Chapter 12 : Bukan Aku!

28 7 1
                                    

Sebelumnya

"Yuki ...!"

Mereka berdua segera duduk disamping Yuki yang tengah terduduk.

"Ada apa denganmu?" Tanya mereka berdua dengan panik.

"A-aku ..., mengantuk ...." Bruk! Setelah Yuki menyelesaikan kalimatnya, gadis itu secara tiba-tiba ambruk dan tak sadarkan diri.

"Yuki! Bangunlah!" seru Karin dengan cemas.

Hana yang sejak tadi memperhatikan tubuh Yuki kini menemukan sebuah anak panah yang menancap pada bahu kirinya.

Hanya anak panah, mengapa Yuki sampai pingsan begitu ya? Tanyanya pada diri sendiri.

"Aw!"

Tiba-tiba Hana mendengar pekikan Karin. Dengan cepat ia menoleh untuk mengecek keadaan sahabatnya itu.

Bau ini .... Akhirnya Hana menyadarinya—

Jleb!

"Akh ...!"

Obat bius dosis tinggi ....—namun ia terlambat.

===

12

"Kekuatan suci? Si-siapa?" Tanya Adeline. Walaupun telunjuk Rouge telah menunjuk ke arahnya, namun gadis itu tetap merasa harus memastikan.

"Siapa lagi jika bukan kau, Adeline!" jawab Rouge.

Lima pasang mata membulat beriringan dengan mulut mereka yang terbuka. Terutama manik abu milik sang Gadis Jerman.

"Hah? A-aku?" Tanya Adeline dalam keheranan.

"Heh, sudahlah," Rouge malah tersenyum mengejek. "Tak perlu berpura-pura Adeline—ah, atau haruskah kupanggil generasi ke-164 dari E.T.A?"

"A-apa-apaan itu! Aku bahkan sama sekali tidak mengetahui E.T.A!" sangkal Adeline.

Seringai Rouge makin menjadi. "Hooo ..., jadi begitu? Tapi aku pernah dengar kalau para Pewaris Kekuatan Suci memiliki luka bakar di punggungnya."

"Berhenti di sana!"

Tiba-tiba Anne berteriak. Saat itu Rouge yang tengah memasukkan kunci sel Adeline tersentak lalu terdiam.

"Apa maumu, huh?" Rouge menatap tajam manik lime yang malah balik menatap menantang itu.

"Pergi dari sini," jawab Anne tenang. "Kupikir hal yang Adeline katakan tadi sudah cukup untuk membuatmu melepaskan kami semua."

"Heh, kalau hanya berkata begitu bocah dua tahun pun bisa. Yang kuperlukan adalah bukti, bocah," ujar Rouge menantang.

Anne tersentak. Keyakinan yang terpancar lewat matanya sempat meredup sekejap, namun buru-buru ia menggeleng pelan. Aku harus percaya!

"Boleh saja. Tapi aku takkan membiarkan tangan kotormu menyentuh Adel!" tegas Anne.

"Kalau begitu kau yang lakukan," ujar Rouge sambil berjalan mundur.

Anne menatap Adeline yang tengah menunduk depresi. Merasa ditatap, Adeline membalas tatapan Anne dengan tatapan lemah yang suram. Tetapi tiba-tiba saja Adeline melihat cahaya dari sepasang manik lime yang memaksanya untuk memercayai dirinya sendiri. Adeline menarik napas dalam-dalam sebelum mengangguk yakin.

Anne dan Adeline sama-sama beringsut ke satu sisi. Adeline bersandar ke jeruji sementara sepasang tangan Anne memegang kedua ujung kemejanya. Si Gadis Belanda mendekatkan kepalanya ke telinga Adeline lalu berbisik. "Kau tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini, Adel."

Shin Sekai [HIATUS]Where stories live. Discover now