"Pak, dimana Panji?"
Setelah berdandan, Alexa datang menemui Pak Pujen yang tengah makan siang.
Pak Pujen menjawab, "Di depan atuh, Non. Lagi cuci mobil."
Sebelah alis Alexa terangkat. Mencuci mobil di hari yang sangat terik ini? Cowok bertubuh tegap itu pasti sudah sedeng!
Alexa segera melangkah keluar untuk mencari Panji. Hal itu memakan waktu yang cukup lama karena ukuran rumahnya terlampau luas.
Mungkin kalau dibuat pangkal ojek boleh juga.
"Oi!" Alexa berseru keras ketika melihat Panji tengah mengelap kaca mobil. Kondisi pria itu tampak amburadul dengan keringat yang mengucur terus-menerus dari pelipis dan setelan hitam basahnya.
Mendengar teriakan kurang sopan dari cewek yang lebih muda enam tahun darinya itu membuat Panji sedikit mendelik, namun langsung diubah ekspresinya itu menjadi datar seperti manekin.
"Ya, Nona Muda?" jawabnya sopan dengan badan yang sudah ditegakkan.
Alexa mengernyit tidak senang pada penampilan anak supirnya itu. Ia menunjuk Panji dengan jemari lentiknya, "Lo cepat ganti baju, anter gue pergi."
Panji menunduk sopan. "Baik, Nona. Saya akan bersiap secepatnya." Ia segera mengelap kaca itu hingga mengilap dan berjalan tergesa-gesa ke dalam rumah.
"GPL!" teriak Alexa entah terdengar oleh Panji atau tidak.
Dua menit kemudian, Panji sudah kembali dengan setelan hitam khasnya–kemeja putih dibalut dengan jas dan celana panjang hitam. Hanya saja tanpa dasi, orang-orang mungkin akan salah mengira Panji adalah orang penting jika ia memakai dasi.
Alexa terkadang heran dengan fashion bodyguard- nya itu. "Lo sadar ga sih, kalau penampilan lo itu kayak mafia?"
Panji hanya diam, tidak membalas apapun. Wajahnya kaku dan datar seperti biasa.
Melihat reaksi Panji yang sebodo-amat-lah, Alexa mengerucutkan bibirnya kesal. "Au ah, capek ngomong sama patung aspal."
Cewek mungil itu berjalan masuk ke dalam mobil hitam mewah itu. Panji menyusul dan lekas menghidupkan mesin.
"Kemana saya harus mengantar anda?" Panji berujar formal dengan menatap Alexa dari kaca mobil.
"Cafe Kitt&Katt," jawabnya pendek sambil memainkan iPhone-nya.
Panji segera menjalankan mobilnya tanpa bertanya lebih jauh lagi. Ia menggunakan GPS mobil untuk arah jalan karena ia tidak pernah pergi kesana.
Keadaan mobil itu hening, atmosfernya terlalu kaku. Hanya terdengar suara music game. Alexa sendiri tidak ambil pusing, ia sudah terbiasa dengan keanehan pria itu.
Hanya dalam kurun waktu sepuluh menit, mobil itu berhenti. Alexa segera mematikan dan memasukkan ponselnya ke dalam tas mininya.
Sedangkan, Panji sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk anak majikannya itu. Alexa melangkah keluar dan terpana melihat cafe tak jauh dari tempatnya berdiri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short(ies)
Подростковая литература"Haiii, pendek." Alex menyapa Alexa dengan nada suara yang dibuat-buat. Alexa meliriknya sinis, "Pendek? Lo ga pernah ngaca, ya? Pendek kok teriak pendek?" ================================ Alex dan Alexa. Dua remaja dengan banyak kesamaan. Mulai da...