Lost Girl

753 89 5
                                    

"Wend ㅡ" Mark terhenti seketika ketika pintu rumahnya terbuka dan menampilkan sosok selain Wendy. Alisnya terangkat ke atas.

"Hm.. Nampaknya aku hanya akan menyampaikan undangan ini saja. Aku mengharapkan kehadiran kalian berdua. Selamat siang." Tanpa jeda Irene berkata lalu meninggalkan Bogum dan Mark di sana.

Mark masih tertegun sedangkan Bogum menggaruk tengkuknya sesaat.

"Baiklah, saya pamit." Ujar Bogum, Mark tersadar kemudian tersenyum pada Bogum.

Mark teringat akan Wendy. Ia tak menemukannya di halaman depan, ia pun kembali ke dalam rumah untuk mencari Wendy. Namun ia tak menemukannya.

Mark mengeluarkan ponselnya dari saku celana untuk menelpon Wendy.

***

Mrs. Yord menggenggam ponselnya erat, senyumnya terbit asimetris diantara kulitnya yang mulai menua.

Ting.. Tong..

Mrs. Yord bangkit ketika bel apartemennya berbunyi. Ia melesat menuju intercom karena penasaran.

"Gadisku..." desisnya. Kemudian membuka pintunya.

"Madam..." ujar Wendy begitu pintu terbuka dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Bagai orang yang panik kehilangan permata dua puluh empat karat.

"Masuklah, Nona Son." Ujar Mrs. Yord tenang.

Mrs. Yord menggiring Wendy menuju sebuah ruangan, yang mana terpampang nama Ellea Trinity Yord di mejanya.

"Duduklah." Ujar Mrs. Yord pada Wendy yang langsung duduk di sebuah single sofa yang nyaman.

"D-d-dia datang kembali-" Ujarnya dengan nafas pendek-pendek.

"Sss-setelah meninggalkanku.." lirihnya. Kemudian pandangannya kosong.

"Akankah semua yang sudah pergi, datang kembali?!" pekiknya dengan mata membulat, kentara dengan ketakutan yang luar biasa menyelimutinya.

"Dia pasti menyakitiku juga."

"Menyakitiku."

"Menyakitiku." lirihnya. Pedih.

Wendy mengepalkan tangannya kuat-kuat untuk menahan guncangan tubuhnya, sampai kukunya yang menancap itu tak berarti apa-apa. Dan darah segar mulai mengalir di telapak tangannya.

Mrs. Yord menggenggam tangan penuh darah itu dengan tenang. Ia mengusapnya lembut. Menjadikan manik Wendy yang bergerak-gerak panik itu mulai fokus pada sebuah bandul yang sudah diayunkan tangan kirinya di hadapan Wendy.

"Tenanglah, cantik." Ujarnya setengah berbisik.

"Semuanya akan baik-baik saja." Nafas Wendy yang memburu mulai tenang berangsur-angsur.

"Percayalah padaku, aku sungguh melindungimu."

"Yang perlu kau lakukan saat ini hanyalah beristirahat, dan rasakan ketenangan karena lindunganku."

"Kau akan hidup bahagia setelah ini."

"Tetaplah bersamaku."

"Aku akan melindungimu."

Bisikan-bisikan itu seakan membiusnya hingga lama-kelamaan ia mulai mengerjap dan memejam.

***

"Jack! Ini gawat!" Teriak Mark di sambungan telfon.

"Ada apa?" Tanya Jackson di seberang sana.

"Wendy! Dia menghilang!" Ujar Mark panik.

"Mungkin dia sedang ke toserba untuk membeli cemilan. Seperti biasa." Sahut Jackson santai.

Heartless //under constructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang