end

651 39 11
                                    

Pete terbangun dari mimpi, iyah...Itu tadi hanya sebuah mimpi. Mimpi yang menghilangcketika kamu terbangun. Pete mengerjapkan mata nya beberapa unthk memastikan bahwa ia benar-benar baru saja tersadar dari tidur nya. Pete terlalu lelah setelah mempersiapkan perayaan ulangtahun Earn. Pete masih di sofa yang karena ukuran nya terlalu kecil , Membuat tubuh Pete terguling dan menimbulkan suara sedikit berisik. Di raih nya sesuatu dari atas meja. Ponsel, Pete mencoba menghubungi Earn, tapi tak ada seorang pun yang menjawab panggilan nya. Pete menjadi kuwatir, ia takut mimpi terburuk nya yang baru saja lihat itu akan menjadi nyata. Pete mengulangi nya lagi, ia terus saja menekan angka-angka di ponsel nya.

"hei...Ada apa Pete?"

"Phun..Kamu dimana? bisakah kamu membantuku. Tolong temukan Earn.."

"heihei..Pete, apa setampan itu Earn dimatamu sampai kamu tidak ikhlas kalo Earn di lirik orang lain hahaha"

"hikss..hiksss.."

"oh..Maafkan aku Pete, sebenarnya ada apa ini? bisakah kamu menjelaskan ny, apa yang terjadi denganmu?"

Pete menceritakan tentang mimpi nya pada Phun. Tidak begitu mendetail hanya sebuah inti yang tentu Phun bisa langsung mengerti. Kalian tidak lupa kan, Phun itu pintar hahaha

Phun mengerahkan anggota nya, sebenar nya bukan karena Phun percaya tentang mimpi, tapi memang kemarin-kemarin Phun merasa aneh dengan sikap Earn. Phun itu tidak bodoh walau sering nya bertingkah sangat bodoh dan membosankan. Saat Earn mencabut rambut milik Phun, ia membuntuti Earn dan menyaksikan Earn menyimpan rambut itu dikantong celana nya. Phun bukan orang ceroboh seperti Noh, jadi Phun hanya diam dan berpura-pura bahwa ia tidak melihat apapun dan membiarkan sahabat nya melakukan rencana nya selagi itu bisa membuat sahabat nya bahagia Phum rela terlihat konyol.

Phun sudah berkali-kali menelpon Earn, dan itu selalu sama, tidak ada jawaban dari ponsel nya. sampai Phun benar-benar ingin menyerah, dan ketika untuk yang terakhir kali nya ada suara yang membalas sapaan nya.

"haii.. Ini siapa?"

"Earn..Mana?"

"sopan sedikit bisa tidak, huh?"

Ada apa ini, Ucap Phun dalam hati. Ia mulai cemas , kenapa bukan Earn yang berbicara? kenapa justru oranglaiin yang menjawab nya,? Pertanyaan yang bertubi-tubi itu membuat Phun tak sabar lagi. Ia memanfaatkan panggilan itu untuk mencari keberadaan posisi orang itu.

"hei..Apa kamu tuli? kenapa hanya diam?"

"berikan ponsel nya pada Earn, sekarang"

"wuah nglunjak kamu ya"

"siapa yang sedang menelponku , hum? kenapa kamu marah-marah"
Suara Earn terngar menyahut dan menanyakan pada anak buah nya itu.

"woeiii...Earn brengsekk, angkat teleponku, dari mana saja kamu itu"

"oh Phun, hahaha ada apa, kamu merindukanku? akh Phun jangan begitu, aku kan jadi gak enak sama Noh" Earn masik cekikikan dengan candaan konyol nya itu. Sebenarnya Earn juga geli sendiri saat berbicara tadi, tapi sepertinya Earn mencoba menjadi sahabat yang bisa diajak gila-gilaan.

"gila..Mana mau aku merindukanmu, eikh tapi mungkin aku memang merindukanmu"

"benarkah? Earn terdengar sangat kaget, dan srkarang giliran Phun yang cekikikan menertawakan sahabat nya itu.

"iya..Aku rindu, rindu ingin sekali aku menciummu dengan pukulanku ini. Lama sekali sejak kamu keluar dari dunia hitam itu, kita sudah tid ak pernah saling adu jotos hahaha"

Hahahaa...

Mereka akhirnya bertemu, setelah ngobrol dari telepon. Phun menceritakan seperti apa yang di ceritakan oleh Pete padanya. Earn pun menjelaskan tentang misi nya juga kejutan nya yang srharus nya ia sampaikan di acara ulangtahun nya nanti malam.

"permisi pak.Phun, kami menemukan tuan Neung sedang membuntuti tuan Earn. Apa tindakan selanjutnya?"

"kebetulan sekali, kita sudah punya bukti. Kita langsung ringkus saja orang itu"Phun menegaskan penangkapan Neung sekarang juga.

"siap "

Neung berhasil lari dan sekarang ia sedang berada dalam mobil nya. Dibelakang nya terdengar suara sirine polisi, sedang memburu nya.
Di sebuah tikungan, ada mobil truk dari arahlawanan. Mobil Neung terpental ke sebuah sisi bahu jalan. Neung masih beruntung karena Tuhan tidak mengambil nyawa nya. Phun beserta anggota nya segera berlari menyelematkan Neung. Sebelum akhirnya mobil Neung meledak, sedangkan Neung dalam keadaan kritis bahkan hampir mati.

Bukan hanya Phun, Earn bahkan ayah Neung{orang yang sudah dianggap paman oleh Earn} beserta ibunya juga semua sahabat Noh telah berkumpul dirumahsakit. Walau sejahat apapun , tapi bagi mereka orang-orang yang berhati tulus, kejahatan apapun itu hanya sebuah kesalahan yang akan dilupakan ketika kata "maaf " terucap. Hanya cukup satu kata itu, sudah cukup untuk menebus kesalahan besarmu.

Dokter telah keluar dari ruangan, setelah berjam-jam melakukan penyelamatan nyawa Neung. Ibu Neung langsung berlari, menanyakan keadaan putra tercinta nya. Dokter mengatakan nyawa pasien nya selamat, tapi...

"Neung...Huhuhu"
isakan tangis ibu Neung memecah, dengan kondisi Neung sekarang yang menjadi autis karena ada pembekuan darah di bagian kepalanya. Kejadian ini juga mengakibatkan pihak polisi tidak bisa mengusut kasus nya ke pengadilan. Sudahlah..Mungkin ini memang takdir nya, mungkin ini juga lah rencana Terbaik Tuhan mengatur jalan ceritanya. Neung melanjutkan hari-hari berikutnya dengan hanya duduk di kursi roda dan melempar jauh-jauh pandangan nya dengan tatapan kosong.

"Neung..Tuhan itu menyayangimu. kamu merasakan nya kan sekarang? setelah banyak sekali kejahatan yang kamu lakukan, bahkan ketika kamu akan merenggut orang terkasihku untuk kedua kali nya setelah Yuri kakak tirimu. Tuhan masih saja memberimu kesempatan dan memberimu keajaiban. Neung, memang benar, fisik mu itu sempurn, Tapi hatimu cacat penuh dengan kebencian. Aku tidak menyukainya. Maafkan aku yang tak bisa dan takkan pernah bisa menjadi orang yang mencintaimu. Aku tahu hatimu Paham dan mengerti maksutku ini. Semangatlah Neung, kebahagian yang di depan itu masih megharapkanmu meraihnya. aku pergi Neung, terimakasih sudah mencintaiku walau dengan caramu yang tidak pernah aku sukai." Pete kemudian meninggalkan Neung di kamarnya. Di dekat jendela, yang berhadapan langsung dengan pantai.

Perayaan ulangtahun Earn kemarin begitu menyenangkan. Walau Pete masih saja shock dengan kejadian yang menimpa Neung itu, tapi Earn cukup pandai menggodainya sehingga Pete bisa kembali tersenyum bahagia.

Phun dan Noh masih saja sama, bertengkar kecil saling meledek, dan lagi kebahagiaan mereka semakin hari semakin bertambah. Tak jarang juga Phun memaksa Noh untuk bermain di atas ranjang karena Noh semakin tidak berhasrat saat kandungan nya semakin membesar.

Mick kembali ke Luar negeri, Ohm sangat kehilangan tapi tak ada yang bisa dilakukan pria botak sahabat Noh itu selain mengikhlas kan kekasih nya pergi. Semacam ikhlas tapi tak rela. Yeah..Begitulah

Berbeda dengan Per dan Win, mereka malah merencenakan liburan ke luar negeri. Per merasa deg-deg kan, bukan karena saking senang nya tapi... "apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu Jo? cewek itu akan menyakiti perasaan Win lagi jika ia tahu aku dan Win akan satu negara dengan nya. Akh aku tak perlu memikirkan itu. " per itu sama kayak sang penulis. Diam nya bukan tak perduli tapi dengan diam ada banyak seseutu yang bisa kamu lakukan untuk orang-orang disekitarmu.

End


Maaf kacau aku sedang moody jadi gk ada manis-manis nya sedikitpun hahaha...
Untuk yang maSih penasaran sama cerita masalalu mereka, lain kali akan kubuatkan part2 ekstra untuk kalian :v

Vote nya, bantuin nyari vote juga donk Ndaa.. Biar agak rame hahaha😍😘

lovesick//takkan berubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang