Chapter 7 : Kami Datang

51 9 5
                                    

Sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelumnya

"Stok obat-obatan sudah siap?!"

"Sudah!"

"Bagaimana dengan makanan?!"

"Siap!"

"Peluru? Senjata?"

"Siap!"

"Persiapkan diri kalian, sekarang kita berangkat!"

===

07


"HIAAATT!!"

DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!

Tembakan brutal yang membabi buta itu membuat seluruh orang dewasa di sana menggerakkan kepalanya lalu mengangakan mulutnya.

Bagaimana tidak, para murid yang berusaha mereka lindungi malah menyerbu medan perang.

"A-apa yang kalian lakukan disini?!"

Pertanyaan itu menyadarkan anak-anak yang sedang sweatdrop. Sebagian dari mereka menatap tajam si pembuat onar—yang sudah bisa ditebak siapa—yang malah menampakkan cengiran lebar.

Tanpa membiarkan seorang pun menjawab, Yuki memberikan kode.

Dengan segera pasukan itu berpisah dan anggotanya berlarian ke segala arah. Sebagian di antara mereka maju ke garis depan bersama para orang dewasa. Sebagian lagi malah mundur sampai ke aula dan menyulapnya menjadi tenda pengobatan.

Yuki menghunus pedangnya. Dengan hati-hati gadis itu mengedarkan pandangan. Semua sedang sibuk bertarung. Monster mana yang harus kuhabisi?

Sementara gadis itu celingukan, sepasang mata yang liar menatapnya dari belakang. Mulut dari pemilik mata liar itu menyeringai lebar. Makhluk itu segera mengayunkan kaki-kakinya dan mulai mempertipis jarak dengan gadis incarannya.

"YUKI ...!"

Dahi Yuki berkerut tak suka saat suara itu memasuki indera pendengarnya. Ia jelas paham betul suara cempreng yang setiap hari didengarnya itu. Dia juga paham betul dengan kebiasaan jelek Karin soal panggil-memangil.

Ia menoleh sambil berkata sebal. "Sudah kubilang ribuan kali aku tidak tuli. Tidak perlu memanggilku dengan suara seke—"

Tang!

Refleks, Yuki mengangkat pedangnya demi mempertahankan diri dari sebaris kuku-kuku yang tajam itu. Napasnya menjadi memburu akibat cakaran tiba-tiba makhluk berbulu tadi.

Sebentar ia menoleh ke kanan dan menatap Karin sambil tersenyum. Terimakasih, Karin no Baka. Setelah melihat Karin yang sedang menembaki monster-monster secara acak, Yuki kembali mengunci pandangannya pada makhluk berbulu dan bermoncong yang bediri dengan 2 kaki belakangnya.

Shin Sekai [HIATUS]Where stories live. Discover now