8

5.4K 134 26
                                    

¤¤¤¤

Aku menunggu waktu berjalan dengan cepat, ternyata waktu sedang berlari mengejarku...

¤¤¤¤

Author Pov

Flashback 11 years ago_

"Ayo cepat, hujan sebentar lagi akan turun" gadis kecil berpakaian sekolah dasar sedang berlari dengan kaki kecilnya..

"Sabar sedikit kenapa sih.." ucap gadis kecil yang tertinggal di belakang dengan langkah kecilnya dan pakaian yang sama beserta wajah yang sangat mirip dengan gadis di depannya.

"Ayo Nana, kamu lambat sekali. Nanti kita ditinggal sama mereka. Aku tidak ingin balik ke rumah lagi yah." Gadis yang dipanggil Nana itu pun berhenti tiba-tiba dan duduk di atas trotoar dengan wajah cemberut.

"Kalau begitu kamu pergi saja sendiri. Aku akan pulang, toh kamu yang mendaftar bukan aku." Terlihat sekali bahwa Nana sedang merajuk.

Gadis yang berlari duluan itu pun lekas membalikkan badannya saat mendengar kata-kata Nana. "Kalau kamu tidak ingin ikut kenapa tidak bilang dari tadi. Tau begitu kan kita bisa main di rumah saja" gadis itu berjalan dan ikut duduk dekat Nana.

"Lala?" Panggil Nana kepada gadis yang ada di sampingnya.

"Hmmmm" gadis kecil yang baru duduk itu bergumam saat namanya dipanggil, sambil melihat ke taman yang ada di seberang jalan...

"Aku suka Kak Nata" Nana berkata sambil melirik hati-hati ke arah Lala.

"Bagus. Aku juga suka Kak Nata. Tapi bagiku dia terlalu tua untuk jadi pangeran kuda putih ku" Lala menjawab dengan santai.

Bukan hal baru bagi Lala saat tahu bahwa adiknya Nana menyukai kak Nata yang adalah anak dari teman orangtuanya itu. Nata bersekolah sama dengan Lala dan Nana, hanya berbeda tingkatan. Nata yang lebih tua 3 tahun dari mereka berdua, duduk di kelas 3 SMP. Sedangkan mereka berdua duduk di kelas 6 SD. Mereka bersekolah di sekolah Yayasan, sehingga memuat tingkat pendidikan dari TK-SMA.

"Apakah kau tidak marah kalau aku suka sama Kak Nata?" Nana bertanya dengan wajah yang sangat polos sehingga membuat Lala hampir tertawa dengan tingkah adik kembarnya itu.

"Tentu saja tidak, kenapa kau berpikir bahwa aku akan memarahi dirimu?"

"Soalnya kau sangat dekat dengan Kak Nata, padahal kita punya wajah yang sama dan orangtua yang sama, tapi kenapa Kak Nata lebih suka bermain denganmu dari pada denganku?" Nana terlihat sedih saat mengingat dua hari lalu Kak Nata membelikan es krim tapi hanya di bagi pada Lala dan tidak dengannya.

"Itu karena kau sangat cengeng, makanya Kak Nata tidak suka bermain denganmu" bukannya menghibur, Lala malah asyik tertawa dengan wajah sedih adiknya itu.

"Aku ngak cengeng Lala, tapi aku memang sensitif kata mama" Nana kesal dengan perkataan kakaknya dan membuat dia berkaca-kaca menahan tangisan nya.

"Lihat itu, aku baru juga menggodamu dan kau sudah mau menangis. Dasar cengeng" Lala suka sekali menggoda adiknya sehingga membuatnya menangis.

"Aku mau pulang saja... hiks.. hiks" Nana bangkit berdiri dan ingin berlari pulang, tapi dicegah kakaknya dan langsung dipeluk erat olah Lala.

"Cup... Cup... Cup... jangan menangis dong, aku kan hanya bercanda" Lala mengusap punggung adiknya dengan sayang. Walaupun suka membuat adiknya menangis tapi ujung-ujungnya Lala pasti akan membujuknya, karena rasa sayangnya kepada sang adik.

"Bagaimana kalau kita duduk di taman itu saja, sambil main ayunan." Lala memberi usul agar adiknya berhenti menangis.

"Ayo, tapi bagaimana dengan acara nya?" Nana bertanya padahal sebelumnya ia yang merajuk tidak ingin pergi.

The Time'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang