ROSELLA POV

138 11 3
                                    

selamat membaca ^^

sekarang aku berada di halaman istana menyaksikan pengangkatan pengawal baru istana, ayah duduk di hadapan semua pengawal baru dengan mengenakan pakaian bertempurnya,ayah terlihat sangat gagah, biasanya ayah juga terlihat gagah di balik pakaian kerajaannya tapi kali ini dia terlihat dua kali lipat lebih gagah dan berkarisma. lihat saja mata ibu sampai mau copot memandangi ayah tak lupa dengan senyum menggelikannya yang terlihat seperti remaja dimabuk asmara. aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib ibuku.

acara pengangkatan di mulai, aku dan ibu duduk di sudut kanan halaman,di sebelah kanan para pengawal baru dengan posisi menghadap ke arah mereka.

acara di mulai dengan penobatan pengawal terbaik selama pelatihan, aku tidak terlalu mengikuti jalannya acara, pikiranku melayang ke kejadian aneh yang aku alami pagi tadi, apa benar ya aku mengalami penyakit menular, tapi apa penyakit jantung itu menular, hm entahlah memikirkannya membuatku pusing.

aku sedang minum ketika mendengar tepuk tangan yang meriah, mataku melirik ke arah samping, terlihat ayah sedang menyerahkan sesuatu kepada seseorang, orang itu memberi hormat sebelum berbalik meninggalkan ayah dan kembali kebarisan, dia berjalan menuju barisan para pengawal, sebelum masuk kebarisan dia menatapku dan tersenyum

deg
byur....
uhuk...uhuk...
air yang ada di mulutku keluar semua, aku memukul dadaku untuk menghilangkan rasa sesak yang dikarenakan tersedak air yang ku minum.

"astaga sella, apa yang kamu lakukan!" pekik ibu karena terkena serangan airku. aku tidak terlalu memperdulikan omelan ibu, aku masih syok, tanganku meraba dadaku merasakan debaran yang sangat cepat dikarenakan entahlah dikarenakan apa apakah karena tersedak air atau,, atau ya kamu taulah maksud aku.

pelayan mengelap meja dan gaunku, tubuhku masih diam membeku kecuali jantungku yang berdebar dengan cepat.

ibu mengguncang bahuku, mengembalikan kesadaranku, aku menoleh kearahnya,

"sella!, kamu kenapa?" tanya ibu khawatir yang terlihat jelas di wajahnya.
aku hanya menggeleng sebagai jawaban.

***

setelah insiden mengejutkan itu, aku memutuskan kembali ke kamar dengan alasan ingin beristirahat untung saja ibu memperbolehkan walau acara pelantikan belum selesai.

aku memutuskan untuk tidur, padahal tidak biasanya aku tidur sepagi ini.

setelah berganti dengan gaun tidurku, aku membaringkan tubuhku di ranjang, kantuk mulai menyerangku dan akhirnya akupun jatuh tertidur.

***

tok...tok...tok

"yang mulia saatnya makan siang" terdengar suara pelayanku dari luar, aku menggeliat, mengerjapkan mataku, tapi aku masih tidak beranjak dari ranjang sampai terdengar suara pelayanku lagi.

tok...tok...tok

"yang mulia, yang mulia sekarang su-"
"iya aku akan keluar sebentar lagi" teriakku memotong ucapan pelayanku itu.

aku masuk kedalam toilet mencuci mukaku, menggosok gigi, lalu berganti dengan gaun kerajaan.

selesai bersiap-siap aku keluar kamar dan kalian tau diluar aku melihat apa? sesuatu yang membuatku sangat terkejut, bagaimana tidak di sepanjang koridor kamarku dan kurasa sampai ke koridor penghubung istanaku dan istana utama berdiri banyak pengawal.

uh, ini sangat menyebalkan, ayah tau aku sangat benci jika di kawal sebanyak ini, apa sih maksud ayah sebenarnya, dengan hati yang kesal aku berjalan menuju istana utama untuk makan bersama ayah dan ibu di ruang makan kerajaan.

sepanjang perjalanan aku dihadiahi dengan tundukan hormat para pengawal yang berdiri di sepanjang koridor, aku mempercepat langkahku, untung saja tidak ada dua pengawal yang mengikutiku seperti biasa, kalau tidak aku rasa kekesalanku akan bertambah berkali lipat.

tanpa sadar kini aku telah berdiri di depan pintu ruang makan kerajaan, aku membuka pintu dan masuk ke dalam. terlihat ayah dan ibu sudah duduk manis dengan berbagai hidangan di hadapannya. aku melangkah ke meja makan dan duduk di tempatku biasa duduk.

sarapan berlangsung hening karena memang dilarang selama makan berbicara.

***

kami telah menyelesaikan sarapan, sekarang aku berada di ruang kerja ayah, aku ingin membahas masalah pengawal yang berjaga di koridorku.

"ayaaaah, kenapa ayah menempatkan banyak sekali pengawal di istanaku? ayahkan tau aku tidak suka dikawal sebanyak" gerutuku begitu duduk di hadapan ayah.

"itu semua demi keamananmu sella" jawab ayah menanggapi gerutuanku.

"apa tidak cukup dua pengawal yang biasanya saja?" kataku lagi, ayah hanya menggeleng sambil tersenyum geli melihat tingkahku.

"ayaaah, apakah seserius itu masalahnya sampai harus dikawal sebanyak itu?"

"ayah hanya mengantisipasi keadaan sella"

"apakah harus sebanyak itu ayah?" tanyaku tidak lupa aku memasang wajah yang sangat sangat menyedihkan.

"huuft.. jadi mau kamu bagaimana sella?"

"waaah ayah memang yang terbaik" kataku dengan mengengedipkan sebelah mataku,

"aku ingin tidak ada lagi pengawal" sambungku dengan senyuman cerah secerah mentari pagi,

"itu tidak mungkin sella"

"ayaaaah, ayolah ayah" bujukku

"tidak bisa sella"

aku terdiam memikirkan cara merayu ayah agar mau menyingkirkan para pengawal di istanaku.

ting!(tiba-tiba ada lampu di atas kepala sella wkwk)

"ayah pengawalan inikan hanya untuk antisipasi kenapa banyak sekali menggunakan pengawal, bagaimana kalau ayah tempatkan saja pengawal terbaik, bukankah kalau pengawal terbaik cukup satu saja" aku mulai merayu ayah, ayah tampak memikirkan perkataanku, akhirnya aku terbebas juga dari para pengawal itu, ya walaupun masih ada satu pengawal yang mengawalku, setidaknya lumayanlah hanya satu.

"hm, baiklah sepertinya itu bukan ide yang buruk" putus ayah akhirnya, akhirnyaaa kebebasan ada di depan mata.

"julius !" ayah memanggil pengawal setianya, tak lama julius masuk.

"ya yang mulia"

"panggil leo ke sini"

"baik yang mulia"

setelah itu julius lenyap dari balik pintu, aku menanti dengan tidak sabar, kebebasanku sudah di depan mata, hahahha

tok...tok...tok

"masuk !" titah ayah, lalu terdengar bunyi pintu yang terbuka dan tetutup tapi tidak terdengar suara seseorang, karna penasaran aku menoleh kebelakang dan melihat siapa yang akan menjadi pengawal baruku, dan betapa terkejutnya aku

"D..dia.."

"kamu kenal dengan leo sella?" tanya ayah heran melihat ekspresiku, aku hanya menggeleng, kenapa dia bisa disini bukankah aku meminta pengawal terbaik, aaaah ya ampun betapa bodohnya aku, dia kan pengawal terbaik yang di upacara pengangkatan kemarin, oh tidaaak, bodohnya aku.

"leo mulai sekarang kamu akan menjadi pengawal pribadi sella, sella ini pengawal kamu yang baru yang kamu minta" tutur ayah, aku masih terlalu syok untuk menanggapi perkataan ayah, aku bagaimana bisa, euh betapa bodohnya aku.

Tbc

hallo,, author datang lagi dengan bagian baru, maaf ya udah lama gak update hehehe,
semoga suka ya
tunggu kelanjutannya ;)

My Voice is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang