Backstreet?

3.6K 233 0
                                        


Aliandra Miller, seorang musisi sekaligus fotografer tampan  yang disegani oleh semua orang. Masih single. Padahal ia beberapa kali tertangkap paparazzi sedang pergi ke restoran dengan seorang perempuan. 

Ia juga pernah memposting foto mata seseorang di akun social media miliknya. Hanya dengan caption "I always like your hazel eyes." foto itu langsung gempar. 

----

Prilly Helvetica, seorang chef yang terkenal dengan dessertnya. Chef Prilly terkenal karena ia pernah menjadi juri di salah satu kompetisi masak bergengsi. Prilly juga memiliki kafe kecil yang dinamainya Helvm Cafe. Kafe yang Prilly bangun dengan hasil jerih payahnya sendiri, kafe yang berdiri sejak dua tahun lalu. Kafe yang terkenal dan laris manis.

Hari ini, di pagi Senin yang cerah, Prilly sedang bersiap menuju kafenya. Prilly siap bekerja dengan celana jeans juga kaus hitam yang dilapisinya dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah. Ia menyisir rambutnya sambil bersenandung tenang. "Can you see the secret of my eyes.. Can you feel what I feel here inside.. hmm.."

Prilly tinggal di apartemen sederhana namun bisa dikatakan mewah di kawasan yang dekat dengan kafenya.

Ting! Tong!

Prilly meletakkan sisirnya. Ia berjalan santai menuju pintu. Prilly mengintip lubang kecil yang ada di pintu sekilas. Lalu membuka pintu.

Sebuket bunga berwarna putih dan pink terlihat di hadapan Prilly. Juga seorang laki-laki berkaus dan bercelana hitam, dilengkapi dengan topi hitam yang menutupi wajahnya.

"Happy 2nd anniversarry! I love you!" seru laki-laki bertopi tadi. Prilly tertawa kecil sambil menerima buket tersebut. "Kau tahu, aku lebih suka kue sebenarnya. Ayo masuk dulu." Prilly mempersilakan laki-laki tadi memasuki apartemennya.

Laki-laki tadi melepas topinya. "Tentu saja kau lebih senang jika aku membawakan kue, aku sudah berniat membelikan mini blackforest atau mini cheese cake tapi toko kuenya baru buka pukul 9 pagi. Dan aku melihat toko bunga, jadilah aku membelinya."

"Tidak apa-apa, Tuan Miller. Aku menghargai usahamu." Laki-laki yang dipanggil Tuan Miller oleh Prilly—menoleh. "Lagipula ini kan', bukan ulang tahunku. Ini hari jadi kita berdua. Kau ada jadwal, Ali?" Ya, laki-laki yang dipanggil Tuan Miller tadi adalah Aliandra Miller. Ali lalu mendudukkan tubuhnya di sofa.

"Tidak, aku meminta sekretarisku mengosongkan jadwalku hari ini. Ada apa?"

"Aku ingin mengajakmu ke kafe, aku akan membuatkan kue apa saja yang kau inginkan lalu kita minum kopi bersama. Bagaimana?" tanya Prilly sambil mengikat rambutnya. "Tidak buruk." Tanggap Ali.

"Aku selesai. Apa kau mau mengantarku?" tanya Prilly. Ali tertawa. "Pertanyaan bodoh."

Ali memperhatikan penampilan kekasihnya saat mereka memasuki lift. Terlihat simpel dengan kuncir kuda, kaos hitam yang dilapis kemeja merah kotak-kotak, jeans biru, serta converse merah. "Kau bahkan terlihat seperti ingin berkencan daripada berkutat di dapur dengan bahan-bahan kue manismu," komentar Ali.

Prilly tertawa. "Bukankah kita memang akan berkencan?" Lalu mereka keluar lift saat lift sampai di basement. Mereka memasuki mobil BMW hitam milik Ali.

"Kau membawa peralatanmu?" tanya Prilly saat ia menoleh ke kursi belakang. Terdapat tas kamera, beserta peralatannya seperti tripod, lightning, dan lain-lain yang tidak Prilly ketahui namanya. "Aku selalu membawa itu." Ali menjawab santai sambil tetap fokus pada jalanan. "Hari ini aku akan memakainya."

Ali-Prilly Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang