ROSELLA POV

172 13 0
                                    

Selamat membaca ^^

Sinar matahari yang menyusup melalui gorden menyilaukan penglihatanku, mataku mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk, dengan kemalasan yang sangat aku berjalan menuju gorden berniat untuk menutupnya, walau aku ini seorang putri tapi aku tidak bergantung pada pelayan apalagi yang bersangkutan dengan privasi seperti kamar, aku melarang para pelayan masuk ke kamarku, kecuali kalau aku ingin mengganti seprai,baru aku meminta mereka yang menggantikannya.

Aku berjalan dengan gontai ke arah jendela, setelah sampai di depan jendela tanganku memegang gorden, bersiap untuk menutupnya sampai saat mataku menangkap benda kecil asing di jendela,aku mengurungkan niatku menutup gorden,aku mengambil benda itu, ternyata sebuah daun kering dengan tulisan di atasnya terselip di celah jendelaku, aku membaca tulisan itu,

Rembulan malam ini sangat indah, tapi entah kenapa keindahannya seolah tak terlihat bila di sandingkan denganmu.
-g

siapa yang menulis ini, pikirku.

Setelah membaca tulisan itu, aku membuka jendela, mataku berkeliling mencari siapa saja yang mungkin menyelipkan ini, tapi nihil tidak ada siapa-siapa, tapi ini sangat aneh, aku melihat ke bawah jendela, tidak ada tangga atau sejenisnya, bagaimana cara orang itu meletakkan ini. Kamarku berada di lantai atas, bagaimana cara dia meletakkan daun ini, eh tunggu sebentar, Aku menemukan daun ini di jendela dalam, berarti orang itu masuk kedalam kamarku, oh tidak.

Aku bergegas berjalan menuju pintu kamar, aku membukanya dengan terburu-buru, pengawal yang berjaga di depan kamarku nampak terkejut lalu mereka menunduk, aku tidak memperdulikan keterkejutan mereka.

"apa ada seseorang yang masuk kedalam kamarku saat aku tidur?"tanyaku langsung tanpa ada basa-basi seperti salam atau sebagainya,

"tidak ada yang mulia" jawab salah satu dari mereka yang melirikku takut-takut.

"apa terjadi sesuatu yang mulia?"tanya yang lainnya, aku tidak langsung menjawabnya, aku masih memikirkan bagaimana cara orang itu meletakkan kertas ini,

"yang mulia?"

"eh, iya, tidak ada apa-apa" jawabku cepat, ketahuan sekali aku sedang melamun, aku melihat para pengawal itu tersenyum geli, ada apa dengan mereka.

"ah," sial, aku lupa aku baru bangun tidur, pasti kacau sekali penampilanku, aku kembali masuk ke dalam kamar, dan tidak lupa aku menutup pintu, atau bisa dibilang membanting pintu. Entahlah aku tidak perduli lagi, sudah cukup sekali ini saja aku berpenampilan memalukan seperti ini di depan mereka. aku bertekad hal ini tidak akan terulang lagi.

***
selesai mandi dan berdandan (cie ileh berdandan :p) seadanya aku keluar dari kamar menuju istana utama, tak lupa dua pengawal yang sampai saat ini tidak kuketahui namanya yang setia menunggu di depan kamarku mengikutiku di belakang.

Saat berjalan di koridor penghubung istanaku dan istana utama, aku melihat dari jendela banyak orang di halaman depan istana utama, aku mendekat ke jendela berniat melihat lebih dekat.

Di halaman itu terlihat banyak orang atau lebih tepatnya pria berpedang.

"kenapa banyak sekali orang berpedang di halaman?" tanyaku entah kepada siapa.

"apa yang mulia tidak tau kalau hari ini ada pengangkatan pengawal istana yang baru" jawab salah satu pengawalku,

"aku tidak pernah dengar mengenai hal itu" jawabku masih tetap mengamati sekumpulan orang berpedang yang katanya akan diangkat menjadi pengawal istana yang baru itu. Mataku terus menyusuri sekumpulan orang tersebut, sampai mataku menangkap seseorang yang sedang menatap kearahku juga, mata kami bertemu, aku merasa tidak asing dengan matanya dan tatapannya itu mengingatkanku pada sesuatu, dimana aku pernah melihatnya ya, aku masih terus memandangi pria itu entah kenapa aku tidak ingin berhenti menatapnya, pria itupun juga seperti tidak berniat menghentikan aktifitas tatap-menatap ini,

Deg

seulas senyum terukir di wajah pria itu sampai matanya menyipit, tapi ada apa dengan jantungku, kenapa tiba-tiba jantungku berdetak tidak karuan seperti ini, tidak tidak, tidak mungkin ini karna melihat dia tersenyum, ini pasti karna aku belum sarapan, iya, pasti karna aku belum sarapan, lebih baik aku bergegas menuju istana utama.

Aku membalikkan badan dan melanjutkan langkahku menuju istana utama, sekilas aku melirik kembali ke jendela, pria itu masih melihatku, dan dia tersenyum lagi,

Deg

aduuh ada apa dengan jantungku, kurasa sehabis sarapan aku harus ke ruang perawatan istana. Ya aku harus kesana, barang kali ada yang salah dengan jantungku.

***

"jadi bagaimana tabib, apa ada yang salah denganku?" tanyaku setelah tabib istana selesai memeriksa tubuhku, sesuai rencana selesai sarapan aku langsung menuju ruang perawatan istana,

tabib wanita itu tampak menggelengkan kepalanya, lalu memandangku lagi.

"tidak ada yang salah putri, semuanya normal" jawabnya sambil tersenyum manis, aku yakin umurnya sudah mencapai kepala empat kenapa aku bisa seyakin itu, karena dia sudah bekerja di sini dari aku kecil, tapi wajahnya masih terlihat segar dan cantik,

"bagaimana mungkin, tadi aku merasakan jantungku berdebar tidak biasa. Apa jantungku baik-baik saja?"

Tabib itu tampak mengernyitkan dahinya lalu menatapku lagi dan mengangguk.

"sangat baik putri" jawabnya mantap,

"tapi tadi saat aku di koridor, aku melihat kebawah dari jendela, aku melihat para pengawal baru itu lalu tiba-tiba ada seorang pengawal yang menatapku dan aku merasakan..." aku tidak meneruskan ceritaku, aku mengingat bagaimana pengawal baru itu menatapku, bagaimana dia tersenyum kearahku, bagaimana dia

Deg

Aku menyentuh dadaku merasakan jantungku yang mulai mengalami gejala itu lagi, jantungku berdebar tak karuan.

Aku menatap tabib itu dengan tatapan syok, tabib itu masih setia mengamatiku,

"lihat, ini aneh, jantungku berdebar tak menentu lagi" kataku sambil meraih tangan tabib itu dan meletakkannya ke dadaku untuk merasakan jantungku yang tiba-tiba aneh, tabib itu hanya tersenyum melihatku lalu menarik tanganya dari genggamanku.

"itu wajar putri, semua orang pasti mengalaminya" ucapnya dengan senyuman penuh arti, aku hanya memandanginya dengan bingung, aku tidak mengerti maksudnya, semua orang pasti mengalaminya, apa maksudnya itu, apa aku terkena semacam gejala penyakit yang sedang mewabah, tapi tadi tabib itu mengatakan aku normal.

Tbc

Hallo...
Ketemu lagi nih, gimana kelanjutanya? suka gak?
ini si sella lagi kena gejala apa ya, kok jantungnya deg degan gak karuan gitu hihi

waaah gak nyangka loh cerita gaje author udah sampe 1k readers jadi terharu

Ternyata ada juga yang baca cerita ini, makasih ya yang udah nyempatin baca dan buat yang udah ngevote makasiiih banyak...

Di tunggu komennya,,

Sekali lagi makasih yaa, tunggu kelanjutan kisah nya ya

My Voice is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang