Chapter 4 : Ada apa dengan Rasa Ini?

4.3K 400 14
                                    

"DARIMANA AJA LU?! DARI SIANG SAMPE SUBUH GINI BARU PULANG! LO TAU ENGGAK GUE TUH KHAWATIR SAMA ANAK GUE!" Bentak seseorang siapa lagi kalau bukan Dhian.

Ya,Mereka berlima baru saja pulang Subuh Ini. Akibat bianglala itu lah yang menyebabkan mereka Pulang subuh.

"Ya,maaf Tadi kita Naik bianglala terus bianglala-nya Rusak"

"Rusak! Salah lu sendiri,pake naik Kesana lagi!"

Seseorang pria terus mengusap Punggung dhian "udah donk sayang Ini bukan salah mereka" ucap pria itu,Alvin

Sedangkan Prilly Bersama Ali Duduk disofa Menundukkan kepalanya. Ya,ketiga bocah itu disuruh Masuk ke kamar.

"Kak maafin kita,saya yang salah yang mengajak mereka untuk Menaiki Bianglala"Kali ini Ali yang bersuara membuat pandangan Dhian ke arah Ali.

"Ayolah sayang,Kamu Jangan marah-marah terus,Kasihan mereka" Ucap lagi alvin menenangkan Dhian.

"Prilly sama Ali Mendingan Pergi Dulu deh Tinggalin Si nenek sihir dulu. Kalian Mendingan istirahat Kalian pasti Capek,Buruan Pergi gih Sebelum nenek sihir Makin Menjadi"gumam Pelan Alvin Agar Tak suaranya tak di dengar oleh Dhian.

Dengan kompak Ali dan Prilly mengangguk lalu Beranjak dari tempat.

***

Ali Dan Prilly Memilih untuk memasuki Kamar Si kembar. Terliat Wajah Tidur Alva,Alya dan Salsa yang Tertidur nyenyak.

Tanpa Disadari Mereka berdua Tersenyum Dengan Pandangan Masih tetap Ke Tiga bocah itu

"Lucu yah" Lagi-lagi mereka serempak Berbilang. Tak Lama kemudian terdengar Tawa mereka "hahahaha" baru kali Mereka tertawa bersama tidak seperti biasa yang Hobi Bertengkar.

Baru kali ini aku melihat mj Tertawa.

"Heh! Ngapain lo Senyum-senyum sendiri?"tanya Prilly saat melihat Ali tersenyum Sendiri Dengan pandangan ke arahnya.

"Heh? E-enggak kok.. Ehmm lo Mau Tidur?"balasnya dengan Mengubah topik pembicaraan. Prilly menggelengka kepalanya "enggak,hue enggak ngantuk. Lo sendiri mau tidur?"kali ini Prilly yang Bertanya

"Enggak,Malas tidur. Eh Ke sana yuk!"Ajak Ali segera menaik tangan Prilly. Ali Membawa Prilly Ke Balkom Yang berada di Kamar Si kembar itu.

Mereka pun Duduk di kursi yang Memang ada di balkom itu. Tak lama Kemudian suasana menjadi hening,entah apa yang Ingin di ucapkan mereka kali ini. Ali saja yang mengajak Juga tak tau Memulai dari mana.

Tak lama kemudian Ali Menoleh Ke Prilly yang Menatap Lurus kedepan melihat sekitarnya. Tanpa yang ia sadari Ia Tersenyum Lagi.

Cantik

Asik

Suka sama Anak Kecil

Baik tapi Bawel

Jutek

Itu Yang ia pikirkan Sifat-sifat Prilly yang baru ia ketahui.

"Hey,li!"Lagi-lagi ia ketahuan Jika ia Melihat Prilly Secara diam-diam.

"Ngapain Lo liat gue begitu? Ada yang salah yah?"Tanya Prilly yang merasa ada yang salah dengan dirinya.

"E-enggak kok Ini.. Ada ulat di Rambut lo" astaga Ali,ia Asal Berbicara membuat gadis yang di depannya menjadi panik.

"Hah.. Ali.. Ulat,please Buang.. Huaa Ali"Kali ini Prilly Seperti Cacing kepanasan Ia Terus berteriak Meminta ali Membuang Ulat yang di rambutnya.

Ali Merasa Bersalah Karena Ia Asal ceplos Bilang jika ada ulat di rambut gadis itu. "Udah diem,biar gue yang Ambil Lo diem aja" ujarnya lalu mendekatkan Wajahnya Dengan Wajah Prilly.

Wajah? Seharusnya ia mendekatkan Tangannya tapi kenapa Wajahnya? Entah Kenapa Ia Langsung Mendekati wajah dengan Prilly. Membuat Gadis itu Mengeryit bingung.

Semakin dengan Wajah mereka hingga Hidung mereka telah bersentuhan Dan itu membuat jantung Mereka berdetak lebih Cepat.

Ada apa dengan Rasa ini?

Hingga tak lama kemudian ali bersuara Dengan posisi wajah mereka Masih Berdekatan Dan Hidung mereka telah Bersentuh "Aku menipumu" Ali Segera menjauhkan Wajahnya dari wajah Prilly

Ucapan itu membuat Prilly Tersadar Lalu segera Memukul-mukul ali yang tertawa Melihat Ekspesi Wajah Prilly

"Ih,Ali! Enggak Lucu tau!"Ucapan Dengan kesal lalu melipatkan Kedua Tangannya di depan dada

"Haha Cie Yang baper" Ucap Ali dengan Candaannya tapi kali ini Prilly tak membalas Candaan Ali ia Hanya Terdiam dan Memikirkan sesuatu

Apa Ali Hanya mempermainkanku?

Pertanyaan itu yang ada di pikirannya.

Maaf jika aku mempermainkanmu. Tapi aku tak ingin kau merasakan Apa yang Aku rasakan apa yang Kau rasakan. Aku tak ingin Bila suatu saat saat Kau menjadi Mencintaiku lalu saat itulah aku Pergi meninggalkanmu.

To be continued

See you in the next chapter

Ani Handayani

Palu,
10 Januari 2016

February 29thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang