Chapter 11 : Tertangkap!

39 7 1
                                    

Sebelumnya



"Kalau begitu ...," Leona menggantung perkataannya. Gadis yang sempat terpental itu kembali maju, kali ini dengan tenang. Telunjuk kanannya teracung dan bercahaya sementara cakarnya yang lain tampak lemas. Dengan senyum percaya diri Leona menggoreskan kukunya pada jeruji kegelapan itu.

"Tunggu! Tunggu! Kalian ini sangat membingungkan! Berhenti bicara seperti karakter komik seperti itu! Apa maksudnya kegelapan dan cahaya?!" teriak Ji Hye frustrasi.

Sudut bibir Rouge terangkat membentuk senyum meremehkan. "Heh, ternyata manusia memang payah, ya? Kalian tidak pernah tahu 'kan, tentang makhluk mengerikan yang berkeliaran di luar Bumi.

"Hah?"

"Selamat datang di dunia kami. Dunia monster yang terbuang .... Takkan kubiarkan kalian kabur! Akan kubuat kalian merasakan sakitnya diskriminasi, terutama kau, pemilik dari kekuatan suci!"

===

11


Gadis dengan surai sewarna kopi itu perlahan membuka mata. Manik cokelatnya disambut oleh hijau dedaunan yang menaunginya. Ketika manik itu bergeser ke kanan, hamparan putih layaknya kapas yang menyambut.

Lewat lengan bajunya yang terkoyak, gadis itu dapat merasakan kehangatan rerumputan. Lalu otaknya mulai bekerja. "Dimana ... aku?" pertanyaan yang semula berputar dalam otaknya itu kini keluar lewat mulutnya.

Hanya sebuah suara lirih yang dikeluarkan, tapi ia sudah dapat menarik perhatian ketiga gadis di depannya.

"Yuki!"

Gadis itu semakin bingung. Mengapa mereka sebahagia itu?

Seorang gadis dengan surai hitam terurai membantunya duduk bersandar. Saat itu juga ia tahu kenapa.

"Apa perutmu sudah baikan?" Tanya gadis lain yang bersurai pirang.

Pertanyaan itu serta darah yang menodai kaus putihnya telah membangkitkan ingatannya mengenai kejadian beberapa menit yang lalu.

"Oh ..., ya. Entahlah, tapi di sini aku merasa baik. Mungkin lukaku telah tertutup," jawab Yuki seadanya. "Yang lebih penting, dimana kita sekarang?"

"Tidak mungkin ...! Tidak mungkin luka dalam seperti itu tertutup hanya dalam waktu beberapa menit!" seru gadis surai hitam, Hana.

"Kau bisa cek sendiri." Aizawa Yuki mengangkat kemejanya dan terlihatlah pemandangan yang membuat Hana tak memercayai matanya lagi. Luka itu sepenuhnya tertutup bahkan tanpa setitik darah pun tersisa.

"Kita ini sedang berada dimana sih ...?" Tanya Yuki yang mulai tak sabar.

"Di dalam sebuah lingkaran!" jawab Karin antusias.

"Hah?"

"Beberapa menit setelah kau ambruk, kami mengikuti Karin yang masuk ke dalam sebuah lingkaran yang mengambang di udara. Lalu tiba-tiba kami terjatuh di sini," jelas Keyle.

"Lalu? Kenapa kalian tidak mencari jalan keluar?" Tanya Yuki lagi.

"Hei, Yuki. Tidakkah kau berpikir kalau tempat ini indah? Kupikir kita beruntung karena dapat mengunjungi tempat sedamai ini. Jadi, mengapa kita tidak tinggal untuk sejenak?" Hana tiba-tiba duduk di sebelah Yuki sambil merangkulnya.

Yuki mulai menyapukan pandangan ke sekeliling. Sejauh mata memandang hanya terlihat padang rumput yang berbatasan dengan hamparan putih—yang tampak seperti lautan awan—di sebelah Tenggara. Tak ada satupun manusia selain mereka. Tak ada rumah ataupun toko, yang ada hanyalah beberapa pepohonan berdaun lebat.

Shin Sekai [HIATUS]Where stories live. Discover now