Twins

12.9K 997 58
                                    

Alexa berjalan menelusuri lorong sekolahnya. Tak sengaja, seorang lelaki bertabrakan dengan dia. Tadinya Alexa ingin minta maaf, tapi saat melihat sosok lelaki yang sudah mempermalukannya semalam, membuat ia ingin marah-marah.

"Eh Axel, kalo jalan pake mata dong!" ucap Alexa dengan nada marah. Sebenarnya ia juga tidak bisa marah seperti ini, namun ia juga ingin mempermalukan Axel balik.

"I-Iya maaf ya. Lo ngga apa-apa kan?" ucap lelaki itu dengan nada halus dan tatapan teduh, membuat hati Alexa luluh.

"Halah, ngga usah sok baik lo sama gue." Ucap Alexa ketus, walaupun sebenarnya hatinya luluh.

"Iya iya maaf ya. Gue janji lain kali bakal lebih hati-hati."

"Terserah." Alexa langsung meninggalkan Axel dan berjalan memasuki kelasnya.

Ia duduk di bangkunya dengan wajah kusut. Murid-murid cowok yang duduk di belakang sangat berisik. Terdengar suara Axel sedang tertawa. Kini Axel berteman dengan cowok-cowok bandel yang duduk di belakang.

Sontak Alexa menengokan kepalanya ke belakang saat mendengar suara Axel. Dahinya mengerut, beribu pertanyaan kini berada di pikirannya.

"Lo mikirin apa sih Lex?" tanya Rizka membuyarakan lamunan Alexa.

"Ngga... gue heran deh. Barusan gue ngga sengaja tabrakan sama Axel pas di jalan. Tapi tadi tuh rambutnya Axel berponi, terus bajunya dimasukin. Kok sekarang Axel udah ada di kelas ini, dan bajunya beda banget sama yang tadi, sekarang berantakan banget."

Rizka tertawa, "Berarti yang tadi lo temuin itu si Alex."

Alexa mengerutkan dahi nya lagi, "Alex?"

"Iya, dia itu kembarannya Axel."

Matanya melotot, ia juga menelan ludahnya. Berarti gue udah salah marahin orang dong, pikir Alexa. "OHH. Astagaaa. Jadi mereka kembar?" teringat oleh pernyataan Tama kemarin mengenai anak baru di angkatannya. Mungkin yang dimaksud Tama adalah Alex yang ia tabrak tadi.

"Iya. Alex sama Axel tuh beda banget. Si Alex katanya udah daftar anggota OSIS, terus anaknya pinter. Kalo si Axel urakan. Tapi sama-sama ganteng sih." Ucap Rizka sambil senyum-senyum sendiri, entah apa yang ia pikirkan.

"Kok lo tau aja sih? Hahaha."

"Iya dong. Rizka mah pasti tau soal cogan dan cogan." Ucap Rizka bangga, sementara Alexa hanya terkekeh sambil menggeleng.

"Alexa," Selly menghampiri meja Alexa dan Rizka. Cewek famous, cantik, dan menjadi pujaan kaum adam di sekolah ini tersenyum lebar di depan meja Alexa.

"Ya, Sel?"

"Ini gue bawain bekal buat lo." Dia tersenyum lalu mengulurkan kotak bekal itu untuk Alexa.

"Eh ngga usah. Gue udah bawa kok." Sedikit terkejut dengan sikap Selly yang tiba-tiba baik ini. Mau jahilin Alexa pakai bekal itu? Gak mungkin. Selly bukan tipe cewek yang suka mem-bully sana-sini walaupun ia terkenal di sekolahnya.

"Ih ngga apa-apa. Gue udah repot-repot nih bawain bekal buat lo."

Dengan sungkan, Alexa meraih kotak bekal itu lalu dibuka oleh nya. Macaroni schotel kini ada di depan matanya, membuat matanya membulat.

"Astaga ngga usah repot-repot gini Sel." Ia kembali mendongakan kepalanya menatap Selly, dalam rangka apa ya Selly begini?

"Hehe ngga apa-apa kok. Oh ya, tapi titip salam ya buat Kak Tama, sekalian bekalnya sisain juga buat dia hehe."

Alexa melengos "I-iya. Makasih ya." Ucap Alexa. Selly hanya tersenyum lalu berjalan menuju meja nya.

"Hahaha dibaikin karena ada maunya nih yeee." Ejek Rizka.

Alexa & AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang