Aliando Ravian Eldest, musisi tampan itu sedang berkutat dengan berbagai not balok.
"Permisi, Mr..." Seorang gadis cantik membuka pintu ruangan Ali.
BAG Music, adalah salah satu perusahaan musik yang sering mengeluarkan banyak penyanyi atau pemusik-pemusik berkualitas setiap tahunnya.
Ali adalah artis dari BAG Music serta pemiliknya, namun pekerjaannya hanyalah membuat lagu baru, sekaligus menghadiri berbagai acara yang membutuhkan suara emasnya. Ali juga menjadi juri utama jika ada yang ingin mendaftar menjadi bagian dari BAG Music.
Yang meng-handle semuanya adalah kaki tangannya. Ali hanya mendapat laporan dari kaki tangannya dan mengeluarkan pendapatnya.Ali memiliki ruangannya sendiri yang sudah ditata olehnya sendiri, dan di ruangannya itu terdapat dua pintu. Pintu pertama adalah pintu menuju kamar mandi, sementara pintu kedua adalah pintu menuju kamar pribadi yang memang sudah seperti kamar tidurnya sendiri.
Back to the story.
"Ah... Bisakah kau berhenti menggangguku? Aku sedang membuat lagu untuk girlband baru kita. Dan jangan menggunakan baju seketat itu! Aku tidak suka!! Ganti!!" omel Ali. Gadis itu mempoutkan bibirnya.
"Cepatt gantiii! Lemariku penuh karena setengahnya terisi oleh pakaianmu semua!""Cih. Dasar kakak galak!" seru gadis itu kesal. Ya, gadis itu adalah adik dari Ali yang bernama Laura Meisha Eldest.
Laura memasuki kamar Ali dan mengganti pakaiannya. "Ada apa kau memanggilku, Miss Eldest?" tanya Ali formal saat Laura mengganti pakaiannya dengan kemeja putih serta rok hitam 10 cm dibawah lutut.
"Ini, Mr. Pakaian yang akan kau gunakan untuk acara Infotainment Awards 2016." Laura menyerahkan selembar kertas yang menunjukkan design jas yang akan kakaknya gunakan di acara IA 2016. "Hm.. Selalu menarik." komentar Ali.
Laura tersenyum. "Jas ini akan sampai siang nanti. Oh ya, kau ada latihan vokal hari ini."
"Iya, aku ingat. Sebentar, aku harus menyelesaikan satu lagu untuk girlband baru kita." Ali berusaha kembali fokus pada lembaran not balok di depannya.
"Girlband baru? Maksudmu Dabesttt? Cih, aku tidak suka dengan leader nya. Sok tau sekali." decih Laura, Ali tertawa."Oh ya, Mr. Sebenarnya lagu untuk Dabesttt bisa dilakukan besok, deadline nya minggu depan, Mr." tegur Laura. "Kupikir lebih baik jika aku melakukannya lebih cepat."
"Mr, jangan lupakan jadwalmu. Kau ada meeting juga kan, dengan CJR dan Young Lex untuk membahas kolaborasi kalian bulan depan?" tanya Laura. Ali memijit pelipisnya pelan. "Sepertinya kita harus menginap disini, Miss."
Laura tersenyum. "Dengan senang hati!"
----Ali tersenyum saat tangan kanan sekaligus sahabatnya Ron mengantarkan sebuah jas orange yang terlihat elegan.
"Hm.. design nya selalu menarik. Mengapa kau pelit sekali, sih, tidak mau memberitahuku siapa designerku selama ini?"
Ron tertawa. "Itu privasiku dengan Laura, Mr."
----
Ali bersama Laura sedang makan siang di sebuah cafe yang sederhana namun terlihat elegan.
Saat mereka sedang asyik mengunyah, sebuah suara menghentikan mereka."Tes.. Selamat siang. Nama saya Diana, hari ini saya akan menyanyikan sebuah lagu. Selamat menikmati."
Ali menoleh pada gadis yang sedang duduk di sebuah kursi yang terdapat pada panggung kecil dekat kasir. Gadis itu memegang gitar biru."Ki..ta.. adalah sepasang sepatu.
Selalu bersama... Tak bisa bersatu.
Ki..ta mati bagai tak berjiwa, bergerak karena, kaki manusia.
Aku sang sepatu kanan, kamu sang sepatu kirii..