Suasana pembukaan bar milik EarnPete begitu meriah. Walau harus diawali dengan debat yang cukup sukses membuat Earn memenjarakan emosinya agar tidak bertengkar dengan kekasih tercinta nya, Pete. Iya,mereka membuka usaha sendiri setelah mengajukan pengunduran diri dari perusahaan milik orang yang di panggil nya "paman" itu. Bukan sebuah bar besar yang penuh gemerlap lampu tapi hanya sebuah bar sederhana yang menyajikan makanan ringan dan minuman ber alkohol yang berbrand kelas international.
"Ohm..Apakah kita harus menunggu Noh dan Phun datang? aku sudah lapar nih, kita tinggal saja mereka. Siapa suruh mereka datang terlambat."
"hahaha..Noh itu memang brengsek Pete, untung saja Phun itu berbaik hati mau menerima Noh yang hoby makan itu. Apa kamu tahu Pete, Noh itu selalu saja gagal diet. Kurasa Phun harus mengganti kasurnya sebulan sekali supaya dia bisa tertidur nyenyak"
hahahaha
Itulah Ohm, selalu punya kalimat_kalimat pedas yang berhasil membuat para sahabat nya juga Mick tertawa renyah ketika bersama nya.
"hei hei hei....Aku datang, apa aku terlambat? jangan curang kalian ya, tidak menunggu hadirku."
Seru Noh yang baru saja tiba didepan pintu. Mata Noh tak henti_henti nya menelusuri setiap sudut demi sudut ruangan bar yang baru saja dibuka, oleh sahabat tercinta nya itu.
"wuuuahhh, hebat ya..Kereeeen Earn Pete kalian sangat pandai sekali mengkolaborasi tatanan ruangan ini. Memadukan perbedaan selera kalian menjadi satu. Tidak mudah lhoh... Hahaha"
Pete berdiri lalu berjalan sambil berlari kecil ke arah Noh, kemudian memeluk Noh. Pete sangat bahagia karena mendapat kejutan dari Earn yang sengaja mengundang para sahabat_sahabat terdekat nya itu. Padahal rencana awal tidak ada orang yang di undang dalam pembukaan bar baru nya itu. Baru setelah OhmMick, PerWin, datang mengunjungi nya, Pete baru sadar ternyata Earn punya rencana yang membuat nya bahagia di malam ini.
"ouh Noh, tentu saja tidak, ayo bergabung dengan mereka. Ohm dari tadi mengolokmu, dia bilang kamu itu tukang makan hahaha."
Pete tertawa lepas, terlihat jelas kebahagiaan nya saat ini.
"hei Noh, apa kamu tidak dengar di luar tadi? ada yang bilang tak perlu menunggumu karena perutnya sudah kelaparan?" Ohm tak kalah membela diri. Ohm seperti sedang menemukan lawan bicara yang harus dia kalahkan. Pete yang senyum tersipu malu merunduk. Wajahnya memerah, membuat Noh yakin pasti Pete lah orang yang di maksut Ohm itu.
"he he he..Begitu ya, hmz.."
Sambil menjewer telinga Pete, Noh cekikikan. Sedangkan Pete teriak_teriak meminta Noh menjauhkan jari_jarinya dari telinga Pete. Sahabat itu indah dan menyenangkan bahkan sekasar sejorok sejelek dan sebodoh apapun sahabatmu, tetap saja mereka itu indah. Pete yang merasa telinga nya sudah lolos dari Noh, celingukan keluar pintu.
"eikh..Noh, Phun mana? apa suami tercinta mu tidak ikut kemari?"
"hayo..Phun itu sudah tua Pete, jalannya sudah lambat. Kurasa aku harus membelikan dia tongkat juga. Hahahaha"
"woeiii..Noh, aku itu masih kuat dan perkasa. Kalau aku sudah tua, mana mungkin aku bisa memuaskanmu. Pete jangan dengarkan ocehan Noh itu. Dia hanya gengsi saja kalau harus mengakui kehebatanku."
Dengan bibir sedikit senyum mengejek, Phun berhasil membuat Noh gemas padanya.
"iiiiiiiikkkhhhh...AWas ya kamu Phun, dasar brengsekk"
Noh mencubit pipi Phun dengan menggoyangkanya ke kanan kiri, di akhiri dengan sebuah pukulan kecil yang mendarat di kepala Phun.
"hah..Kamu kenapa Phun? apa pukulanku terlalu keras ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
lovesick//takkan berubah
FanfictionTulus itu menerima apa adanya. Tulus itu tak bersyarat. Seperti hal nya rasa sayang, Seburuk apapun kita, Takkan merubah rasa sayang itu. Tulus itu takkan ada "berkurang" Semakin mengenal satu sama lain akan Semakin memperbesar Rasa itu. Terkesan...