Prolog

561 21 9
                                    

Tiga langkah dari hadapannya, Alex melihat ada dua pintu kamar yang saling berhadapan. Pintu sebelah kiri bertuliskan "A's". Alex sudah bisa menebak bahwa kamar itu sudah ada pemiliknya yaitu anak dari Tante Rani. Sedangkan pintu sebelah kanan adalah kamar miliknya, namun barang-barangnya sudah diangkut masuk oleh satpam tadi.

Alex mengambil beberapa langkah sampai berhadapan tepat di depan pintu itu. Suara musik k-pop langsung menyeruak pendengarannya. Alex terlihat sangat ragu untuk mengetuk atau membuka pintu putih bercorak kristal biru tua itu.

Apa yang harus ia lakukan? Ia tidak mungkin mengabaikan permintaan Tante Rani. Tetapi, ia juga tidak mau mengganggu aktivitas orang lain.

Masih ragu, ia mengetuk pelan pintu itu. Tetapi, tidak ada yang menyahut. Suara ketukan itu jelas saja tidak bisa menandingi suara musik yang menggelegar-legar.

Kali ini, ia mengetuk dengan kuat, namun hasilnya tetap sama. Tidak ada yang merespon.

Akhirnya, ia memutuskan untuk membuka pintu kamar itu. Bukan karena ia tidak sopan, tetapi Tante Rani yang menyuruhnya membuka pintu jika tidak ada sahutan yang terdengar dari dalam.

Dan tampaklah seorang cewek, tengah bernyanyi dan menari tanpa busana di sekeliling kamar mewahnya. Tandai itu, tanpa busana. Hanya pakaian dalam yang melekat di tubuh cewek itu.

Sementara itu, Alex hanya mematung. Bola matanya hampir saja keluar melihat pemandangan yang tersaji di depannya itu.

Sedetik kemudian, tatapan cewek itu bertemu dengan tatapan Alex. Dia terdiam sejenak lalu kepalanya menunduk melihat tubuh sub-telanjangnya itu.

Kemudian, seakan tersadar, ia terbelalak sempurna melihat Alex, kedua tangannya langsung bergerak menutupi dadanya.

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!" pekik cewek itu bersamaan dengan Alex.

Yang terakhir Alex ingat adalah serbuan bantal dan buku-buku tebal yang menghantam kepalanya.

==•^^•==

Short(ies)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang