Chapter 1 : Permulaan

282 20 10
                                    



Kutub Utara, 10:05 p.m.

Seorang gadis kecil berjalan perlahan menelusuri tundra yang dingin. Pakaian musim dingin membungkus yang tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki belum dapat menghangatkan badannya secara keseluruhan. Ia menatap gundukan salju tebal di hadapannya dengan matanya yang tajam dan mengerikan. Seringai tipis juga menjadi pemanis dalam wajah mengerikannya. 

Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya sang gadis usia delapan tahun itu berhenti di ambang pintu sebuah igloo.

Ia menyingkirkan tumpukan salju yang menutup pintu masuk igloo. Setalah salju-salju tersingkap, tidak ada yang aneh dari rumah salju tersebut kecuali sebuah rangkaian huruf yang hanya dimengerti olehnya.

Seringaian gadis itu makin menjadi. Ia merapalkan sebuah mantra lalu mengusap tulisan bertinta carmine itu dengan kedua jarinya. Saat seluruh huruf aneh itu sudah diusapnya, seketika huruf-huruf tadi lenyap bagai goresan pensil yang dihapus.

Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh dari bawah kaki si gadis. Karena penasaran, ia mengintip ke dalam igloo.

Lama kelamaan bunyi gemuruh itu semakin mengeras. Tiba-tiba matanya menangkap seberkas cahaya keunguan yang sangat terang dari dalam lubang. Cahaya itu semakin terang dan terang, seolah-olah datang mendekat.

Bersamaan dengan cahaya yang makin terang, gadis itu juga menjauhkan kepalanya sedikit-sedikit sambil menyipitkan mata.

DUAR!!

Sampai akhirnya bunyi ledakan itu membuat si gadis kaget dan cepat-cepat menarik kepalanya. Tubuhnya menjadi limbung akibat ledakan tadi. Setelah berhasil menyeimbangkan tubuh, gadis kecil itu menyaksikan cahaya-cahaya tadi berkumpul menjadi sebuah kesatuan berbentuk lingkaran berwarna dark orchid.

Gadis itu tersenyum puas sambil merogoh saku bajunya. Setelah itu, ia mengeluarkan sebuah cangkang siput yang kemudian ditiupnya keras-keras.

Tak lama kemudian, seekor gagak terbang menukik ke arahnya.
"Portalnya sudah kubuka, tolong informasikan kepadanya," kata gadis itu berpesan. Aneh memang, berbicara dengan seekor gagak.

Gagak itu berkicau beberapa kali pertanda ia mengerti. Setelah itu, sang gagak mengudara kembali. Gadis itu terus memperhatikan gerak sang gagak sampai menghilang dibalik gunung es yang tinggi.

Gadis itu menyunggingkan senyuman licik, lalu mendesis. "Tamatlah kalian, umat manusia .... Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan padaku ...."

***

"Hoaaaam ...." Yuki menguap lebar-lebar. Pelajaran Miss Rena memang benar-benar membosankan baginya. Guru berkacamata bulat dan super tebal itu terus saja mengoceh tanpa memikirkan dirinya dan beberapa siswa lain yang hampir mati karena bosan.

Dengan tidak tertarik ia menggores-goreskan pena ke buku catatannya. Catatan dari Miss Rena selalu panjang dan membingungkan. Dasar guru menyebalkan.

Kriet ....

Bunyi derit pintu berhasil mengalihkan perhatian Yuki dari bukunya. Begitu mengetahui yang berada di ambang pintu adalah seorang office boy, Yuki segera mengembalikan atensinya pada buku.

Aizawa Yuki adalah seorang jadis asal Jepang yang dikirim ke sekolah asrama internasional di New York oleh ayahnya dengan alasan agar ia mandiri, walaupun sebenarnya Yuki juga tak yakin dengan alasan itu. Apapun itu, Yuki cukup senang karena dapat terhindar dari kakak kesayangannya di Osaka.

Sementara muridnya menulis, Miss Rena berbicara dengan si office boy. Setelah OB itu keluar, Miss Rena berseru meminta perhatian. "Kelas selesai! Berhubung sudah waktunya, kalian boleh istirahat!"

Shin Sekai [HIATUS]Where stories live. Discover now