Part 3

1.2K 101 4
                                    

Happy reading

-Resqitacha♡

***

Yuri duduk terpekur sambil sesekali melirik jam ditangannya lalu melihat keluar jendela. Ia duduk disamping jendela sehingga bisa melihat jalanan diluar sana dengan jelas. Dan sudah lebih dari setengah jam ia dibiarkan duduk ditempat itu. Disebuah restoran jepang yang katanya akan dijual oleh pemiliknya.

Yuri menarik nafasnya yang terasa berat. Pria yang ditunggunya itu selalu saja seperti ini. Selalu membuat yuri terluka.

"Maaf aku terlambat" cepat-cepat yuri mendongak. Menatap pada pria yang tiba-tiba hadir dan membuatnya terkejut. Akhirnya dia datang.

"aku terpaksa menunda meetingku hari ini.. memangnya ada apa lagi?" Tanya donghae tepat ketika ia baru saja duduk dikursinya.

Yuri tersenyum tipis kemudian menunduk. Tidak berani menatap donghae. Tidak berani menatap mata pria itu. Tatapannya sudah berbeda. Ia sudah tidak melihat Donghae yang dulu selalu memperlakukannya dengan lembut. Sepertinya memang keputusan untuk berakhir dari pria itu adalah satu keputusan yang benar. Sekalipun ia harus menangis melawan luka yang begitu dalam. Tapi yuri yakin. Hal itu tidak akan berlangsung lama. Ia percaya Tuhan itu adil. Ia percaya bahwa akan ada saat dimana ia masih bisa tersenyum tanpa pria itu.

"Yuri! Ayolah aku tidak bisa berlama-lama" desak Donghae dan yuri mengangguk cepat.

"kau minum saja dulu. Aku sudah memesankanmu.."

"aku benar-benar tidak ada waktu, Kwon Yuri! Jika kau memanggilku hanya untuk berbasi-basi sebaiknya... ah, atau kau ingin membahas kejadian kemarin?" titik fokus yuri jatuh pada sepasang mata yang kini sudah menatapnya tajam. Ia mengangguk pelan.

"Mm" Ia menarik nafas. Mencoba mengeluakan seluruh kalimat yang sudah ia persiapkan.

"Aku tidak akan menikah denganmu. Perjodohan kita dibatalkan" Donghae bergeming. Tidak mengeluarkan suara dan hanya menatap mata indah yuri. Mencari kebenaran didalam sana. Namun semakin Donghae menatapnya ia jadi semakin tahu. Gadis itu sudah banyak terluka karenanya. Maafkan aku.

"aku sudah bicara dengan appaku dan ia menyerahkan semuanya padaku." Ucap yuri lalu mengeluarkan satu kotak kecil dari dalam tasnya. Kotak cincin berwarna merah muda. Dan menyodorkan benda itu dihadapan Donghae.

"aku mengembalikan ini. Sepertinya cincin itu lebih cocok untuk Jessica unni. Jariku cukup besar, aku bahkan sulit mengeluarkannya semalam" Yuri tertawa kecil. Mencoba mencairkan suasana tegang ketika donghae hanya diam dan terus menatapnya.

"maafkan aku"

"ah?" yuri terkejut. Ia kembali menatap wajah donghae. Menatap wajah tampan yang masih saja membuat jantungnya bergemuruh tak karuan.

"maafkan aku" ulang Donghae. Yuri perlahan tersenyum. Mencoba telihat baik-baik saja walau matanya sudah terasa panas. Ingin segera menumpahkan air matanya dari dalam sana.

"untuk apa? Kau tidak salah apa-apa oppa. Aku yang salah. Dari dulu aku selalu saja mengejar cintamu. Tidak peduli sekalipun kau adalah kekasih sahabatku" senyum yuri memudar saat satu tetes air matanya jatuh begitu saja.

"saat kau dan Jessica bertengkar, aku selalu saja mengambil kesempatan itu untuk merebut hatimu. aku benar-benar wanita yang jahat." Yuri menunduk sambil terus mengusap air matanya.

"Jessica benar. Aku yang telah merebutmu darinya. Dan aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf oppa" Donghae mengangguk.kemudian membuka kotak cincin dihadapannya. Mengambil cincin didalamnya lalu meraih tangan yuri yang bergetar.

"berhentilah menangis" ucapnya pelan. Sesaat, yuri kembali melihat siluet Donghae yang dulu. Donghae yang manis dengan kelakuan dan ucapannya.

"kau sendiri tau betapa aku benci melihat seorang wanita menangis" ucapnya sekali lagi saat cincin itu kembali menempel dijari manis yuri.

Let's Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang