My Dreams Part 13 - Back Together

657 22 2
                                    

Setelah konser itu berakhir aku pun keluar dari dalam ruangan menuju toilet. Ruangan yang cukup dingin membuat ku ingin ke kama mandi. Toilet terlihat sepi dan sepertinya memang hanya aku yang ada di sini. Entah lah, mungkin yang sudah terbiasa dengan tempat dingin tadi. Setelah selesai aku pun segera keluar toilet untuk pulang tapi aku terkejut saat melihat seseorang yang ku kenal berdiri tepat di depan pintu toilet sambil bersender ke dinding.

“Paul !!!”

“Hi, long time no see.”, sapanya ramah tapi masih dengan sikap seorang bodyguard.

“yeah, long time no see. How are you?”, balas ku.

“I’m good, you?”

“I’m good too.”

“jadi--- sedang apa kamu di sini?”, Tanya ku canggung.

“menunggu mu.”, jawabnya.

“menunggu ku? Untuk apa?” Tanya ku lagi pura-pura tidak mengerti.

“seseorang ingin bertemu dengan mu. ikut lah dengan ku.” ajaknya dan aku pun hanya menurut dan mengikutinya.

Sudah bisa ku kira. Setelah Harry menatap ku tadi aku semakin yakin kalau mereka mengenali ku dan sekarang aku tau tujuan Paul. Dia akan membawaku bertemu the boys. Sipa tidak siap aku harus bertemu dengan mereka.

Paul membawaku keruangan di belakang panggu dan di sana sudah berdiri Niall, Zayn dan Liam yang sedang bercanda-canda. Begitu Paul datang meerka langsung menatap kearah ku. memperhatikan ku dari atas sampai bawah, membuat ku risih sendiri. Tapi… di mana Harry dan Louis? Mereka tidak ada disini. Ah, mungkin mereka sedang ke toilet atau ke ruang ganti.

Sesampai di hadapan the boys aku yang gugup hanya bisa menggigit biir bawah ku dan kemudian tersenyum cangggung. Hingga akhirnya Zayn mulai membuka suara.

“Hi Smiley. You look so different now. Kamu terlihat jauh lebih cantik sekarang.  ;)”

“Hi Zayn. Ahaha.. kamu juga semakin tampan. :)”, jawabku kemudian memeluk Zayn.

Ahhh.. aku rindu pelukan hangat dari mereka, wangi masing-masing parfum mereka yang khas dan sudah kuhafal di luar kepala ku. wangi mereka masih sama, tidak berubah sedikit pun.

“Parfum mu masih sama Zayn.”

“yeah, aku menyukai baunya dan aku kira aku tidak akan pernah menggantinya selama barang itu masih tersedia.”

“Ahaha… aku menyukai baunya.  :) dan--- hi Daddy. I miss you so Much.”, sapa ku kepada Liam sambil pergi ke dalam pelukannya.

“I miss you too Dilla.  :)  How are you?”

“I’m good.”

“Good News”, ucapnya kemudian kami saling melepas pelukan kami.

“And—Hi Hungry boy. :D  oh god, I really miss you. >.<”, ucap ku kemudian berlari kepelukan Niall.

“Ahaha.. calm baby. I’m here. I Miss you too.  :)”

Aku memeluk Niall begitu erat. Dari semua pelukan yang pernah ku rasakan, pelukan Niall lah yang paling hangat dan menenangkan. Pelukan darinya selalu berhasil membuat ku merasa aman. Rasanya ingin lebih lama berada di dalam pelukan ini dan tidak ingin melepaskannya.

My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang