Part 20

396 38 5
                                    

Yeri berbaring disamping yuri dengan tangan yang memainkan sebuah boneka mickey mouse kecil.

“aku dengar dari taeyeon unni, kau ingin menanyakan sesuatu padaku” yeri menoleh, memperhatikan wajah yuri yang bertanya padanya. Iapun mengangguk.

“apa itu?”

Fokus yeri kembali teralihkan pada mickey mouse kecil ditangannya. Ia sedikit ragu pada seluruh pertanyaan yang akan ia tanyakan pada yuri.

“aku hanya ingin menanyakan…” ucapan yeri terhenti seketika saat ia menoleh, menatap kedua bola mata milik yuri.

“apa yuri unni memiliki kekasih?”
Yuri terdiam tatkala pertanyaan itu terlontar dari mulut yeri.

“mengapa menanyakan hal itu?”

“aku hanya ingin tahu unni…” yuripun menggeleng dengan sebaris senyum tipisnya.

“aku tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa-siapa yeri-ah..”
Seketika yeri tercenung memikirkan sesuatu.

Lalu mengapa pria itu mencium yuri unni? Dan mengapa ia datang kerumah sakit dengan perminta-maafan seolah mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar?

Yeri hanyut dalam pikirannya. Ia bingung mengenai pria yang saat itu memasuki kamar rawat yuri lalu menciumnya dengan penuh kasih.
Apa saat itu aku sedang bermimpi? Tanyanya dalam hati, namun beberpa detik kemudian ia menggeleng meniadakan seluruh asumsinya. Ia yakin pria pada malam itu real dan bukanlah sebuah mimpi.

“tapi aku melihat seorang pria masuk kedalam kamar rawat unni dua hari yang lalu.. Pria itu menangis dan meminta maaf tentang sesuatu, kemudian mencium kening unni dan mengatakan jika ia sangat mencintai yuri unni… dan yang anehnya, wajah pria itu benar-benar sangat mirip dengan pria yang hadir dipesta ulang tahun perusahaan ahjussi kwon.” Ucap yeri sembari mengingat ingat kembali wajah sehun.

“ya, aku yakin. Mereka adalah orang yang sama unni… sebenarnya dia itu siapa? jika bukan kekasih unni lalu dia itu siapa?” tanya yeri yang menunggu jawaban dari yuri, namun ia tidak lagi menemukan suara selain suara dentuman jarum jam dikamar itu. yeripun menoleh, dan justru menemukan yuri yang ternyata sudah tertidur.

“aigo unniya..”

oOo


paris, prancis.

Sehun melangkah memasuki rumahnya sendiri. Sudah tiga tahun lebih ia meninggalkan rumah itu, namun rasanya masih sama seperti yang dulu.
Sangat nyaman.

Ayah.. mark.. aku pulang. Batinnya saat memperhatikan seisi rumah itu yang nampak sepi.

“nuna, ayahku dimana?” tanyanya pada Boa yang masih berdiri disampingnya. Perempuan itu mengendikkan bahu.

“mungkin saja dia masih diluar”

“apa dia sudah tahu jika hari ini aku akan pulang?” tanya sehun sekali lagi, dan ia hanya menganggukan kepalanya.

“william..?” sehun tersentak mendengar suara yang memanggilnya. Sudah sangat lama ia tidak mendengar suara itu. cepat-cepat ia berbalik pada seseorang yang baru saja masuk dari pintu utama rumah itu.

“ayah..” gumamnya dengan bibir yang bergetar. ingin sekali rasanya ia berlari lalu memeluk pria paruh baya itu, menyalurkan seluruh kerinduan padanya namun langkahnya tertahan ketika melihat tatapan yang ditujukan padanya.

Dia hanya diam, begitupun dengan Boa yang berdiri disisi kirinya ketika ayahnya berjalan mendekat.

“kau..”

Let's Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang