Hari yang sudah ditunggu-tunggu Alexa akhirnya tiba juga. Ia menatap dirinya di kaca, sambil membayangkan acara dating nya dengan Alex. Akankah lancar? Atau justru jadi berantakan? Segala pertanyaan kini memasuki kepalanya.
Alexa memakai kaos putih polos, jaket jeans, celana jeans, dan sepatu kets warna putih, membuat ia terlihat sangat cerah hari ini. Ia menuruni anak tangga dengan riangnya, Caca tersenyum melihat anak bungsu nya itu.
"Mau kemana sih anak mama yang cantik ini?" tanya Caca.
"Iya, mau ke mana lo?" celetuk Tama dari ruang televisi yang tak kalah kepo nya.
"Mau pergi ma, sama temen hehe,"
"Temen apa temen?" tanya Tama dengan matanya yang tetap fokus pada layar televisi.
"Temen kok, ih," Alexa memanyunkan bibirnya.
Terdengar suara klakson mobil dari luar rumah. Alexa langsung cepat-cepat lari menuju teras, begitu juga dengan Caca karena ia kepo dengan teman Alexa yang satu ini. Sementara Tama tidak peduli, ia tetap menonton televisi karena film kartun berjudul Finding Nemo kesukaannya itu sedang tayang di Disney Channel.
Alex turun dari mobilnya. Alexa menepuk jidatnya dan Caca tersenyum melihat calon menantu nya kini ada di hadapannya.
"Pagi, tante," Alex sungkem tangan Caca.
"Pagi, A...?"
"Lex. Ini Alex," ucap Alexa membuat Caca mengangguk.
"Oh bagus deh kalo kamu perginya sama Alex. Jangan sama si Axel itu, mendingan sama Alex hehe," ucap Caca membuat Alex tersenyum mendengar pujian itu.
"Emang! Ya udah deh ma, Alexa pergi dulu ya, bye," Alexa melambaikan tangan pada ibu nya.
"Have fun ya, kalian. Alex, jaga anak tante ya!"
"Siap, tante!"
Mereka pun masuk ke mobil Alex dan Alex kini melaju ke tempat tujuan.
"Oh ya, kita mau nonton di mana?" tanya Alex dengan pandangan yang fokus terhadap jalanan.
"Terserah lo, Lex,"
"Jangan terserah gue dong. Terserah lo aja,"
"Kok gue? Kan lo yang ngajak," ucap Alexa.
"Ya udah. Kalo gitu kita ke Mangga Dua aja ya? Atau mau ke Tanah Abang?" tanya Alex menahan tawa.
"Ih, jangan ke sana,"
"Katanya terserah gue, jadi maunya ke mana dong?"
"Senayan City aja kali ya?"
"Siap, tuan putri," Alexa tertawa kecil.
Senayan City
Sesampainya, mereka langsung mengantri di bioskop. Tertera di layar bahwa harga per tiket adalah Rp. 75.000,- Alexa langsung mengambil dompetnya untuk bersiap-siap bayar di kasir.
Alexa membuka tas nya. Matanya membulat kaget saat ia tidak dapat menemukan dompet nya di tas. Hanya terdapat handphone, power bank, kabel data, dan lipgloss di sana, membuat ia rasanya ingin pulang saja. Bagaimana bisa di kencan pertama nya ia justru lupa bawa dompet? Eh, apa ini bisa dibilang kencan?
"Alex," panggil Alexa sambil cengengesan.
"Kenapa?" tanya Alex halus.
"Sorry banget ya. Sorry banget nih. Gue lupa bawa dompet, Lex. Duh, gimana ya?" Alexa menggigit bibir bawah nya.
Alex tertawa. "Santai aja kali. Gue bayarin kok, tenang aja,"
Mata Alexa membulat. "Ih jangan gitu Lex. Gue janji, Senin besok gue bakal langsung ganti uang nya,"
Alex tertawa lagi. "Santai aja kali Lex. Ngga apa-apa kok," tak terasa kini giliran mereka di kasir.
"Film Single, mbak," ucap Alex lalu perempuan yang duduk di sana, mulai menggerakan mouse komputer nya.
"Duduk di mana, mas?"
"Sini aja deh," Alex menunjuk barisan kursi yang tertera di layar komputer, yang terdapat di barisan kedua dari belakang.
"Untuk berapa orang?"
"Dua,"
"Baik, total nya Rp 150.000,- Single. Pukul 13.30. Kursi B15 dan B16, ya," ucap si wanita kasir lalu memberikan tiket itu pada Alex dan Alex memberikan tiga lembar uang Rp. 50.000,-
"Iya. Makasih mbak," Alex dan Alexa kini keluar dari bioskop.
"Makasih banget ya, Lex. Maaf banget loh udah ngerepotin," ucap Alexa sambil tertunduk.
"Hahaha santai Lex. Oh ya, makan yuk, laper nih,"
"Ih, kan udah gue bilang kalo gue nggak bawa uang,"
"Ya ampun, harus gue bilang berapa kali sih Alexa? Kan bakal gue yang bayarin," ucap Alex. Alexa hanya bisa cengengesan sambil mengusap tengkuknya itu.
Mereka memasuki Restoran Jepang bernama Sushi Tei itu. Melihat seorang pelayan yang sedang membawakan sushi membuat Alexa menjadi lapar.
Mereka pun duduk di salah satu bangku di sana. Sambil menunggu pesanan, mereka pun berbincang-bincang.
"Eh, gimana di sekolah baru?" tanya Alexa membuka percakapan.
"Asik kok. Beda banget sama sekolah gue yang dulu. Sekolah gue yang dulu mah senioritas banget, beda banget sama yang di sini," cerita Alex.
"Oh ya? Emang dulu lo dari mana sih?"
"Dulu gue sekolah di Bogor. Tapi, karena nyokap gue ada kerjaan di Jakarta, jadinya pindah ke sini deh. Gue sebenernya seneng banget pas tau pindah ke Jakarta. Udah sumpek banget sekolah di situ," keluh Alex.
Alexa tertawa. "Emang senioritasnya parah banget?"
"Iya. Pernah ya, gue di suruh sama senior gue untuk beli bakso sama teh botol di kantin. Tapi dikasih uang cuma Rp. 2000,- dan gimana pun caranya harus bisa kebeli. Gila kan?"
Lagi lagi Alexa tertawa, "gila ya senior lo itu. Terus akhirnya gimana?"
"Ya, jadinya gue yang nombok. Terus anak-anak kelas sepuluh nggak boleh pake lapangan buat main kecuali pas pelajaran olah raga aja. Sinting dah," Alex jadi gregetan sendiri mengingat masa suram nya saat bersekolah di Bogor.
"Ih, untung sekolah kita nggak gitu ya. Oh ya, menurut lo Kak Tama tuh orang nya gimana?"
"Kak Tama itu... orang nya tegas, adil, friendly, dia nggak bedain mana temen seangkatan, mana adek kelas nya. Terus dia itu kalo salah, ngaku. Pokoknya jiwa ketua nya hebat deh," puji Alex membuat Alexa sedikit mual mendengarnya.
Makanan yang mereka pesan pun tiba, mereka memakan makanan mereka masing-masing dengan lahap.
****
lol. is it dating or nah?!
3 Februari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa & Axel
Teen Fiction[DI PRIVATE] Sekolah yang dijadikan Alexa tempat untuk ia belajar selama di SMA, dimasuki oleh murid baru bernama Axel. Wajahnya yang tampan, membuat Alexa jatuh cinta. Tapi, setelah mengetahui sifat Axel yang menyebalkan membuat Alexa kesal pada Ax...