Envy

10.9K 772 61
                                    

Axel melahap sup bakso, soto mie, dan ayam bakar itu dengan lahap, membuat si pemilik rumah-Alexa dan Tama-menganga lebar melihat tingkah laku Axel. Untung saja, Caca sekarang berada di kamar nya.

"Duh, ini makanan terenak di seluruh dunia ini!" ucap Axel lalu kembali menyeruput kuah soto itu.

"Dasar orang gila," ucap Alexa kesal lalu menyuap sesendok nasi ke mulutnya.

Handphone Alexa berbunyi, tanda SMS masuk. Tertera nomor tidak dikenal di sana. Alexa menyatukan alisnya lalu mengambil handphone nya dari meja dan membuka pesan singkat tersebut.

From: 08128541xxx

Oy Alexa. Ini Alex hehe. Save ya nomor gue

Bibir Alexa tersenyum lebar. Rasanya ia ingin lompat-lompat di kasurnya sambil teriak-teriak.

To: 08128541xxx

Eh si Alex hehe. Oke oke udah gue save ya

"Heh, bocah," Tama menginterupsi acara senyum-senyumnya Alexa, membuat senyum Alexa memudar, "SMS-an sama siapa lo? Kok senyum-senyum segala? Ciee." Axel yang duduk di sebelah Alexa langsung terkekeh dengan nasi penuh di mulutnya.

"Apaan sih, kak! Bukan siapa-siapa kok. Cuma Rizka doang," Alexa mendengus kesal.

"Masa sih sama Rizka sampe senyum-senyum gitu?" Tama memicingkan matanya.

"E-emang nya nggak boleh senyum-senyum kalo dapet SMS dari Rizka?"

Dengan cepat, Tama langsung merebut handphone Alexa dari tangannya. "Astaga kak, balikin!"

Tama langsung tertawa melihat nama Alex tertera di atas percakapan di SMS itu.

"Siapa, kak, siapa?" tanya Axel kepo dengan muka pengen nya.

"Please, kak, jangan kasih tau Axel. Dia pasti bakal bocor kak!"

"Hmm, suit dulu deh. Kalo Axel kalah, ya, nggak gue kasih tau. Kalo Alexa kalah, gue bakal kasih tau Axel,"

Alexa membuang napas berat, sementara Axel tersenyum miring. Mereka pun bersuit, Alexa mengeluarkan gunting dan Axel mengeluarkan batu. "Yesss!! Siapa kak?" ucap Axel kesenengan, membuat Alexa mendengus pasrah.

"Kembaran lo, Xel,"

Tawa Axel meledak di meja makan itu, membuat Tama ikutan tertawa. "Bener 'kan kata gue, gue juga udah curiga nih kalo Alexa pasti naksir sama Alex," ucap Axel.

"Gue juga udah curiga kalo mereka sebenernya ada 'apa-apa' nya nih," Tama mengelus dagunya dengan telunjuk dan jempol nya.

Alexa langsung berdiri dari kursinya dan mengambil handphone nya dari tangan Tama. "Bikin nggak mood makan aja lo berdua," ia mendengus lalu pergi ke lantai dua menuju kamarnya, tidak memperdulikan Tama dan Axel yang sudah memanggil-manggil namanya.

Alexa membanting sedikit pintu kamarnya. Ia bersender pada pintu. Kali ini Tama sukses membuat ia malu depan Axel. Mungkin orang-orang merasa iri pada Alexa karena punya kakak seperti Tama, yang dikira orang-orang bersifat protektif, baik, melindungi, dan tidak pernah memalukan adiknya. Tapi perkiraan itu semua salah. Kini Alexa hanya bisa mengelus dadanya menahan sabar.

Handphone Alexa berbunyi lagi, kini telepon masuk. Nama Alex tertera di layar handphone nya membuat ia jingkrak-jingkrak kegirangan.

"Ekhem, halo," ucap Alexa membenarkan suara.

"Hey Lex. Ganggu ngga gue telpon?"

"Engga kok. Kebetulan gue lagi gabut aja nih di kamar. Ada apa Lex?"

"Hm, lo Hari Sabtu ada acara nggak?" tanya Alex yang sukses membuat mata Alexa membulat. Alexa menahan senyumnya kuat-kuat.

"Ng-nggak ada Lex hehe kenapa?"

"Mau nonton sama gue nggak? Lagi pengen nonton Single nya Raditya Dika nih,"

Alexa menjauhkan handphone nya dari telinga nya, ia melompat-lompat kecil sebentar lalu mengembalikan benda pipih itu ke telinga kanan nya. "Bo-boleh Lex. Gue juga lagi pengen nonton Single nih, hehe,"

"Sip, nanti gue jemput ya, hehe. Oh ya, di kelas lo di kasih PR Ekonomi nggak?"

"Yang halaman 35 bukan? Kelas gue sih di kasih yang itu,"

"Iya yang halaman 35. Ajarin gue dong. Lo ada Skype ngga?" tanya Alex.

"Ada kok. Add aja dari nomor gue hehe,"

"Oke oke. Ya udah, gue add dulu ya. Bye,"

"Bye Alex," Alexa menutup sambungan telepon. Ia langsung menutup wajah nya dengan bantal dan berteriak di sana.

"Akhirnya, ada juga cowok yang mau ngajak gue jalan!"

*

Langkah Alexa di koridor sekolah terhenti saat ada tangan basah yang menahan pergelangan tangannya. "Ih, Axel! Bekas apa tuh basah-basah?" Alexa mengusap-usap pergelengan tangannya yang basah itu.

"Bekas bersihin anu, hehe," ucap Axel cengengesan.

"Ih, jorok!!" Alexa memukul-mukul lengan Axel.

"Haha, enggak lah! Ini abis cuci tangan. Dasar cewek aneh. Oh ya, gimana sama si Alex semalem?" Axel menaikan kedua alisnya berkali-kali.

Alexa memutar bola matanya, "kepo banget sih lo," ia kembali melanjutkan perjalanannya yang kini diikuti Axel.

"Lo nggak sopan banget sih kemaren, ada tamu di rumah lo, malah lo tinggal ke kamar," protes Axel.

"Biarin. Lo juga nggak sopan, makan seenaknya aja di rumah gue,"

"Hehe itu namanya mengambil kesempatan dalam kesempitan," Axel cengengesan memamerkan giginya.

"Terserah lo deh,"

--

Kini, Alexa dan Rizka berada di kantin. Jarang sekali Alexa pergi ke kantin karena biasanya ia dibawai bekal oleh ibu nya, tapi kali ini ia tidak bawa bekal karena Caca tadi pagi bangun kesiangan.

"Lo biasanya jajan apa Riz di kantin?" tanya Alexa.

"Gado-gado. Enak deh," Alexa mengangguk lalu ikut mengantri di stan gado-gado.

Setelah memesan, mereka pun duduk di salah satu bangku yang tersedia di kantin.

"Riz, hehe," Alexa senyum-senyum malu membuat Rizka heran "Gue mau cerita."

"Cerita apa?"

"Ini soal Alex,"

Mata Rizka membulat "Kenapa Alex? Cerita dong,"

"Semalem dia nelpon gue ngajak jalan bareng Hari Sabtu nanti!"

Mulut Rizka menganga tidak percaya "Serius? Kok bisa? Duh, Alexa! Gue envy... lo udah ngeduluin gue aja sih, gue kapan coba diajak jalan sama cowok?" Rizka memanyunkan bibirnya.

"Ih, Rizka, pasti suatu saat nanti ada kok. Tenang aja, gue percaya kok," Rizka hanya tersenyum simpul mendengar itu.

****

kalian ship siapa nih? Alexa-Axel atau Alexa-Alex? huahaha

2 Februari 2015

Alexa & AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang