Prilly melewati jalan belakang kampus dengan hati-hati. Ia haus, dan ia ingin membeli teh susu dan bakwan jagung serta pisang goreng favoritnya di warung Bu Imas dekat pintu belakang kampus.
Prilly lebih baik melewati jalan belakang kampus daripada harus lewat depan kampus dan memutari kampusnya yang luas itu.
Dan, disinilah Prilly sekarang. Di warung Bu Imas.
"Bu, Prilly pesen yang kayak biasa, ya!" pesan Prilly dengan wajah ceria. Bu Imas sudah hafal pesanan Prilly, karena Prilly merupakan salah satu pelanggan setianya.
"Sip, neng. Yuk, silakan duduk."Prilly duduk di salah satu kursi. Ia mengambil ponselnya.
Gawat, bateraiku habis.. batin Prilly resah. "Nih, neng. Pesanannya." Bu Imas membawa piring berisi bakwan jagung dan pisang goreng kemudian meletakkannya di meja. Bu Imas berlalu dan kembali lagi dengan segelas teh susu favorit pelanggan imutnya itu.
"Asiiik.. Makasih, bu." Prilly membaca basmalah lalu mulai manyantap bakwan jagung dan pisang goreng. Tak lupa, sebelum menyantap kedua cemilan tersebut, Prilly meminum teh susu hangatnya.
"Bu Imas, pesan singkong keju satu. Dibungkus, yah!" ujar Prilly. Bu Imas mengangguk. "Buat mas ya, neng?"
"Iya, bu."
Setelah makanan dan minumannya habis, Prilly membayar dan mengambil pesanan singkong keju yang sudah ia pesan.
"Makasih, ya, neng."
"Iya, bu."
^~^
Lebih mending aku lewat jalan belakang, atau muter aja, ya? Muter aja, deh, pikir Prilly. Ia berjalan memutari kampus luasnya.
Sesampainya di gerbang kampus, terlihat seorang laki-laki berkacamata hitam yang sedang bersandar pada mobil putihnya.
"...Ali?" cicit Prilly. Merasa dipanggil, orang itu melepas kacamatanya. Ia berjalan mendekati Prilly.
"Darimana?" tanyanya menginterogasi Prilly.
"Wa..rung Bu Imas," gumam Prilly.
"Pasti kamu perginya lewat jalan belakang. Terus pulangnya muter, karena takut ketauan aku. Iya, kan?" desis laki-laki itu. Prilly mengangguk cepat. "Hhh.. Ya udah, yuk masuk." Nada bicaranya terdengar melembut.
Prilly memasuki mobil setelah dibukakan oleh laki-laki tersebut.
^~^
"Udah aku bilang, kan, jangan lewat jalan belakang kampus, by. Gak baik buat kamu." ucap laki-laki tadi sambil fokus menyetir.
"Maaf, Li. Aku haus, laper juga tadi. Trus kepengen teh susu, bakwan jagung, sama pisang gorengnya Bu Imas. Nih kamu aku bawain singkong bumbu keju favorit kamu."
Yap, laki-laki yang berkacamata hitam tadi adalah Ali. Tunangan resmi seorang Prilly.
"Iya makasih. Tapi kamu tau kan, di jalan belakang tuh, kadang suka ada preman. Aku gak mau kamu kenapa-napa. Aku tau di jalan belakang kampus ada pintunya, tapi kan, preman itu bisa loncat. Inget kasus Deva yang diculik preman gara-gara lewat jalan belakang kampus jam 5 sore?" Ali sang tunangan berceramah. Namun Prilly mengangguk patuh.
"Iya, maaf, Li. Tapi aku haus tadi."
"Di pos satpam kampus kamu ada dispenser tau, by. Kamu minta aja dulu disitu, kalo beli bakwan sama pisang nya biar bareng sama aku." sahut Ali. "Sekarang gini, deh." Mata Ali tetap fokus pada jalanan.
"Menurut kamu, siapa yang paling aku sayang?"
"Tuhan."
"Setelah Tuhan?"
"Mama papa kamu."
"Setelah mama papa aku?"
"Nenek kakek kamu."
"Terus?"
"Kakak kamu."
"Terus?"
"Tante om kamu."
"Trus?"
"Sahabat-sahabat kamu?" Prilly menjawab dengan nada ragu.
Ali menggeleng."Aku?"
Ali mengangkat satu alisnya. "Keponakan kamu?" Ali mengerutkan dahinya."Iiihh siapa yang kamu sayang setelah tante om kamu?" Prilly menggembungkan pipinya.
"Pilihan kedua tolong diulang,"
tukas Ali."Aku?"
"Siapa yang dimaksud dengan aku? "
goda Ali."Prillyan Dera." desis Prilly sebal.
"Nah, kamu adalah orang urutan keberapa dari semua yang aku sayang?" tanya Ali.
"Mm.. kasih aku waktu buat itung, ya, Li?"
"Sip."
Prilly dengan polosnya berkomat-kamit mengulang urutan orang yang paling Ali sayang. "Mm... aku diurutan ke-6."
"Nah, sebagai orang ke-6 yang aku sayang, aku gak mau orang yang masuk daftar sayang aku ini kenapa-napa. Aku gak mau kamu kenapa-napa. Aku bakal lindungin kamu, tapi kamunya jangan bandel juga, yah?" Ali mencolek pipi Prilly.
^~^
Waktu berlalu dan kejadian itu terulang lagi...
"Kamu orang ke berapa yang aku sayang?"
"Ke-6."
"Salah! Ulang!"
"Hah?"
"Aku paling sayang sama siapa?"
"Tuhan."
"Terus?"
"Ortu."
"Terus?"
"Nenek kakek."
"Terus?"
"Kakak."
"Terus?"
"Tante om."
"Terus?"
Prilly mulai berpikir. Kalo aku bukan posisi ke-6, berarti ada yang gantiin posisi aku. Otomatis aku ada di posisi 7. Soalnya kalo ada orang yang udh gak Ali sayang lagi dari 1-5 harusnya dia udh geleng-geleng gitu dong. Hm... Oh!! Aku tauu!
"By! Jangan bengong aja! Setelah tante om aku siapa yang aku sayang?'
"Maisha dan Meisha!" jawab Prilly semangat. Maisha dan Meisha adalah keponakan pertama Ali. Maisha dan Meisha adalah kembar identik.
"Berarti aku ada di posisi 7,"
"Kamu keberatan di posisi 7? Kalo keberatan aku tuker lagi jadi di posiai 6."
"Enggalah, Li. Apaan si. Kan mereka keluarga kamu. Keluarga harus dinomorsatukan."
"Lah kamu, kan bentar lagi jadi keluarga aku.."
Blushh
Pipi Prilly merona merah.
"Balik lagi ke topik!! Jadi sebagai orang ke tujuh yang aku sayang, aku tuh bla bla bla"
Ali pun kembali mengoceh.
Jelek yak? Iya aku sadar diri kok. :v ini super ngebut. Ganyampe 1000 words juga cuma nyampe 700 an gt. Vote yak kalo menurut kalian bagus! ♡♡
-author aegyo