ROSELLA POV

160 9 0
                                    

Selamat membaca ^^

"argh... aku pasti sudah gila" geramku sambil menendang-nendang udara,
"huft.." aku menghembuskan nafas untuk menenangkan diri. Aku merasa wajahku memerah mengingat kejadian kemarin.

Flashback

"leo jadilah temanku!" ucapku tak lupa dengan senyum di bibir, kulihat leo hanya mematung di tempatnya berdiri, lama dia hanya diam membisu ah aku lupa dia memang tidak "bicara".

keadaan ini sangat mencanggungkan,

"argh... baiklah lupakan saja kalau tidak mau" putusku akhirnya, akupun berjalan melewatinya,

"argh.. bodohnya aku, ini sangat memalukan" batinku, aku berjalan melewatinya secepat mungkin.

deg

ada yang menahan tanganku, itu pasti leo, tapi kenapa jantungku kambuh lagi. aku berbalik, dan leo langsung memelukku, aku hanya berdiri mematung di tempat, tidak tau harus berbuat apa, leo semakin erat memelukku, akhirnya akupun membalas pelukannya.

Flashend

Aku menutup wajahku dengan telapak tangan karena malu mengingat kejadian tak terduga kemarin.

kuputuskan mandi untuk menjernihkan pikiranku.

***

Aku sudah rapi dengan gaun kerajaan, tapi aku ragu untuk keluar dari kamar, bagaimana aku harus bersikap di depan leo.

"Ugh.. apa sih yang aku fikirkan, bersikap saja layaknya seorang teman, bukankah aku yang mengajaknya berteman kemarin"rutukku.

Kuhirup napas sebelum membuka pintu,

Krieet

Jeng jeng ( biar lebih dramatis)

leo berdiri membelakangi pintu kamarku, mendengar pintu terbuka diapun berbalik, memandangku dan tersenyum

Deg

Aduh kenapa penyakit jantungku selalu kambuh di saat-saat seperti ini,

"H..hai" sapa ku dengan sangat kaku, leo membalasku dengan senyuman yang semakin lebar dan lambaian tangan.

Akupun keluar dari kamar dan berjalan mendahuluinya,

Leo berjalan dibelakangku, aduuh suasana ini sangat canggung, aku harus memulai pembicaraan.

"Hm..bagaimana harimu leo?"

"..." tidak ada jawaban dari leo, apa dia tidak mendengarku, mana mungkin dia tidak mendengar diakan ada tepat di belakangku.

Aah, bodohnya aku.

Aku berhenti dan berbalik, aku melihat leo kebingungan menjawab pertanyaanku, ah bodohnya aku, bagaimana bisa aku sampai lupa.

"leo!" Panggilku, leo berhenti dan melihat kearahku,

"Apakah harimu menyenangkan?"sambungku, leo hanya diam memandangku,

"Leo!" Panggilku lagi, kulambaikan tangan di depan wajahnya, leo mengerjap lalu tersenyum dan mengangguk.

"Hm.. sepertinya memang begitu, kau banyak tersenyum hari ini. Apa ada sesuatu yang spesial?"
Leo tampak berpikir lalu menggeleng,

"Oh begitu, baiklah"
aku kembali berjalan mendahuluinya.

Beberapa saat kemudian

"Hm,, leo apakah kau memiliki banyak teman?" Aku menoleh kebelakang sambil terus berjalan, leo menggelengkan kepalanya.
Aku tersenyum melihatnya.

"Jadi aku satu-satunya temanmu?" Sambungku, dia tampak berpikir sebentar lalu menggeleng, aku sedikit kecewa mengetahui jawabannya, aku kembali melihat ke depan.

Kami masih berjalan menyusuri lorong yang terasa sangat sepi, padahal aku sudah sering melewati lorong ini, tapi baru kali ini aku merasa lorong ini sangat sunyi.

"Hm.. sebenarnya kau teman pertamaku leo" ucapku tiba-tiba aku menoleh kebelakang dengan malu-malu, leo tampak membelalakan matanya tidak percaya.

"Kau tidak percaya?" Tanyaku, dia mengangguk.

"Huft... akupun tidak percaya tapi itu kenyataannya, orang-orang tidak ingin berteman denganku karna aku seorang putri" Ceritaku sambil mengingat-ingat kejadian yang menimpaku

"Orang-orang takut berteman denganku, jangankan berteman untuk mengobrolpun mereka takut, pernah sekali aku mengajak pelayanku mengobrol, memang mereka berbicara seperti biasa, tapi wajah mereka memperlihatkan kegeliasahan seakan mereka tidak nyaman berbicara denganku, sejak saat itu aku tidak mau terlalu dekat dengan para pelayanku"tuturku dengan sedih

" jadi kau harus bangga karna sudah ku rekrut menjadi temanku" sambungku ceria sambil menoleh kebelakang, tiba-tiba aku merasa badanku limbung

"Aaakh" teriakku, aku menutup mata bersiap memberi salam pada lantai
1...2... loh kok, aku merasa tubuhku ditarik. Aku membuka mata dan mendapati diriku berada di dalam pelukan leo. Aku hanya diam, suaraku seakan tidak dapat keluar.

"Ehm.." aku berdehem untuk mengembalikan suaraku, leo melepaskan pelukannya, dia terlihat sangat malu,

waah dia manis sekali dengan wajah yang memerah seperti itu. Ugh apa yang ku pikirkan.

"Sepertinya situasi tadi sedikit de javu ya, tapi kenapa kalau aku hampir jatuh kau selalu memelukku hm?" kataku berpura-pura marah, terlihat wajah leo yang semakin memerah dan dia tidak berani memandangku. Aku tersenyum-senyum melihat tingkahnya.

"Hahahaha aku hanya bercanda, ngomong-ngomong terimakasih ya, walaupun caranya agak sedikit..." ucapku segaja menggantung, aku melirik ke arah leo lagi, benar saja dia makin salah tingkah, mudah sekali mengerjai leo.

"Hahaha sudahlah ayo kita lanjut" aku berjalan mendahului leo lagi, Tapi kalau begini terus bisa-bisa aku jatuh lagi.

Aku berhenti dan berbalik,

"Leo cepat kemari!" Seruku, leo mempercepat langkangnya.

Akhirnya dia sampai di depanku

" sini jalan di sampingku, sulit kalau harus menoleh kebelakang terus" sambungku, aku mulai berjalan lagi, tapi leo masih diam ditempatnya,

"Ayo! Apa yang kau tunggu?" Tanyaku, akhirnya leopun mulai mengikutiku, kami berjalan beriringan melewati lorong yang panjang ini, aku terus bercerita tentang banyak hal, entah kenapa rasanya aku ingin menceritakan banyak hal kepada leo.

Tbc

Hai hai...

Author datang lagi nih setelah sekian lama menghilang hehe,
Jadi gimana ceritanya??
Pendeknya?
Aduuh maaf ya author udah usahain buat yang lebih panjang tapi mau gimana lagi, idenya kayak bang toyib sih gak pulang-pulang wkwkwk

Makasih ya yang masih setia nunggu cerita ini, makasih juga buat yang udah baca dan vote,

Tunggu kelanjutannya ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Voice is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang