[2] Prolog

39.8K 2.6K 275
                                    

Hyemi berusaha untuk mengikuti gaya hidup orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Dia bahkan rela membohongi temannya dimana dia tinggal saat ini. Hanya untuk menyimpan sebuah rahasia, sepertinya Hyemi harus menderita sedikit untuk mendapat ketenangan. Tapi sampai kapan dia harus terus berpura-pura?

Hyemi mendengar suara ibunya dari luar. Memanggilnya beberapa kali dan memintanya untuk segera sarapan. Berteriak-teriak seperti orang bar-bar, apa mungkin tinggal di rumah besar membuat ibunya dimanja dan bertingkah seenaknya? Atau ada alasan lain karena ibunya sudah mengetahui sesuatu? Karena itukah ibunya menjadi tidak begitu sabaran?

"Iya, kami turun sekarang."

Hyemi adalah anak dari ibu bar-bar itu. Dia juga anak yang harus mengikuti aturan dan berbakti pada ibunya kalau tidak ingin dicap sebagai anak durhaka. Lagipula sejak Hyemi kecil, dia hanya dekat dengan ibunya.

Tapi bukan ibunya yang menjadi kekhawatiran Hyemi sekarang. Pria ini-yang berdiri di hadapan Hyemi-lah yang harus dia pikirkan.

Bagaimana cara membuat Sehun menuruti kemauannya tanpa memberi persyaratan? Bagaimana cara membuat Sehun bertindak seperti manusia normal? Bagaimana cara membuat Sehun mengerti, bahwa mereka memiliki batasan yang harus tetap dijaga untuk kenyamanan orang-orang di samping mereka.

Sekali lagi Sehun dihadapkan dengan pilihan apakah dia harus mengikuti keinginan pikiran kotornya atau hatinya yang lemah, apakah dia harus memejamkan mata untuk menolak pemandangan indah ini atau harus menatap demi kesenangan?

Tiba-tiba saja Hyemi menjadi begitu gugup. Tapi Sehun terlihat sebaliknya. Seolah momen seperti inilah yang dia tunggu, seolah reaksi Hyemi-lah kesenangan itu.

Dibandingkan dengan Hyemi yang selalu bersikap hati-hati, Sehun tidak pernah berpikir bahwa yang dilakukannya bisa saja membuat seisi rumah jantungan. Dia tidak pernah berpikir seperti apa jadinya kalau mereka sampai tertangkap basah sedang berduaan sambil berdempetan seperti yang mereka lakukan sekarang ini. Sehun tidak memikirkan hal itu.

Bagaimanapun, Hyemi sudah mengklaim bahwa Sehun menderita serangan otak yang membuat jalan pikiran dan hatinya bertindak tidak normal. Saudara laki-lakinya itu sudah kehilangan kontrolnya. Bagaimana bisa dia menyebut ini sebagai perasaan cinta? Bagaimana rasa suka bisa disamakan dengan cinta?

Tapi apa yang bisa Hyemi lakukan? Ketika seekor domba masuk ke dalam rumah yang memelihara srigala, tidak satu pun ada yang bisa menyelamatkan hidupnya.

"Kau sungguh tidak ingin membiarkanku pergi?"

"Apa harus kuperjelas?"

Apa itu ancaman? Tapi kenapa dia harus menunjukkan wajah seperti itu? Membuatku merasa bersalah saja

Terkadang saat Sehun sedang memohon, dia selalu menatap dengan mata sendu. Dan terkadang saat Sehun mengancam, matanya seolah mengatakan bahwa itu hanya sebuah candaan. Dua kepribadian dalam satu tubuh ini hanya Sehun yang memilikinya. Dalam hal berakting, tidak ada yang lebih hebat dari Sehun.

Hyemi pikir kalau teriakannya tidak cukup membuat Sehun mundur dan tetap nekat memojokkan tubuhnya seperti itu, dia akan menggunakan serangan seperti yang sudah Hyemi pelajari dari Soo Jung. Mungkin dengan memberikan tendangan ke arah selangkangannya. Tapi masih lebih bagus kalau mereka berbicara seperti seorang murid terpelajar, benar kan?

Saat Hyemi berpikir apa yang seharusnya dia lakukan, Sehun sudah megambil langkah pertama dan membuat Hyemi terkejut setengah mati.

Sehun berhasil mencium bagian bawah telinga Hyemi dan membuat Hyemi menjerit tertahan.

√ SECRET [SEHUN] - Proses EDITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang