Lunch Box

11.5K 917 47
                                    

Alex dan Axel tampak sedang berbincang tentang sesuatu, tapi Alexa pura -pura tidak peduli. Ia lebih memfokuskan perhatiannya pada Toby agar terlihat tak peduli, walaupun sebenarnya terkadang ia mencuri pandang pada Alex.

Tak berapa lama, Axel berjalan kembali ke arah Alexa lalu menyalin jawaban temannya itu. "Itu kembaran lo Xel?" tanya Alexa pura-pura bodoh.

"Iya. Namanya Alex. Kenapa? Lo naksir sama dia?" balas Axel dengan wajah senga dan merendahkan Alexa. Menurut Axel, Alexa gak cocok sama Alex, walau nama dan kelakuannya sama.

"Apaan sih, ngga kok." Alexa membuang mukanya sedikit.

"Jangan berharap banyak deh lo sama dia, lo sama dia tuh bagaikan langit sama got. Alex langitnya, lo got nya."

Alexa menatap Axel geram "Songong banget sih lo jadi anak, issh."

Axel hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Sementara Alexa terkadang masih menoleh ke arah Alex, yang juga sedang berbincang dengan teman-teman lainnya di taman. Pipinya merona melihat tawa Alex yang manis itu.

"Woy, udah gue bilang jangan ngarep sama dia." Ucap Axel sambil fokus menyalin tulisan-tulisan terkutuk ini.

"Apaan sih lo. Buruan deh kerjain." Alexa mendengus kesal, sementara Axel tertawa kecil.

"Akhirnya selesai juga," Axel tersenyum bangga melihat hasil kerja nya itu.

"Ya udah sini buku gue. Lagian kan udah istirahat, gue mau ke kelas." Tangannya terulur dengan telapak tangan terbuka meminta bukunya.

"Eit, ada syaratnya." Ucap Axel dengan wajah jahilnya.

Alexa memutar bola matanya, "Syarat apa lagi?"

"Lo harus kasih bekal lo ke gue."

Mata Alexa membulat. Ia rasa kesialan benar-benar memihaknya kali ini. Hari ini ia harus berkorban untuk menyelamatkan kucing dan bukunya dari setan kejam yang ada di hadapannya ini. Tapi, ia masih mencoba untuk tidak menuruti perintah Axel "Dih apaan sih. Gue ngga mau. Sini buku gue." Dia berusaha meraih bukunya tapi Axel mengangkat tinggi buku itu membuat Alexa kewalahan mengambilnya.

"Tinggal kasih bekal lo aja kok, susah amat sih."

Alexa langsung teringat kalau ia memiliki dua bekal. Satunya lagi yang diberikan oleh Selly tadi pagi. Ia pun mengangguk setuju"Ya udah deh. Kebetulan gue bawa dua bekal."

"Yes! Gitu dong. Dari tadi kek." Wajah sumringah milik Axel kini dapat dilihat Alexa.

Alexa mendengus kesal lalu pergi ke kelas, diikuti oleh Axel.

Sesampainya di kelas, Alexa membuka resleting tas nya dengan kesal, sebenarnya ia gak rugi-rugi banget buat kasih bekal ke Axel, tapi wajah Axel yang menyebalkan itu membuat Alexa geram "Nih bekal buat lo." Ucap Alexa ketus lalu memberikan kotak bekal berisi macaroni schotel itu kepada Axel.

Mata Axel berbinar begitu membuka isi kotak bekal itu. Suara perutnya terdengar sangat jelas di telinga Alexa membuat Alexa menahat tawanya.

Kevin, Tomy, dan Michael kini menghampiri Axel. Tiga sekawan yang terkenal merupakan pentolan sekolah, pembuat onar, dan juga tukang bully itu kini berteman dengan Axel.

"Wis, dapet makanan lu, bro? Bagi-bagi dong." Ucap Michael lalu merangkul Axel.

"Enak aja. Beli sendiri." Ucap Axel lalu menjulurkan lidahnya.

"Lo dapet bekal dari Alexa? Ciee." Ejek Kevin sambil tertawa.

"Apaan sih. Gue cuma ngerampas makanan dia. Orang ganteng mah bebas." Ujarnya dengan bangga karena memiliki wajah tampan.

"Eh, itu dia bawa bekal satu lagi," kini Tomy menunjuk bekal di meja Alexa dengan dagunya "Ngga lo ambil dua-duanya aja Xel?"

"Oh iya," Axel berniat ingin mengambil kotak bekal itu, tapi tangan Alexa kali ini lebih lincah dari Axel, ia langsung mengangkat kotak bekal itu dan berjalan jauh dari Axel, sehingga Axel tidak bisa mengambilnya. "Pelit lo Lex, gue cuma mau liat. Siapa tau yang itu lebih enak jadi bisa dituker." Ucapnya tak tau diri.

"Ngga enak kok. Isinya jengkol sama pete. Udah sana pergi." ucap Alexa berbohong melindungi bekal buatan Ibunya itu.

"Halah, boong lo. Sini bekal nya."

"Nggak."

"Sini."

"Nggak."

"Eh, ada Toby!"

"Mana?" Alexa yang menjadi tidak fokus pada kotak bekal tersebut membuat Axel bisa merebut nya. "Ih, Axel!"

Axel tertawa lalu membuka kotak bekal itu "Wah, salmon, bro! Lumayan nih, gue makan ginian bisa bikin otak gue cemerlang."

"Axel, balikin!" dahi Alexa mengernyit dan tangannya terulur untuk meminta kembali kotak bekalnya, padahal ia tau dengan cara seperti itu tak akan membuat Axel berbaik hati memberikan bekal itu pada Alexa.

"Cium dulu." Axel menunjukan pipi nya sambil tersenyum, membuat lesung pipi nya yang tidak terlalu mencolok itu bisa terlihat.

"Ewh."

"Bro, mending lo balikin deh tu bekal." Ucap Tomy sambil menatap iba kotak bekal itu.

"Lah? Ngapa dah?" Axel jadi bingung dengan temannya yang satu ini, bukannya senang melihat Axel membully salah satu anak, malah disuruh balikin bekalnya.

Tomy berbisik "Dia itu adeknya Pratama Andrian. Daripada lo abis nantinya, mending lo balikin aja tuh bekal."

Dahi Axel mengerut, ia tidak percaya dengan apa yang sudah dikatakan Tomy. Axel sekarang menatap Alexa heran "Yakin lo? Anak culun kayak dia adeknya si Tama?"

Tomy mengangguk mantap, begitu juga dengan teman-temannya.

"Ah peduli amat. Pokoknya gue mau salmon ini. Nih, macaroni nya aja yang buat lo." Axel memberikan kotak bekal itu pada Alexa dan meninggalkannya, membuat wajah Alexa kini sangat kusut.

****

lol hahahaha this chapter is so short T_T i'm a little bit rushing, so sorry for this short chpater hehehee

dont forget to leave vomment ya kawand2 muah

25 Januari 2016

Alexa & AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang