7

13K 353 45
                                    

¤¤¤

Aku ingin kembali ke masa kecil dan melupakan semua ini...

Kembali ke pelukkan hangat ibu yang melahirkanku, entah pernah atau tidak ia memelukku....

¤¤¤

NAY POV

Lelah kurasakan saat ini. Seluruh tubuh dan jiwa ragaku, entah aku masih memiliki jiwa atau tidak. Tapi yang jelas, aku merasa tidak sanggup menjalani ini semua.

Sehabis melakukan aktifitas melelahkan itu, kami terkapar di atas tempat tidur dengan ketidakberdayaan yang dimiliki. Kak Nael berada di belakangku, seakan ia akan melindungiku dari kejahatan, padahal dia sendirilah yang merupakan kejahatan itu.

Ingin bergerak dari posisi saat ini, tapi tangan yang melingkari pinggangku terasa tidak rela melepaskan pegangannya. Itu semua terlihat dari betapa eratnya ia menahan tubuhku agar tidak bergerak kemanapun.

"Aku ingin ke kamar mandi kak"
Aku tahu dia tidak tidur.

"Sebentar sayang"

Kata-kata maut itu lagi.
Kurasakan ia makin merapatkan tubuhnya, sehingga dua tubuh yang sama sekali tidak berhelai benang menyatu dengan sempurna. Ia mengendus belakang telingaku. Geli rasanya. Lidahnya terasa bermain disana. Seakan aku adalah sebongkah es krim yang lezat.

Ting .... Ting
Ting .... Ting

Bel pintu berbunyi.

"Sepertinya makanan kita sudah datang. Tepat pada waktunya."
Kak Nael melepaskan pelukan hangatnya dan pergi membuka pintu apartment. Inilah kesempatan bagiku untuk ke kamar mandi.

"Sayang?"
Suaranya terdengar di depan pintu kamar mandi dengan sedikit gedoran di pintunya.

"Tu...tung..gu"
Sebenarnya apa yang terjadi dengan kepercayaan diriku dan kegugupan ini? Huft... tidak tertolong lagi diriku..

"Sayang cepat, makanannya keburu dingin" Terdengar suaranya kak Nael yang semakin menjauhi pintu.

Aku punya banyak pertanyaan padanya, tetapi semua pertanyaanku hilang begitu saja jika sudah dihadapannya. Mungkin ada yang salah dengan otak dan jantungku.

Tidak... tidak... aku tidak boleh jatuh lagi untuk yang kedua kalinya.

Terakhir aku merasakan kehangatan dan perasaan seperti ini, aku kehilangan dan disakiti. Tuduhan-tuduhan itu masih bisa kurasakan saat ini. Perasaan disakiti dan dicerca masih bergelung manis di benakku, walaupun sudah melewati waktu yg lama.

Menurut mama, waktu 8 tahun itu tidak sedikit. Tapi menurutku 8 tahun itu sangat kurang dibandingkan dengan kesakitanku. Semua memang telah terjadi. Aku hanya heran belum masuk ke dalam RS Jiwa. Seharusnya aku menjadi gila karena semua kejadian pahit yang ku alami. Nyatanya aku masih bisa menahan tangisanku dan menahan emosiku.

Tok..tok..tok..
"Nay? Kenapa lama sekali sih?"

"I..i-a, sebentar kak"
Cepat-cepat aku menuntaskan panggilan alam ini.

Crekkk

Terkejut saat keluar dari pintu kamar mandi, kak Nael langsung memeluk pinggangku.

"Kenapa lama sih, aku kan sudah lapar sayang"
Siapa sebenarnya yang merasuki kak Nael? Kenapa kak Nael jadi manja minta ampun seperti ini? terlihat bukan kak Nael yang beberapa hari ini.

"Ayo makan"
Ia memegang erat tanganku dan membawaku ke meja makan yang terlihat sudah banyak makanan dan juga jus jambu. Hmmm kesukaanku..

¤¤¤

The Time'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang