LEOGEFANO POV

168 11 1
                                    

selamat membaca ^^

waah aku tak menyangka hal ini benar-benar terjadi, aku berjalan berdua dengan wanitaku yaah walaupun wajahnya di tekuk sedari tadi. aku ingin bertanya padanya tapi bagaimana caranya.

tiba-tiba dia berhenti berjalan, untung reflek ku cepat kalau tidak mungkin aku sudah menubruknya.

"huft,.. sebetulnya aku tidak suka di kawal, tapi mau bagaimana lagi raja memaksa. jadi.."ucapnya lalu berbalik menghadapku.

"jadi, jangan ganggu aku, bersikaplah seolah-olah kau tidak ada, mengerti?" kesalnya terdengar jelas dari nada bicaranya, sebetulnya kata-katanya sangat menyakitiku tapi tidak apa-apa asal aku bisa berada dekat dengannya dan melindunginya,

aku mengangguk tidak lupa menambahkan senyum, semenjak aku di istana ini aku sangat suka sekali tersenyum terutama kepada wanitaku atau sekarang aku bisa menyebutnya putri sella tapi aku lebih suka memanggilnya rose sesuai dengan aromanya, mawar.

"dan satu lagi, jangan pernah tersenyum!" tegas rose, keningku berkerut mendengar ucapannya, rose membalikkan badan membelakangiku lalu melangkah terburu-buru meninggalkanku.

aku mengikutinya, tiba-tiba badan rose terhuyung kedepan, sepertinya karena terburu-buru dia tidak sengaja menginjak gaunnya sendiri. aku segera berlari kearahnya dan menariknya sebelum tersungkur ke lantai. tapi sepertinya aku terlalu kuat menariknya mengakibatkan sekarang dia berada di dalam dekapanku, tatapan kami saling bertemu, aku seperti terhipnotis hanya dengan menatap mata coklatnya itu, hening, hanya terdengar degub jantung kami yang saling bersautan.

"ergh bisa lepaskan aku" ucapan rose membuatku tersadar akan posisi kami, aku segera melepaskan dekapanku. aku menunduk meminta maaf sekaligus karena aku tidak berani melihatnya, situasi ini benar-benar membuat canggung.

"terima kasih ya" bisik rose, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas. aku tersenyum mendengarnya, tapi aku menyembunyikan senyum itu karna rose tidak ingin aku tersenyum.

***
keesokan harinya...

aku berjaga di depan kamar rose semalaman, ini akan menjadi kewajibanku sebagai pengawal pribadinya. aku masih tidak mengerti bagaimana caranya bersikap seolah-olah tidak ada sesuai dengan permintaan rose, kalau hanya dengan tidak berbicara aku sudah tentu bisa melakukannya, tapi apa ada hal lain yang perlu ku lakukan.

kriieet...

pintunya terbuka, reflek aku menoleh ke arah pintu, di sana berdiri rose, dia terlihat sangat cantik.

"ehm" dehemannya membuatku tersadar, aku langsung menunduk memberikan hormat, ah tapi aku harus bersikap seolah-olah tidak ada, tapi bagaimana caranya.

rose berjalan melewatiku, aku mengikutinya dari belakang.

aha!(ada lampu di atas kepala gefan wkwk)
sepertinya aku tau harus bagaimana, aku harus menjaga jarak dengan rose, aku bisa mengawalnya dari kejauhan, seperti yang sering kulakukan dulu. kurasa ini ide yang bagus.

aku berhenti berjalan, mengamati rose yang semakin menjauh di ujung koridor, sampai dia tak terlihat di pembelokan koridor, aku berjalan menyusulnya. ketika aku sampai di ujung koridor aku melihat dia sudah memasuki ruang makan.

aku berjalan mendekat, disana terlihat ada beberapa pengawal yang berjaga. aku berdiri tidak jauh dari mereka.

"hei leo bagaimana rasanya mengawal putri ?" tanya salah seorang dari mereka, aku memandangnya dengan bingung. apakah aku mengenalnya, ah iya dia teman sekamarku dulu, jacob. aku hanya memandanginya tidak memberikan respon sedikitpun.

"ee hei,, jangan memandangiku terus, orang akan mengira kita ini pasangan hahaha" racaunya, dia menggaruk tengkuknya yang kutau tidak gatal.

"ayolah leo berhenti bersikap seperti itu, setidaknya berikanlah beberapa respon. walau kau tidak bisa bicara tapi kaukan bisa mengekspresikannya dengan gerakan. huft, kurasa percuma saja bicara denganmu, kau tidak akan berubah hanya karna kata-kataku, iya kan?" tuturnya panjang lebar, dia seperti sangat mengenalku, padahal aku tidak merasa pernah mengenalnya bertemu saja baru beberapa hari yang lalu. aku hanya memberinya senyuman sebagai balasan dari perhatiannya, dia terlihat kaget.

"ugh kurasa lebih baik kau memasang tampang datarmu itu ketimbang tersenyum seperti itu, itu membuatku merinding" ucapnya, keningku berkerut bingung, bukankah tadi dia yang menyuruhku mengekspresikannya, tersenyumkan juga termasuk cara mengekspresikan sesuatu.

"jacob!" terdengan seseorang memanggilnya,

"iya aku segera datang!" sahutnya,

"baiklah ku rasa aku harus pergi, senang bertemu lagi denganmu leo" ucapnya lalu menepuk punggungku sebelum pergi menyusul orang yang memanggilnya. aku memandanginya yang menjauh, dia menoleh dan melambai padaku, aku membalas lambaiannya dengan ragu-ragu lalu dia tersenyum. aku merasa dia orang yang baik.

aku merasakan seperti ada yang menatapku, aku menoleh ke samping dan melihat rose sedang menatapku,kenapa rose melihatku seperti itu, apakah aku terlalu mencolok, apakah aku gagal bersikap seolah-olah tidak ada, banyak pertanyaan di dalam kepalaku.

rose berhenti menatapku dan mulai berjalan menjauh, aku mengikutinya dari kejauhan.

aku terus mengikutinya dengan jarak yang ku rasa cukup jauh dan tak terlihat. rose berjalan ke luar istana, dia terus berjalan dan aku masih mengikutinya, lalu dia duduk di bangku taman, membelakangiku, aku mengawasinya dari balik dinding istana.

aku penasaran apa yang dilihatnya, aku bersandar di dinding istana sambil terus mengawasinya, jarak ku dengannya cukup jauh tapi masih memungkinkanku untuk mengawasinya.

tiba-tiba dia berdiri, apakah dia sudah mau pergi, aku berdiri bersiap untuk mengikutinya lagi,

tapi kenapa dia bertingkah seperti mencari sesuatu, dia melihat kekiri, kekanan seolah-olah mencari sesuatu atau seseorang, apa yang dicarinya. dia menoleh kebelakang dan pandangan kami bertemu, dia terlihat sangat marah, apakah aku melakukan kesalahan. aku sudah menjaga jarak yang cukup jauh darinya, dia berjalan tergesa-gesa ke arahku, hah apa! dia berjalan kearahku, bagaimana ini aku harus bagaimana.

mungkin lebih baik aku pergi saja, aku berbalik memasuki istana,

"hei.. berhenti!" teriaknya, tapi aku masih terus berjalan.

"hei ku bilang berhenti!"

"leo!" teriaknya lagi, kali ini aku berhenti, apakah dia baru saja menyebut namaku, aku yakin aku tidak salah dengar, terdengar derap langkahnya yang terburu-buru mendekat, aku tidak berani berbalik aku hanya diam di tempat.

"hei! kanapa kau kabur? aku menyuruhmu seolah-olah tidak terlihat, bukannya menghilang. kenapa kau bersembunyi dan mengawasiku dari kejauhan, kenapa kau menuruti perkataanku, kau membuatku menjadi jahat, kau itu manusia bagaimana bisa tidak terlihat"

"jadi jangan turuti perkataanku, bersikaplah seperti biasa, dan-" dia menggantungkan perkataannya, apakah aku telah menyakitinya.

"dan jadilah temanku!" lanjutnya, kurasa aku telah membuatnya terluka sampai dia mengatakan jadilah temanku eh apa!,aku berbalik, terlihat rose yang tersenyum, kuulangi tersenyum. aku sangat terkejut sampai tidak bisa melakukan apa-apa aku hanya diam memandanginya,

"leo jadilah temanku!"

Tbc

hallo... author balik lagi bersama dengan gefan yang kayaknya makin lemot aja ya wkwkwk #ditimpukgefan

waduh maaf ya gefan author gak bermaksud gitu kok *kedip-kedipinmata

author mau bilang makasih buat yang mau nungguin kelanjutan cerita gaje ini, dan yang udah baca juga, terus juga yang udah ngevote terima kasih banyak.

tunggu kelanjutannya ya ;)

My Voice is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang