almost

697 50 26
                                    

klik bintang yakk, don't forget
IKeh ikeh kimoci buat kalian ^_~

Noh's pov

Kubuka mataku, kurasakan sesuatu berada di dadaku. Akh.. Tangan Phun sedang bermanja di sana.
Kutatap lekat-lekat wajah Phun,
"aku sangat mencintaimu, Phun"

Kubelaikan tanganku menulusuri di setiap garis wajahnya.
Phun menggeliat dan membuka matanya.

Phun

"Noh..di mana Noh, kamu siapa?
Kenapa kamu ada di sini?"

"Phun...Kamu...Ka..Kamu..tidak mengenaliku?"

Aku tak percaya Phun tidak mengenaliku.

****

Phun

"Noh.. Bangun Noh.. Buka matamu,
Kenapa kamu menangis?
Maafkan aku Noh, ku mohon jangan menangis"

Suara Phun mengagetkanku, akhh.. Kurasa aku hanya kelelahan. Ternyata aku hanya mimpi. Kulirik Phun, dia terlihat sanat kwatir. Kupukul kepala depanya, dasar Phun brengsekk, sedikitpun tidak bisa bersabar.
Salahkan Phun, yang kemarin malam menyerangku sebelum sampai ke kamar. Kurasa aku terlalu lelah.
Phun melakukannya di tangga, sangat brengsekk bukan.. Bahkan Phun berjalan menuju kamar sambil menggendongku seperti bayi kera.
Phun menyatu denganku dengan posisi aku di depannya dan ku kalungan tanganku kelehernya.
Sungguh bak putri hahaha..
tentu kalian penasaran tapi maaf aku takkan menceritakannya secara detail.

Aku lega, karna yang aku alami barusan hanyalah ilusi. Mungkin aku terlalu takut kehilangan Phun, sampai-sampai tidurpun selalu tentang penyakit Phun.

Phun

"Noh..Kau tidak apa-apa?
Aku sangat kwatir, mimpi buruk apa yang mengganggu suamiku tercinta ini, sampai suamiku menangis begini, hum? kenapa baby..?"

Phun menggodaku, sudah kukatakan kan, Phun itu memang brengsrekk haha.. Tapi aku sangat mencintanya.
Kenapa? apa kalian ingin mengataiku munafik? terserah.. Tapi asal kalian tau, aku sangat mencintai Phun.. Yeah... Sangat mencintainya.

"Kau.. Kau melupakanku Phun, kau tak mengenaliku, kau membuangku Phun.. Aku takut, aku sangat takut sekali.."

Phun

"maafkan.. Aku.. Noh, sejak kamu menikah drnganku, aku selalu saja memberi beban padamu.

Phun membangunkanku, dia menarik kepalaku untuk bersender di lehernya. Nyaman dan tenang, kudapat meraba banyak cinta dan di sayang di sana.

Phun

Aku sudah berjanji pada orangtuamu akan menjagamu dan membahagiakanmu tapi nyatanya, kamulah yg membahagianku dan menjagaku.
Kamu semakin kurus Noh..
saat aku memelukmu , terasa seperti melukin cewek. Ouh iya Noh.. Dadamu juga semakin rata.."

Plaaaakkkk

Kupukul kepala Phun dengan tangan kiriku. Aku tau Phun nyengir kesakitan, Phun menarik tangan kananya dariku dan mengusap-usap bagian yang kupukul tadi.

"dasar , brengsekk kamu Phun..
Bisa-bisa nya di situasi romantis kayak gini kamu malah mengacaukan nya. Memangnya Sejak kapan dadaku mengembang!! sudah aku mau mandi"

Phun

"hihihi..Noh apa kamu butuh bantuanku untuk menggaruk punggungmu?"

"kamu sudah menggaruk nya , semalam"

Phun

"mungkin kamu butuh senam pagi denganku."

Sebenarnya aku sudah berada di depan pintu kamar mandi, tapi aku berbalik arah menuju ranjang tempat Phun duduk. Mataku melihat Phun penuh rasa jengkel. Ku kepalkan jari-jariku dan siap untuk menghajar Phun sebelum akhirna Phun melempar senyum termanis nya.
Ouh okey.. Dia menang, tak kupedulikan lagi gombalan Phun itu.
Seperti apapun dia, toh tetap saja aku akan sangat mencintainya.

lovesick//takkan berubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang