Chapter 2 : 'Teman' Baru

120 14 1
                                    



Sebelumnya

"Errr ..., Tu-Tuan Sato, maksud dari kedatangan saya adalah untuk menyampaikan sebuah berita dari Sir Andreas."

Terdengar suara gementar Miss Rena dari dalam.

"Ada masalah apa lagi?"

Entah bagaimana caranya, suara berat yang terkesan mengintimidasi itu membuat Yuki dihinggapi sedikit rasa takut.

"I-itu ..., ini soal portal Dark Land. Sir Andreas mengatakan bahwa segel portalnya telah dibuka."

"APA?!"

Demi seluruh game koleksinya, Yuki benar-benar terlonjak kaget saat suara menggelegar bak petir itu memasuki indera pendengarannya. Syukur ia tidak mengajak Karin yang sudah pasti  akan berteriak.

"Bagaimana bisa? Seingatku Maki belum mempunyai anak, sedangkan aku sudah tidak bisa membuka portal lagi."

"E-entahlah. Sir Andreas tidak memberitahu saya soal itu."

"Kalau begitu cepat panggil Andreas ke sini."

"B-baik!"

Ketika ia mendengar bunyi hak sepatu yang beradu dengan lantai dari dalam, Yuki segera melipir dari pintu dan memainkan ponselnya sambil berjalan ke arah tangga di dekat ruangan—pura-pura tak tahu. Ketika sedang menuruni tangga, gadis itu bisa melihat gurunya yang berjalan mendahului dengan tergesa.

Saat perjalanan menuju kamarnya, Yuki terus saja memikirkan fakta hasil curi dengar tadi. Berbagai pertanyaan terus berputar di kepalanya. Ia yakin kepalanya itu dapat meledak kapan saja. Seseorang, tolong berikan jawaban untuk setiap pertanyaanku!

===

02


Saat memasuki kamarnya, keempat gadis yang sedang beraktivitas menyambut Yuki dengan tatapan kemana-saja-kau.

Karin yang ada di atas ranjang segera bangkit dan mendekati Yuki seperti seseorang yang ingin menagih utang.

"Kemana saja kau? Aku—ehm, maksudku kami mencarimu sampai ingin mati tahu!" hardik Karin. Biar penakut, Karin tidak akan takut pada wajah super gelisah milik Yuki.

"Kukira kau hilang dibawa oleh alien," timpal seorang gadis bermata sapphire dengan sindiran.

"Tunggu dulu. Aku datang kemari membawa berita," ujar Yuki membela diri.

Seorang gadis berponi rata memutar mata malas. "Kami semua juga tahu kalau kau ingin mengatakan bahwa Karin belum sempat mentraktirmu."

Yuki mendorong pelan tubuh Karin yang menghalanginya. Ia lalu pelan-pelan duduk di atas kursi putar atau kursi yang biasa disebut singgasana olehnya.

Gadis Jepang itu mulai bercerita tentang pengalaman mengupingnya. Ketika ia menutup ceritanya dengan pertanyaan, Karin malah berseru.

"Hei, ternyata kau suka menguping ya!" tukas Karin sambil menunjuk wajah Yuki tak sopan.

Dengan sebal Yuki menyingkirkan telunjuk Karin yang berada di depan wajahnya. "Ukh! Bukannya begitu .... Lagipula kau senang 'kan mendapat informasi seperti itu?"

"Tidak kok! Aku sama sekali tidak senang!" bantah Karin dengan wajah menyebalkan.

"Apa maksudmu dasar penggila hal imut?!" seru Yuki tak terima.

Shin Sekai [HIATUS]Where stories live. Discover now