1

32K 620 16
                                    

Aku terbangun saat alarmku berbunyi, menggapai ke meja disamping tempat tidurku untuk mematikan alarm.

Dengan mata berat aku turun dari tempat tidur dan berjalan sempoyongan menuju ke arah kamar mandi. Aku mencuci muka di wastafel dan menatap ke cermin di depanku, memindai seseorang yang berada dicermin; Wajah pucat, mata bengkak dan merah, rambut acak-acakan yang kelihatannya susah diatur.

"Akkggghhh... apakah benar itu adalah aku?" Kataku kaget.
"Nay.. cepat bangun sayang, nanti kamu akan telat pergi ke kantornya" kata mama dengan lembut sambil mengetuk pintu kamarku yang biasa kukunci.

"Aku sudah bangun ma!" Balasku dari depan pintu kamar mandi sambil mengeluarkan kepalaku. Mamaku memang orangnya sangat sangat baik dan lemah lembut.

Aku pun melanjutkan mencuci muka dan menggosok gigi, setelah itu menyalakan shower dan membuka seluruh pakaianku kemudian mandi dengan air dingin. Itulah kebiasaanku, kalau tidak mandi air dingin nantinya akan berakibat kantuk saat dikantor.

Setelah mandi dan memakai pakaianku, aku turun kelantai satu. Di tangga turun sudah tercium bau masakan mama. Pasti mama menyiapkan nasi goreng untuk sarapan hari ini. Pikirku.
Mau tidak mau, nasi goreng membuatku mengingat kakak sulungku yang tampan. Berharap dia bisa pulang.

Belum sempat aku memasuki ruang makan yang terdengar gaduh itu, aku melihat papa sedang menyembunyikan rokok di bawah sofa.

Kenapa papa merokok? Ngak biasanya. Apakah papa sedang marah? Tapi sama siapa?.

Yang aku tahu, papa sudah berhenti merokok. Yah, kalau papa merokok sih biasanya dia lagi marah atau ada masalah. Apa aku tanya aja ke mama? Kira-kira mama tahu ngak yah?

Aku pun segera pergi ke ruang makan, tidak ingin papa tahu kalau aku melihat dia yang lagi menyembunyikan rokoknya.

"Pagi semuanya" sapaku dengan senyum hangat, sambil mencium pipi mereka satu per satu.

Di mulai dari mama yang sedang menyiapkan meja makan, kemudian kedua adikku Lica dan Ray, yang dimulai dengan pipinya Ray.

"Arrggh.. Nayrin Clarabelle Browne!! jangan pernah mencium pipi mulusku. Aku bukan anak kecil tahu!" Geram Ray yang sedang asyik memainkan hpnya.

"Ihh ka Ray gimana sih, masa kakak sendiri yang cium di marah. Kan ngak ada hubungannya dengan usia. Mau kecil atau besar sama aja" kata adik bungsuku Lica.

"Terserah aku, mulut aku maunya bicara seperti itu. Bukan urusan anak kecil seperti kamu" Jawab Ray dengan ketus.

"Ngak usah nyium ka Rey. Baiknya nyium aku aja ka Nay. Disini dan disini" Kata Lica sambil menunjuk pipi kanan dan kirinya bergantian.

Terlihat Ray yang mencibir ulah adiknya itu.

"Iya deh. Sini kakak cium pipinya" balasku sambil beranjak ke samping Lica.

Kuperdengarkan kecupanku yang basah ke pipi Lica. Setelah itu aku menduduki kursi didepan Ray.

Terlihat olehku saat Lica memeletkan lidah ke arah Ray dan mulailah perang mulut mereka yang benar-benar memekakkan telinga. Padahal usia mereka terpaut jauh.

Ray Varius Browne, kelas 3 SMA sekarang berusia 17 tahun.

Lica Chalinda Browne, kelas 6 Sekolah Dasar sekarang berusia 11 tahun.

Dan lihatlah, mereka saling mengejek dan bertengkar. Tidak heran bagi seisi rumah dengan kelakuan mereka.

Teringat olehku saat dulu seperti Ray dan Lica. Andaikan dia ada disini. wajahku seketika murung saat memikirkannya...

The Time'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang