Budayakan klik bintang saat membaca ea, gk nyampai lima detik kok :v
Ikeh ikeh kimoci buat kalian ^_^
Phun's pov
Aku sudah kembali bekerja, kurasa semua akan baik-baik saja.
Aku berunntung , atasanku masih memberi kepercayaan padaku untuk mengemban tugas yg sangat aku cintai ini.Rekan kerja
"Phun..Kau tetap siaga di situ, tajamkan pandanganmu. Jangan sampai target kita terlepas"
"siap pak..."
Itulah perintah singkat dari rekan kerjaku lewat telepon.
Saat aku sedang berkonsentrasi pada simpang jalan di sebrang sana, aku melihat seseorang. Yang kurasa aku sangat mengenalnya, tapi siapa, aku seperti mengingat sesuatu tapi.. Tapi kepalaku mulai sakit, sangat sakit. Rekan kerjaku memanggil-manggil namaku lewat sambungan telepon radar di telingaku. namun kepalaku semakin sakit dan akhirnya kegelapan menyelimuti ku.
****
Rekan kerja
"Phun.. Kau baik-baik saja?"
Aku hanya mengangguk lemah , mengiyakan pertanyaan itu dengan sisa tenaga yg kumiliki.
"apa target kita , gagal?"
Rekan kerjaku mengangguk, dengan wajah yeah.. Yg kurasa dia kecewa.
Aku mencoba meminta maaf karna biar bagaimanapun ini juga kesalahanku. Aku sedang berada d rumah sakit. Iya..Aku pingsan , dan mereka gagal menangkap target yang kami incar.Noh
"Phun.. Kamu tidak apa-apa? kenapa kamu menyanggupi tugas ini? kamu butuh istirahat Phun. Seharusnya kamu tidak mengajukan dirimu untuk melaksanakan tugas ini. Aku tidak mau , kalau sampai kamu kenapa-kenapa Phun."
Noh Yang baru saja sampai ke sini menitikkan airmata lagi, ouch Tuhan, kumohon hentikanlah kesedihannnya.
Tukarlah airmatanya dengan tawa bahagia, Tuhan...Aku kecewa, karna aku telah gagal menjaga Noh. Sekarang justru Noh, yang harus menjagaku. Aku meyakinkan Noh bahwa aku baik-baik saja.
***
Noh's pov
Hari ini langit mendung, aku dan Phun sedang berjalan berdua dengan satu payung yang menjaga tubuh kami dari rintikan gerimis yang mengajak angin pekat untuk menggoda kulit kami itu.
Phun
"Noh... Kau manis sekali, bolehkah aku mendapatkan satu bayi darimu?""akh Phun, kenapa kamu menanyakan hal itu? "
Dengan wajah yang merah , aku menunduk tersenyum bahagia.
Phun.. Sebesar itukah rasamu untukku?Phun
"Noh...Wajahmu memerah, hahaha..
Kamu imut sekali. Aku ingin memakanmu sekarang juga. ""Phun.. Ini sedang di jalan, apa kamu ingin mempermalukanku, berhentilah menggodaku Phun."
Phun sangat nakal, apa dia lupa kalau saat ini kami sedang di depan umum.
Tangan Phun mulai menyelinap ke dalam baju punggungku.
Akhhh.... Aku mulai horny, sentuhan Phun bagaikan sengatan listrik.
Aku rasa di bawah sana sudah ada yang mendesak-desak untuk keluar dari celanaku."aaaaaakkhhhhh... Phu...Un"
Brengsekk, aku dan Phun memang sudah menikah tapi tidak melakukan sex di depan publik juga kan..
Kalian dengarkan? aku mendesah di tepi jalan, Phun keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
lovesick//takkan berubah
FanficTulus itu menerima apa adanya. Tulus itu tak bersyarat. Seperti hal nya rasa sayang, Seburuk apapun kita, Takkan merubah rasa sayang itu. Tulus itu takkan ada "berkurang" Semakin mengenal satu sama lain akan Semakin memperbesar Rasa itu. Terkesan...