CH:4

612 35 1
                                    

Dipagi hari yang cerah.Genk GNST sudah sampai di sekolah di parkiran.

Bip!Bip!

Suara klakson mobil sport hitan dan putih.GNST hanya diam terpaku.

"Woy minggir apa!"teriak Liora.

Mereka pun langsung menghindar dan menuju kelas tanpa menperdulikan mereka.

«««««»»»»»

"Tuh genk aneh banget tau gak."kata Liora.

"Aneh dari mana,mereka baik kali."kata Digo.

Semua keluarga Agra pun keluar dari mobil mereka masing masing,lalu mereka membuka kaca mata hitam mereka.

"Loe kenapa kemarin pulang jam 12 kayaknya."ata Thea.

"Soalnya gue kemaren nganterin bidadari."kata Digo polos.

"Bidadari dari surga mana?"tanya Liora.

"Gak tau tapi,dia tuh cantik,bening,baik,trus kayak Salsa."kata Digo.

"Palingan cuman firasat loe aja."kata Liora.

Mereka pun bergegas masuk ke kelas mereka.

«««««»»»»»

"Neng Sisi,mau temenin abi keluar kelas gak?soalnya abi gak bgerjain PR."kata Tobi.

"Abi eneng abi eneng gak!ogah gue!lagian gue udah ngerjain PR kelez.!"teriak Sisi.

"Woy Galang,baru kali ini gue ngeliat ada orang yang setia mencintai Sisi."kata Nayla.

"Gak jelas loe!"teriak Sisi.

Tiba tiba datang lah keluarga Agra.

"Hmm.... asal loe tau ya Nay,Lang,kemaren tuh gue abis tatap tatapan ama Digo."kata Sisi.

"What?!loe abis tatap tatapan ama Digo muka pucet?!"tanya Tobi berteriak.

"Sssttt... gajah!gak usah teriak apa."bisik Sisi.

«««««»»»»»

Digo yang mendengarnya merasa agak canggung karena tak menyangka apa kah Sisi akan mulai terpikat dengannya.

"Jadi gitu kelakuan loe kemaren?"tanya Tristan.

"Hmm... seorang Digo Syarief yang arrogant itu bisa juga menatap cewek sedalam itu."kata Liora.

"St!diem apa!"kata Digo.

«««««»»»»»

Seketika Tristan melihat Nayla sedang merapikab rambutnya.Tristan mengingat seseorang yang mirip sekali dengan Nayla.

"Sheila."gumam Tristan.

"Oy,loe gak perlu ikut ikutan kayak gue deh,Sheila dah mati di jurang."kata Digo.

Seketika Tristan tersadar akan kata kata Digo kalau itu benera.Lalu Sheila?

"Gak Digo Nayla mirip Sheila."kata Tristan.

"Loe ngotot banget sih,Sisi juga mirip Salsa tapi gue yakin Sisi itu bukan Salsa."kata Digo.

"Ehem ngomongin kita?"tanya Sisi yang melihat mereka.

"Eh,enggak kok sorry."kata Digo.

"Yakin?"tanya Sisi lagi.

"Iya gak papa."kata Digo.

"Oh yasudah."kata Sisi lalu kembali mengobrol bersama genk nya.

"Lain kali loe shut up."kata Digo.

"Iya deh."kata Tristan bete.

~~~

Bell istirahat pun berbunyi.

"Gue ke taman dulu ya."kata Tristan.

"Ceh,pengen sendiri."kata Digo.

"Apa sih."kata Tristan lalupergi ke taman.

«««««»»»»»

"Bete gue."gumam Nayla.

Nayla beranjak dari bangku nya dan beralih tempat lain.Taman,itulah pilihannya.

"Huft... kalo di sini kan enak."kata Nayla.

Nayla merasa ada yang menepuk pundaknya.

"Apa sih Si?!"tanya Nayla sambil menbalikan badannya.

"Eh Tristan,sorry ya gue kira Sisi."kata Nayla.

"Yaudah gak papa."kata Tristan.

Sungguh,Nayla merasa aneh mendengar satu kata terucap dari mulut Tristan.Nayla seperti pernah mendengar suara lembut itu,suara yang bijak,suara yang bisa membawa ke tenangan bagi dirinya.Nayla dan Tristan pun mengobrol di bangku putih panjang,salah satu furniture taman sekolah.Nayla menatap Tristan yang sedang memandang ke depan.Nayla mengingat wajah tampn itu,wajah indah,wajah ber seri di hatinya.

'Kenapa gue kagum sama Tristan?apa gue cinta sama Tristan?enggak,enggak se cepat itu.'batin Nayla.

"Loe kenapa liatin gue terus Nay?"tanya Tristan.

"Eh,eng-enggk kok."kata Nayla.

Tristan lalu mencoba memegang tangan Nayla,namun...

"Aakhh..."pekik Tristan.

"Tristan loe kenapa?"tanya Nayla panik.

"Nggak nggak kok,gue gak papa."kata Tristan.

"Enggak apanya,loe kesakitan."kata Nayla.

"Ya tapi gue gak papa."kata Tristan.

"Yakin?"tanya Nayla.

"Yakin."kata Tristan.

'Kenapa gue kesakitan memegang tangan Nayla?apa Nayla lah pemilik darah suci itu?'batin Tristan.

____________________________
Hey readers... sekarang dah mulai late post ya... soalnya harus mulai fokus belajar.

Next...

Bidadari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang