¤¤¤
Bagaimana ia bisa seperti ini?
Apakah ini karena kejadian 8 tahun yang lalu?Aku takut dengan matanya, aku takut dengan kata-katanya. Itu semua membuatku ingin menangis...
Kumohon maafkan aku... kumohon...
Maafkan aku kak....¤¤¤
Tok..tok..tok..
"Nay sayang, ayo turun.. kita makan malam sama-sama. Papa juga sudah di meja makan." Suara mama terdengar di balik pintu kamar.
Ku bangkit dari tempat tidurku, berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya. Terlihatlah mama yang sedang tersenyum hangat kepadaku.
"Aku masih kenyang ma. Nanti saja aku makan kalau sudah lapar." Kataku pada mama.
Mama ingin protes tapi diurungkan niatnya saat melihat pakaianku.
"Kenapa kamu belum mandi Nay?" Tanya mama sambil menunjuk bajuku.Baju kantor menyebalkan..
"Ini baru mau mandi ma, soalnya tadi ketiduran. Mungkin kelelahan karena habis jemput ka Nael di bandara."
Kataku menjelaskan.Mama pun ber-ohh ria sehabis mendengar penjelasanku.
"Kalau begitu kamu mandi saja dulu, tapi janji habis itu turun kebawa dan makan" Kata mama."Apa aku lupa bilang ke mama tadi kalau aku masih kenyang?" Kataku lelah.
"Tidak ada alasan Nayrin, kamu harus makan. Hari ini adalah makan malam pertama kita sekeluarga yang lengkap setelah 8 tahun, lagi pula Mama yakin tadi kamu belum makan siang" Kata mama dengan tegas. Dan mengherankan karena mama bisa tahu kalau aku belum makan siang.
Apakah mama punya indera ke enam?
"Harus turun makan. Awas kalau tidak" Sambung mama tidak terbantahkan ketika melihatku ingin protes dan meninggalkanku yang masih berdiri di depan pintu kamar.
Aku hanya menarik napas pasrah. Inilah kelebihan mama. Walaupun terlihat lemah lembut, tapi akan berubah menjadi beruang betina yang menyeramkan kalau dibantah. Bahkan papa pernah hampir stres saat berargumen dengan mama tentang menu makanan di restoran yang menjadi tempat makan malam kami sekeluarga untuk memperingati hari ulang tahunku ke 22 tahun lalu.
Saat itu papa ingin memesan spageti, tapi mama menolak dengan alasan bahwa itu tidak sehat, tapi papa juga tidak mau kalah katanya bahwa spageti di restoran itu enak dan berkualitas. Dan tetap saja mama yang memenangkan argumen tak penting tersebut. Namun hal itu memberikan hiburan kepadaku dan adik-adikku. Kebersamaan itu juga bisa menghapus kesedihanku akan ucapan selamat ulang tahun dari seseorang di Eropa yang tidak kunjung datang.
Dan intinya, mama sangat perhatian terhadap keluarganya dan tidak terbantahkan jika demi kebaikan keluarganya.
Aku pun menutup pintu kamar dan langsung menguncinya, kemudian masuk ke kamar mandi dan mengisi bathtub dengan air hangat. Setelah itu menuangkan minyak esensial beraroma Jasmine yang sangat kusukai dan merendamkan tubuhku yang sudah polos kedalam bathtub seraya merasakan kenikmatan dari aroma Jasmine.
Kupejamkan mataku dan tak kusangka kejadian di parkiran bandara tadi kembali merasuki ingatanku.
"Jangan pernah memanggilku kakak lagi" setelah kak Nael memasuki mobilku Ia membuka kaca jendela penumpang dan menyuruhku untuk membawa kopernya yang berat itu kedalam mobil dengan nada sarkatis.
"Jangan menaruhnya di belakang. Taruh kopernya didepan dan kau duduk dibelakang. Jangan kau berpikir aku mau duduk dekat denganmu" katanya masih sarkatis sambil memainkan hpnya tanpa melihat kearahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time's
Romance"Kamu ingin aku menyayangimu seperti adikku yang lain?" Keinginan untuk disayangi oleh sang kakak membuatnya mengambil jalan yang salah dan tidak menyadari akan permainan sang kakak yang ingin menghancurkan hidupnya. "Kalau aku ingin kau melayaniku...