9

1.4K 48 13
                                    


¤¤¤

Saatnya memilih......
Pilihan yang sulit.....

¤¤¤






















AUTHOR POV

Dua anak manusia saling menatap di celah pintu yang masih terantai.

"Aku janji akan berubah Nay" lelaki di sisi luar pintu memohon dengan wajah yang sendu.

"Kamu janji?" Wanita di sisi lainnya terkekeh dengan wajah yang datar.

"APA KAMU LUPAAA?" Suara bentakan yang melengking terdengar dari wanita tersebut, kali ini dengan setetes air mata yang jatuh karena merasa tak sanggup dengan takdir yang ada.

"INI SEMUA SALAHMU!"

"PERGI!!"

"PERGI KAMU!"

"......." cukup lama mereka terdiam

"Jangan buat aku menderita El"
Suara bentakan berubah menjadi suara yang lirih dari wanita tersebut.

"Nay" Sang lelaki menyebut nama wanita tersebut dengan sama lirihnya, karena terdengar nama panggilan sayang yang dulu pernah disematkan oleh wanitanya.

"Waktu yang kita punya salah Garel, aku tidak sanggup bertahan dengan kebencian orang yang aku cintai" Sekarang terdengar suara tangis yang  membuat siapapun mendengar akan ikut menangis.

"Jangan dia Nay. Aku rela jika orang lain yang kamu cintai, tapi jangan dia" Bujukan yang terdengar seperti paksaan.

"Kenapa?" Nayrin merasa tidak sanggup dengan pandangan semua orang yang melarang dirinya bersama dengan Nael.

"Nael bukan seperti yang kamu pikirkan Nay" Garel melihat langsung ke dalam mata Nayrin untuk meyakinkan Nayrin dan memberi tahu segala kebusukan Garel.

"Kamu gak tau apa-apa Garel, dia bukan seperti yang kamu bayangkan" Terdengar suara yakin Nayrin yang menentang Garel.

"Kamu tahu apa yang dia lakukan?" Kekagetan dalam suara Garel.

"Iya" jawab Nayrin mantap.

"Kamu tahu apa yang di perbuatnya dan kamu tetap ingin bertahan?" Ada tatapan tidak percaya dari Garel.

"Iya. Aku ingin bertahan"
"Biarkan aku bahagia El"
Suara permohonan Nayrin yang terdengar.

Hening

Tidak ada yang berani bersuara, sampai terdengar deheman dari arah belakang Garel.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Ada geraman tertahan dalam suara tersebut dan ditujukan kepada Garel.

"Nael" Nayrin lekas menutup pintu dan melepas rantainya, kemudian membuka lagi pintu dengan lebar.

"Tetap diam disitu!" Bentak Garel yang berdiri tepat membelakangi Nayrin dan bertatapan langsung dengan Nael.

"Siapa kau yang berani membentak dan memerintahnya?" Nael terlihat geram pada Garel.

Garel hanya menatap rendah terhadap Nael sambil tersenyum sinis.

"Apa urusamu kalau aku membentak dan memerintahnya?" Garel seakan memancing amarah Nael dengan satu alis yang terangkat seakan sedang menantang Nael.

"Bajingan!" Nael sudah bersiap untuk meninju wajah Garel

"Berhenti!" Nayrin berteriak sambil menutup matanya karena takut. Terakhir kali mereka berkelahi, dia melihat Garel terkapar seperti mayat.

"Tolong jangan buat keributan di sini"
Nayrin membuka matanya perlahan saat tidak mendengarkan suara apa pun.

Terlihat Nael sudah menurunkan kepalan tanganya dan Garel yang sudah membalikan badannya menghadap Nayrin.

Garel berjalan maju sampai mendekati Nayrin dan membisikkan sesuatu. Nayrin terdiam mematung sesaat. Setelah itu Garel menatap Nayrin lama dan akhirnya pergi dari situ.

Nael tidak merubah posisinya sampai Garel menghilang dari lorong, kemudian Nael berjalan cepat ke arah Nayrin dan langsung melumat bibirnya.

Awalnya Nayrin ragu, tetapi Nayrin menghilangkan keraguannya dan ciuman Nael dibalas sama dalamnya oleh Nayrin. Hal itu dilihat oleh Garel yang ternyata masih bersembunyi di balik tembok dengan tatapan yang sayu.

¤¤¤

NAEL POV

Akhirnya aku dapat mengambil hatinya dengan jalan yang sangat mulus. Tidak menyangka bahwa perempuan itu akan sangat ketergantungan dengan diriku.

Sebentar lagi....

Sebentar lagi....

Sebentar lagi, dendam ini akan terbayar dengan lunas.

Saat melihat bajingan Garel itu, aku takut Nayrin akan tergoyahkan. Tetapi, kekuatan cinta monyetnya tidak dapat dilupakan begitu saja. Aku masih memegang kartu AS yang tidak mudah dicuri orang lain dan bentuknya HATI.

Hatilah yang akan membuat Nayrin masuk ke dalam perangkapku.

Walaupun kadang aku merasakan kebimbangan, aku yakin kebimbangan itu karena wajahnya dan bukan karena hal lain.

Kusudahi ciuman panas kami, karena kuyakin Garel sudah berlalu dari tempat bersembunyinya. Sengaja aku mencium Nayrin dengan panas, karena aku tahu Garel masih ada di sekitar kami.

Aku punya masalah dengan ciuman ini, karena entah kenapa darahku selalu berdesir dan jantungku selalu berdetak kencang.

"Kamu baik-baik saja kan?" Tak bisa ku kontrol pertanyaanku yang selaras juga dengan pertanyaan hatiku. Semakin lama, aku merasakan perasaan yang familiar kurasakan hanya dengan melihat wajah di depanku ini.

"Aku baik. Tadi sebelum kakak datang, aku mengunci pintunya dengan grendel dari dalam."

"Good girl. Kamu jangan berhubungan lagi denganya, aku tidak suka." Geram dan takut lebih tepatnya.

"Iya Kak, aku juga merasa tidak nyaman denganya" Nayrin sudah masuk dalam perangkapku. Buktinya, dia tidak lagi melihat Garel dengan pandangan memuja seperti 8 tahun yang lalu.

"Ayo masuk, aku punya kejutan untukmu".

"Wahh.. benarkah? Kejutan apa?" Lihatlah mata yang berbinar ini, akan meneteskan air mata luka.

"Namanya juga kejutan, masa sudah di kasih tahu sekarang?" Semoga kejutan ini akan membuatnya sangat tersiksa seperti yang kurasakan.


.
.
.
.
.
.

NayeAudia

10 Januari 2021
19.50 pm

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Time'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang