin itu, Pete meneteskan air mata bukan air mata kesedihan tapi sebuah kebahagiaan yang Pete sendiri tak berani membayangkan sebelum nya. Tepuk tangan dan tawa menambah hangat suasana dan udara dingin serta gerimis yang masih setia dan tak beranjak pergi juga dari mereka tak mengganggu sedikitpun acara lamaran yang penuh pengorbanan ini. Cinta itu memang gratis tapi cinta itu butuh perjuangan. Bukan sebuah penebusan, tapi anggap saja sebagai pembuktian ketulusan.
ini bukan hanya sebuah Cinta
Aku menggapaimu tanpa syarat
Aku memilikimu tanpa beban
Jika hanya sebuah penebusan ini
Mampu membawamu menuju pada kepercayaanmu untukku
Aku rela melakukan nya di setiap hari, di setiap menit bahkan setiap detik pun. UntukMu PetePekatnya angin yang mengundang awan berwarna abu-abu masih mengitari tubuh manusia yang sedang berada dalam jebakan nya. "Mick.."
"heum..Iya Phe Ohm"
"Cinta mu semerbak bagai sekuntum bunga ini. Begitu indah, menarik membuatku tak bisa berhenti untuk selalu memandangi dan menginginkan nya. Terimalah" Ohm mengeluarkan bunga yang di pegang dari balik punggungnya lalu memberikannya pada Mick.
"eikhhh....bunga ini phe curi dari phe Earn tadi kan?"
Ohm tersipu sedikit menunduk, dan melirik Mick yang ternyata tersenyum dan mengangkat satu alis nya sambil menatap Ohm.
"oh..Mick, aku tidak mencurinya , aku hanya meminta nya dan lagiian cuma satu kan"
"apa phe Ohm meminta ijin?"
"hehe...."balas Ohm dengan gelengan.
Mick kembali tersenyum, ia merasa kenakalan Ohm memang takkan bisa di hilangkan.
"phe Ohm.. Apakah Phe juga berharap kita menikah?""emm..Aku sangat mencintaimu Mick, tanpa bertanya pun seharusnya kamu sudah tau jawaban nya. Tapi..kalaupun kamu tidak menginginkan pernikahan itu, aku takkan pernah memaksakan nya ataupun menuntut nya." Ohm memang tak ingin memaksakan keinginan nya, dengan terus berada di samping Mick saja sudah mampu membuat Ohm sempurna.
Mick tau, Ohm menyembunyikan kekecewaan nya. Siapa Sih yang tak berharap untuk mengikat hubungan dengan orang terkasih nya. Diantara Ohm maupun Mick, mereka berdua memiliki harapan yang sama besar hanya saja, Cinta tak semudah itu. Dua insan yang saling mecintai dan saling menginginkan tak begitu saja bisa mengiyakan setiap kebersamaan. Ada banyak sekali alasan ketika mereka memilih berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Seberat apapun suatu hubungan pernikahan pasti akan terasa ringan jika dilalui dengan orang yang sangat di cintai. Sedangkan tidak semua pernikahan itu, menjamin dua orang yang saling mencintai didalam ikatan nya. Terlalu rumit jika hanya sekedar teori, butuh suatu pelaksanaan sebuah posisi agar dapat memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
lovesick//takkan berubah
Fiksi PenggemarTulus itu menerima apa adanya. Tulus itu tak bersyarat. Seperti hal nya rasa sayang, Seburuk apapun kita, Takkan merubah rasa sayang itu. Tulus itu takkan ada "berkurang" Semakin mengenal satu sama lain akan Semakin memperbesar Rasa itu. Terkesan...