27. So Sick

3.4K 157 2
                                    

Sesampainya Raihan di depan ruangan, dimana didalamnya ada Rain yang sedang terkapar tak berdaya diatas ranjang rumah sakit. Raihan menatap Rain dengan tatapan kasihan dan tidak tega. Perasaan menyesal pun mengerumuni dirinya saat ini.

Kalau bisa waktu diulang kembali, ia akan memperbaiki dimana waktu ulang tahun dirinya, dan dia akan melindungi Rain apapun resikonya. Dan kalo bisa juga dia akan mengulang kejadian dimana Rain kecelakaan, tapi itu hanya percuma. Karena semua itu telah berlalu.

Raihan membuka pintu kamar tersebut, dan masuk kedalam. Ia mendekat dirinya kearah Rain yang sedang terbaring lemah, dengan tatapan nanar, dan juga menyesal.

Raihan tidak tega melihat Rain, sahabat baiknya terbaring lemah tak berdaya seperti itu. Ia perlahan mengelus rambut Rain pelan dan senyaman mungkin.

"Rain, sorry gue gatau tentang penyakit lo. Gue bodoh banget ya Rain, bodoh!" gumam Raihan pelan.

Setelah puas mengelus rambut Rain, Raihan duduk dibangku dekat kasur Rain dan ia memegang tangan Rain yang terpasang selang infus.

Dengan perlahan ia menyatukan tangannya dengan tangan Rain, Raihan berharap dengan cara ia memegang tangan Rain seperti ini, akan membuat Rain cepat siuman.

Karena hampir empat jam, Rain pingsan dan tak sadarkan diri. Rain masih anteng dengan posisi terbaring lemasnya dan tak bergerak sama sekali. Entah kapan, air mata Raihan turun dari pelipis matanya.

Ia segera mengelapnya, karena ia tidak ingin terlihat lemah didepan Rain. Raihan menyandarkan kepalanya di tangan Rain, yang terpasang selang infus.

Tiba-tiba saja tangan Rain, bergerak, mengeluarkan reaksi. Dan itu membuat Raihan terbangun dari posisi duduknya, tapi tangannya masih memegang tangan Rain, dan kali ini pegangannya erat sekali seperti tidak mau kehilangan akan sosok Rain.

"Rain?" Panggil Raihan pelan.

Perlahan mata Rain pun terbuka, dan ia sedikit mengeluarkan suara, ya walaupun suaranya pelan. Tapi Raihan yakin betul kalau suara itu keluar dari mulut Rain.

"A-aku dimana Han?" Tanya Rain tidak jelas.

Dan kebetulan saja dokter masuk kedalam kamar, dan Raihan langsung menyuruh dokter untuk meriksa keadaan Rain.

"Rain cukup kuat, karena ia sudah siuman lebih dahulu, sebelum saya datang kesini" ujar dokter tersebut.

Raihan terlihat sangat lega mendengar penjelasan dokter, ia tersenyum, ia tidak bisa menutupi rasa senangnya saat ini.

"Allhamdulillah, Rain lo akhirnya sadar juga. Gue khawatir banget sama lo Rain." Rengek Raihan kepada Rain.

Tapi terlihat jelas dari wajah Rain, yang masih bingung kenapa dia bisa dirumah sakit.

"Rain?" panggil Raihan.

"Aku mau pulang, aku gak mau disini! Please, Han." Racau Rain.

Tiba-tiba saja Rain tebangun dari posisi terbaringnya menjadi duduk bahkan dia bersiap-siap untuk turun dari kasurnya dan itu membuat Raihan panik dan kaget.

"Rain...Rain lo apa-apaan sih! Lo tuh lagi sakit, dan lo harus disini untuk sementara! Jangan keras kepala deh!" ujar Raihan kesal.

Bagimana Raihan tidak kesal, karena Rain tiba-tiba bangun dari posisinya, dan membuat Raihan benar-benar panik.

"Tapi aku gak suka disini Han! Aku tuh gak mau kalau kamu tahu... aku..." katanya tercekat karena Rain gak sanggup berbagi kesedihannya pada Raihan.

"Sekarang kamu tahukan aku lemah, lemah Han lemah!!!" sambung Rain gemetar.

Hening diantara mereka berdua, mata Rain sudah dipenuhi oleh air matanya, bahkan Rain tidak sanggup untuk menatap mata Raihan, dia tidak sanggup.

October Rain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang