[7] Thaya

5.2K 590 24
                                    


Sudah sejak empat hari yang lalu Thaya berbicara dengan Tama. Bahkan, Tama hanya berlalu begitu saja setelah ia menjelaskan siapa itu Prita.

Dan sekarang, ia merasakan malam minggunya cukup sunyi. Biasanya, ia akan menemani Tama latihan band, atau manggung di sebuah café. Atau bermain dengan keenam temannya. Tapi hari ini, Thaya hanya menghabiskan waktunya berbaring di lantai dengan Yama yang tengah makan di hadapannya.

"Yam," sahut Thaya.

Kucing berbulu cokelat tua itu, tidak bergeming. Ia tetap fokus makan.

Thaya beralih menopang dagunya dengan tangan kanannya dan menatap Yama sebal. "Gue jual lagi lo, lama-lama."

Seketika, Yama menegakkan kepalanya dan menatap Thaya. Saat itu pula, Thaya membulatkan matanya dan merasa ... takut.

"Eh? giliran gue mau jual, baru lo tidak mengacuhkan gue. Pas gue mau curhat?" Seolah-olah Thaya baru saja membela dirinya sendiri, dengan seorang ... kucing.

Tanpa mengeluarkan suara apa pun, Yama beralih fokus kembali dengan makanannya.

Lantas, Thaya pun mendesis sebal lalu beralih mengambil laptopnya. Ia membuka satu folder yang ia peruntukan khusus untuk seorang Aditama.

Setelahnya, keluarlah sederetan foto, video, dan lagu yang merupakan milik Tama.

Thaya pun menekan play pada semua video yang ada pada folder tersebut. Tidak lama setelah itu, muncul lah Tama pada layar laptopnya.

"Ih. Kesel liatnya." Gerutu Thaya sembari mengetuk-ngetuk lantai kayu kamarnya.

Kalau saja Tama tahu, bagaimana isi short movie yang dibanggakan Thaya dengan ceritanya itu ... mungkin saja ia dapat berubah pikiran. Dan tidak seenaknya mengatakan, hal itu tidak penting.

Thaya mendengus kesal setelah wajah Tama beralih muncul pada layar laptopnya, dengan drumnya.

"Udah bener belom?" Tanya Tama di dalam video tersebut. "Jangan sampai miring kameranya ya." Ucapnya lagi.

Thaya masih ingat, saat itu ia hanya menghadiahi Tama dengan cibirannya.

"Ck. Nggak bercanda tau." Balasnya lagi.

"Ya, gue juga tau kali." Jawab Thaya dalam video tersebut.

Tama berdeham dua kali lalu, beralih membenarkan rambutnya.

"Ah! malesin banget sih," Keluh Thaya yang beralih menutup wajahnya dan enggan untuk menatap layar laptopnya.

"Udah rapih belom?" Tanya Tama yang mengusap rambutnya sekali lagi.

"Lo nanti juga main drum, berantakan lagi. Kebangetan deh pinternya." Komentar Thaya lantas membuat Tama menyinggungkan senyum khasnya.

Thaya membuka sedikit jari-jari tangannya. Kini, ia melihat video tersebut dari celah jari-jarinya. Ia benci mengatakan kalau saat ini, ia sangat ingin bertemu dengan Tama.

"Siapa bilang mau main?" Tanya Tama.

"Lho? Ini kan mau video-in lo main kan?" Tanya Thaya.

"Sebenernya pengen ngerjain lo doang." Seringai Tama pun muncul lalu, dilanjutkan dengan tawanya yang berderai sembari menyentuh perutnya dengan kedua tangannya.

Setelahnya, video pun berganti.

Muncul wajah Thaya dan juga Tama seketika. Keduanya tengah duduk di dua kursi. Thaya menurunkan tangannya. Ia tahu dimana ia membuat video tersebut.

Tentu saja ia tahu, karena video itu dibuat di kamarnya.

"Sekarang ... jam sembilan malem," Ucap Thaya dalam video tersebut.

"Nggak penting, Ya." Balas Tama yang beralih menoleh ke arah Thaya.

Thaya malah teringat dengan ucapan Tama tiga hari yang lalu ... kalau naskahnya tidak penting dan Tama menampakkan ketidak setujuannya.

"Eh iya, udah dengerin lagunya belom?" Tama beralih menaruh tangannya pada ujung sandaran kursi milik Thaya.

Thaya mengangguk semangat. "Udah dong. Gue kan geraknya cepat." Lalu, Thaya beralih menyalakan sebuah lagu dari ponselnya.

Dalam video tersebyut, saat alunan lagu diputar, Thaya memejamkan matanya sembari bernyanyi.

Pandangan Thaya beralih menatap Tama yang duduk di sebelahnya saat itu. Tama hanya diam memperhatikannya, dan sesekali ikut bernyanyi.

Sialnya, mengapa sekarang terasa sangat berbeda?

"Aya! Gue pergi dulu ya sama Tama!" Teriak Audi dari luar kamarnya.

Sedetik kemudian, Thaya menutup layar laptopnya langsung dan menelengkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya.

Hari ini, untuk kedua kalinya ia menangis.

#

a.n

Siapa yang malem minggunya kayak Thaya?! Mengenang masa lalu.. hihi

Brought It To An EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang