#3 : look at me

9.2K 479 9
                                    

Pov Sean.

Cewek berambut pirang maju didepan lapangan, sebagai kandidat OSIS yang sedang menyebutkan visi misinya.

"Saya Alice Wilson dari kelas 11-4 salahsatu kandidat OSIS"

Hah? 11-4? Satu kelas sama gue?
Bentar, perasaan gue gak pernah liat cewek yang menurut gue cukup cantik dikelas gue.

'Anak yang tidak dianggap'

Jadi dia yang Aulia bilang.

"Sean, dia sekelas sama kita?" siapa lagi cowok yang punya suara ngebass selain Haykal.

"Lo dengernya gimana? Iyakan? Gue masa baru sadar"

"Emang dia itu ada, cuman lo lo pada aja yang gak PEKA." Aulia menyambar obrolan gue dengan Haykal.

"Yaelah, santai ngapa neng" ucap gue sambil melihat kearah Aulia dengan tatapan aneh.

"Tau, santai aja bebeb sayang" Haykal mulai menggoda Aulia dengan mengedipkan mata sebelah.

Jijik.

"Ayan lo" Aulia mendorong lengan Haykal.

Dari pada gue ngeliatin orang pacaran bikin gue panas sendiri, mending nyamperin Kevin yang lagi ngeliatin Alice Wilson dengan seksama banget.

"Naksir lo?" jiwa jail gue pun muncul.

"Mana ada, gue kan sebagai murid baik, menghargai seseorang yang sedang berbicara"

Gue jijik untuk yang kedua kalinya.

"Dih sok baku, jijik"

Kevin hanya nyengir nyengir gak jelas. Ayan nih bocah.

Entah virus darimana, gue pun ikutan merhatiin Alice ini. Cantik sih anaknya, tapi kayaknya gak suka merhatiin penampilannya.

Rambut diiket dua, gak dandan. Natural banget.

Cewek kok gak merhatiin penampilan.

Setelah cewek ini selesai membacakan visi misinya, kemudian majulah kandidat OSIS lainnya

Jujur aja, dibandingkan 2 kandidat OSIS lainnya, emang visi misi Alice paling bagus. Yaaaaaaaaaaaa dengan terpaksa karena gak ada pilihan lain, yaudah gue vote aja Alice.

Dia pun menang. Efek gue milih. HAHAHAHA.

Setelah dia dipilih menjadi ketua OSIS baru, raut wajahnya yang polos dan datar pun berubah menjadi bahagia dan ceria dikelilingi murid Adeline yang ingin berkenalan dengannya.

Gue sih gak mikirin amat, harus dia berterimakasih, karena gue, dia jadi menang.

Pede banget gue ya? Bodo. Emang kenyataan.

Eh bentar, itu Kevin, Haykal sama Aulia ngapain juga ikut ikutan kenalan juga.

Astaga.

Dari pada gue kekantin terus cewek cewek ganjen bakalan sokap sama gue, mending nyamperin aja dah.

"Ngapain sih lo disini?" tanya gue ke Kevin.

"Kenalan ama ketos lah,"

Gue merasa, pertanyaan gue terlalu bego.

"Lo juga lagi, kal. Udah punya cewek masih aja genit."

"Secara ya, gue ketua tekwondo bray. Ya harus deket sama ketosnya, biar taekwondo makin maju" Haykal menirukan beberapa gerakan taekwondo.

Dasar penggila taekwondo.

"Makanya, An. Lo kenalan sama tuh ketos baru, udah cakep, pinter, baik" Aulia lagi lagi menyambar.

"Terus kalau dia cakep, pinter baik. Urusannya sama gue apaan?" tanya gue sambil menirukan gaya berbicara Aulia

Aulia memutar bola matanya malas. "Lo cakep, badan bagus, otak bego,"

Yang terakhir agak anu. "Sial, mana ada gue bego"

"Oiya satu lagi, JOMBLO" lanjut Aulia diikuti tawa Haykal dan Kevin bahagia.

Jleb.

"Urusan gue sihh, lagian apa guna pacaran. Btw, tuh yang ketawa paling keras juga JOMBLO" gue pun gak mau kalah, dan menunjuk kearah Kevin.

"Setidaknya gue masih suka cewek."

Tunggu, suka cewe. Jadi maksudnya gue..

"Maksud lo.. Gue... HOMO GITU?"

Mereka semua lagi lagi tertawa keras.

"Sialan"

///\\\

Pov Alice.

Mari menjadi lebih santai, inilah gaya bicara gue yang sebenarnya kawan~.

Setelah gue resmi menjadi ketua OSIS di Adeline, jabatan tertinggi diantara murid murid sudah gue pegang. Gue merasa lebih santai dan ya populer. HAHA

Murid Adeline mengelilingi gue dan ingin berkenalan. siapa sangka, Haykal, Kevin dan Aulia juga ikut berkenalan.

Sudah Gue duga, inilah yang akan terjadi.

Gue pun merespon dengan senyum dan rendah hati, rasanya senang sekali, bisa menjadi ada, kembali.

Hanya ada satu murid yang berdiri cukup jauh, dan sepertinya tidak berniat berkenalan sama gue.

Setelah gue teliti sedikit, itu adalah Sean. Gue kira dia akan benar benar melirik gue kalau gue jadi ketos.

Sampai akhirnya gue sadar dari lamunan tentang Sean.

"Hay, Alice. Gue Aulia, kenalkan?"

Gue tersenyum. "Iya kenal kok, kan kita satu kelas,"

"Nah iya, btw, selamat ya udah jadi ketos, katanya susah lohhh" Aulia berusaha sokap dengan gue.

"Iya, gue udah tau, tadi gue sempet nanya nanya sama kak Veron" padahal mah enggak.

"Nah iya," Aulia tampak menghadap belakang. "Gue kesana dulu ya, Haykal manggil, daaa"

'gue tau kok, cowok Lu manggil, Aul' Apadaya diriku yang tidak memiliki sang kekasih~

Gue puitis banget.

Gue pun masih terkepung dengan murid Adeline yang berebut berkenalan. Astaga, pengap banget sumpah.

Gue liat dari sini, Sean menghampiri Aulia, Haykal dan Kevin. Sambil nunjuk nunjuk kearah gue. Mampus.

Mereka terlihat berbincang, dan tertawa sekali sekali. Ekspresi yang dibuat Sean buat gue tertawa dalam hati.

Kan gak lucu kalau gue ngakak langsung didepan murid Adeline, bisa bisa sebelum duduk dibangku ketos udah dipecat. Lebay sih.

Sedikit curi curi pandang.

Akhirnya kak Veron menenangkan para murid yang hampir buat gue pingsan, karena populasi oksigen yang harusnya gue hisap udah dicolong semua.

Setelah itu gue pun menuju ruang ketua OSIS.

WIDIH ADEM. KAYAK ADA WANGI WANGI ANAK TERHORMAT GITU. Apa banget.

Ini baru permulaan Alice, tinggal jalanin kedepannya.

"Alice wilson?"

---

Oiya, gue buat cerita lagi nih, baca ya :3

(( Temporary ))

Recycle [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang