2.Kevin Charles

648 32 5
                                    

" KAU TEGA!! KAU TEGA!! KATANYA KAU SAYANG PADAKU??!! " .

Sayup-sayup kudengan teriakan itu.
Yah aku memutuskan untuk menetap. Jangan salah paham dulu, aku tidak berniat menguping. Hanya saja kalau aku keluar di situasi yang tidak tepat itu akan memperburuk.

" Kau mengesalkan! pergi kau dari hadapanku! Kita tidak ada hubungan apa-apa sekarang " Astaga, kasar sekali omongan laki-laki itu pada perempuan.

" Huhu... kau jahat! Aku bukan perempuan seperti itu. Dia sa.." ,

" Sudah kubilang. Kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Nggak usah berbicara padaku dan pergilah! " ,

" PLAK!! " Terdengar sebuah tamparan lagi.
Kurasa sang perempuan menamparnya lagi. Perempuan itu pergi meninggalkan laki-laki itu.

Bisa kulihat ia menutupi wajahnya yang sembab dan berlari pergi.
Tunggu rasanya aku mengenal perempuan itu. Ya dia Anna Sevira, alias Ann. Aku menghela nafas.

Jadi Ann punya pacar?, batinku.

Apa laki-laki itu sudah pergi? Aku mengintip di balik pintu masuk toilet, hmm sepertinya belum?apa sudah?.

" Hidunglo keliatan tuh! " Celetuk laki-laki itu. " Kalo mau nguping pinteran dikit ".

Aku segera menutup pintu. Ya ampun apa yang harus kulakukan!! Aku sudah ketauam olehnya.
Aku menghela nafas. You can do it Pev! pretend didn't heard anything . Aku mengambil tas ku di dekat wastafel dan menuju keluar.

Aku segera berjalan tanpa melihat laki-laki tadi. " Hey stop! " serunya.

Mampus, kena deh. Tuhan tolong aku. Dia mendekatiku dan berjalan menghadapku. Alangkah terkejutnya aku begitu melihatnya. Dia laki-laki baik yang membayari hot dog-ku a.k.a Kevin Charles.
Dia juga sama sama terkejut melihatku.

" Loh ternyata tukang nguping itu lo? " Matanya membulat.

Aku cengengesan, " Gue ga denger apa apa kok! Gue abis dari toilet he he ".

" Bener ga denger apa-apa? " ia menyipitkan matanya.

" Hmm.... gak terlalu kedengeran kok, cuman ada beberapa suara yang terdengar banget sih " maksudku tamparan Ann padanya.
Bisa kulihat pipinya sangat merah.

Dia merengut, " Apa aja yang lo denger? " tanyanya.

Keringat dingin melapisiku.
Aduh aku harus jawab apa. " Gue gaada niat kok buat denger percakapan kalian, demi tuhan gue bukan tipe orang yang suka buka aib orang lain " aku membuat jari peace .

Dia menyipitkan mata." Katanya lo ga denger tadi ".

" Iyaa, maksud gue.... gue denger sedikit. Duh maaf " aku berusaha tersenyum tulus. Kevin terdiam lamaaa sekali.

Aku berusaha melangkah maju untuk kabur diam-diam.

" Eh, lo kenal gue kan? " tanyanya.

Aku menatapnya. " Eng..gak " jawabku.

Dia tersenyum aneh. Maksudku senyumnya penuh arti.

" Karena lo udah nguping plus gak kenal gue... lo harus... " katanya terputus.

" Apa? " tanyaku.

" Jadi pacar gue " jawabnya.

Aku berasa terhempas oleh tsunami . Ini bukan perasaan berbunga-bunga tapi ini perasaan kekacauan. Siapa yang tidak kaget ketika kau tidak mengenal seseorang tetapi orang itu mengajakmu berpacaran? Dan yang paling penting, orang itu baru saja putus! ,tepat beberapa menit yang lalu.

" Lo pasti bercanda kan? " kataku
tidak percaya.

" Gue serius. Perlu gue eja? Nih, j-a-d-i p-a-c-a-r g-u-e.Gimana ngerti sekarang? " dia tersenyum.

" Crazy " sahutku.

" Gue maksa. Mau gak mau lo itu pacar gue. Di detik ini. Menit ini. Jam ini " ujarnya. Apaan sih orang ini, batinku.

" Lo aneh! sadar gak sih " ucapku kesal.

" Lo kira gue bercanda. Ini beneran, lagipula lo cantik ". Aku diam.

Ini orang stress abis putus apa gimana? , batinku.

Tiba-tiba dia menarik tanganku keluar sekolah menuju parkiran. Aku gak bisa melepaskan tanganku, harus kuakui dia sangat kuat.

" Eh lepas please lepas " pintaku. Dia melepaskan tanganku.

" Pulang bareng gue " dia membuka pintu mobil mewah bewarna putih yang kutaksir miliknya. Benar kata Lisa, dia orang kaya.
Tapi tetap saja, aku tak akan pulang bersama orang aneh.

" Nggak, gue pulang sendiri " ujarku.

" Lo itu pacar gue, kalo lo nggak suka ya anggap aja ini tumpangan buat lo " paksanya.

Aku menghela nafas. Kenapa aku harus bertemu orang sakit jiwa huh. , batinku.

"Fine. Gue pulang bareng lo!, tapi inget ini yang pertama dan terakhir " kataku ketus.

" Oke,tapi ini gak akan jadi yang terkahir! " serunya senang

Ini pertama kalinya aku diantar oleh laki-laki pulang selain papa atau Danny.

" Rumahlo dimana? " tanyanya.

" Mmm.. jalan bougenville " jawabku.

Ia mangut-mangut.

" Oh iya.." aku menolehnya. " Kata-kata yang lo nguping tadi jangan dikasih tau siapa-siapa ya " lanjutnya.

Aku mengangguk.
" Ann dan gue udah pacaran dari awal SMA ".
Aku mangut-mangut.
" Lo pasti gak kenal gue kan? itu karena gue jarang keluar, Ann tidak suka melihat gue keluar kelas karena nanti ia takut banyak yang mengenal gue sehingga ia akan dilupakan. Jadi gue gak terlalu dikenal ".

" Eh tapi kenapa lo sama Ann.. maaf, putus? " tanyaku berhati-hati, " Ann itu sempurna, dia cantik dan pintar" .

Kevin menghela nafas. " Singkat. Dia selingkuh. Gue juga bosen sama dia. So,why not? ".

What? segampang itu?.
Orang kayak gini pasti player. Aku yakin, seperti sekarang ini, ia memainkanku.
Kulihat Kevin fokus terhadap jalanan. " By the way, gue Kevin Charles. Ulang tahun gue 15 Agustus. Gue bukan blasteran, cuman ada keturunan Australia-Chinesse.Kelas 12-2" dia memberi tahu profile-nya,
" Ini kan awal hubungan? Masa kita gak kenal satu sama lain. Seenggaknya biodata kita harus tau satu sama lain" dia tertawa kecil.

Aku menghela nafas, " Well, Gue Pevita Rowan. Ulang tahun gue 30 Juni. Kelas 12-1. Blasteran Inggris. Dan kita nggak berpacaran. Dan itu gak akan".

Dia melepaskan nafasnya dengan kesal " Terserahlo Pev. Lo pacar gue titik! " ucapnya sebal.

Baru sekarang kami berkenalan. Aku tahu ini memang telat, tapi tidak masalah, lagi pula aku sudah mengetahui namanya.

" Pev, kalo ada apa-apa, bilang ke gue ya. Lo itu pacar gue " katanya.

" Please deh Kev. Lo itu bukan pacar gue! " aku melotot.

Dia tersenyum jahil. " Pev, lo tau ga, gue kan punya koneksi sama anak mading" .

Aku meliriknya,
" Terus kenapa?penting banget? " sahutku tidak peduli . " Penting buat lo. Kalo lo gamau jadi pacar gue, gue akan bilang ke anak mading tentang berita yang enggak-enggak tentang lo " dia terkekeh, " Repurtasi lo akan hancur di akhir tahun sekolah " tambahnya dengan senyuman penuh kemenangan.

Sialan kau Kevin Charles!, geramku dalam hati. Aku hanya diam. Tidak ada yang mau menjadi bahan berita anak mading yang belum tentu benar, jika kau menjadi bahan berita kau akan memiliki repurtasi yang sangat buruk di sekolah.

Kami pun sampai. " Sampai besok di sekolah Pevii!! " dia melambaikan tangan begitu aku keluar dari mobilnya.

Aku tak menghiraukannya. Ia segera melaju kencang mobilnya.

Oh tuhan, aku harap semua akan baik-baik saja, ucapku dalam hati

Love.HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang